Homili Hari Raya Santo Yusuf 19 Maret 2021

HARI RAYA St. YUSUF, Suami SP. MARIA
2Sam. 7:4-5a,12-14a,16;
Mzm. 89:2-3,4-5,27,29;
Rm. 4:13,16-18,22;
Mat. 1:16,18-21,24a

Milikilah hati seorang bapa

Pada hari ini kita mengenang sosok Santo Yusuf, suami Santa Perawan Maria. Tentu saja hari ini menjadi hari yang istimewa sebab kita mengenang dan merayakan pestannya di tahun yang dikhususkan baginya sebagai tahun Santo Yusuf. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pada tanggal 8 Desember 2020 yang lalu, Bapa Suci Paus Fransiskus telah mengeluarkan sebuah Surat Apostolik berjudul Patris Corde (Dengan Hati Seorang Bapa). Surat Apostolik Patris Corde ini menginspirasikan kita semua untuk mengenang dan mengenal lebih dalam lagi sosok Santo Yusuf di tahun yang ditetapkan sebagai tahun Santo Yusuf dari tanggal 8 Desember 2020 sampai 8 Desember 2021. Tahun Santu Yusuf membantu kita untuk mengingat kembali 150 tahun Beato Pius ke IX pada tanggal 8 Desember 1870 menjadikan Santo Yusuf sebagai pelindung Gereja Universal. Para Paus lain yang memberi gelar tertentu kepada Santo Yusuf adalah Paus Pius ke XII. Ia menggelari Santo Yusuf sebagai pelindung para pekerja dan Paus Yohanes Paulus II menjadikan Santo Yusuf sebagai Penjaga Sang penebus.

Apa yang istimewa dari Surat Apostolik Patris Corde ini? Kita selalu mengenal sosok Santo Yusuf yang bekerja sebagai tukang kayu untuk melayani keluarga kudus dan tentu saja bagi keselamatan umat manusia di belakang layar. Meskipun demikian ia menunjukkan kebajikan-kebajikan istimewa bagi kita semua. Di masa pandemi ini santo Yusuf kiranya memberi inspirasi yang tepat bagi para tenaga medis dalam melayani para korban covid-19, di samping para guru, pekerja publik, dan para relawan, yang memberi dirinya bagi keselamatan umat manusia.

Dalam Surat Apostolik Patris Corde ini, Paus Fransiskus menggambarkan sosok Santo Yusuf yang istimewa. Ada tujuh hal istimewa dalam diri Santo Yusuf yang patut kita ikuti yakni Yusuf adalah seorang bapak yang dikasihi, seorang bapak yang lembut dan penuh kasih, seorang bapak yang taat, seorang bapak yang menerima, seorang bapak yang berani secara kreatif, seorang bapa yang bekerja dan seorang bapa dalam bayang-bayang atau yang tersembunyi. Ini adalah ketujuh sifat khas dari Santo Yusuf yang patut kita ikuti sepanjang hidup kita.

Bagaimana kita memahami secara sederhana ketujuh sifat khas Santo Yusuf ini? Pertama, Santo Yusuf sebagai seorang bapak yang dikasihi. Kita mengenalnya sebagai suami Bunda Maria dan Bapa pemelihara Yesus. Ia memberikan dirinya secara total untuk melayani keluarga kudus dan ini berarti ia sepenuhnya melayani Tuhan. Ia layak menjadi bapa yang dikasihi. Kedua, Yusuf sebagai bapak yang lembut dan penuh kasih. Ia mendampingi Yesus supaya bertumbuh supaya menjadi sungguh-sungguh sebagai manusia dan sebagai Allah. Ia sosok bapak yang hebat karena melindungi dengan kehangatan dan kasih sayang. Ketiga, Yusuf sebagai bapak yang taat kepada kehendak Tuhan. Ia menerima Maria dalam hidupnya, ia juga menerima Yesus dan menjadi bapak pemelihara. Keempat, Yusuf sebagai bapak yang selalu siap untuk menerima. Dalam Injil digambarkan bagaimana Yusuf bergumul dengan dirinya di hadapan Tuhan untuk menerima Maria sebagai istrinya. Ia menghargai nilai hidup Maria sebagai seorang perempuan.

Kelima, Santo Yusuf adalah sosok bapak yang berani secara kreatif. Ia menghadapi banyak kesulitan namun tetap setia dan tekun serta berani menghadapi semua kesulitan. Di Betlehem Yusuf menunjukkan keberanian dan bersikap kreatif dalam mencari tempat penginapan, menyiapkan palungan. Hal yang sama terjadi di Mesir dan Nazaret. Keenam, Yusuf adalah seorang bapak yang bekerja. Kita mengenalnya sebagai tukang kayu. Ia tekun dan mencintai pekerjaannya supaya bisa menghidupi keluarga kudus. Yesus sendiri nantinya disebut Anak tukang kayu. Dia menjadi model pekerja dari masa ke masa. Ketujuh, Yusuf adalah seorang bapak yang tersembunyi atau dalam bayang-bayang. Yusuf menjadi tanda kehadiran Allah Bapa yang mengasihi Anak-Nya yang tunggal. Kehadiran Allah yang tersembunyi di dalam dirinya.

Ketujuh sifat khas Yusuf ini sangat menginspirasi kita semua. Di dalam setiap keluarga manusia kita membutuhkan sosok santo Yusuf yang menginspirasi semua Bapak supaya menjadi serupa dengan santo Yusuf di hadirat Tuhan dan sesama. Yusuf memiliki fiat yang kiranya menginspirasi semua ibu di dalam keluarga untuk memiliki kebajikan-kebajikannya santo Yusuf. Para orang tua menjadi Yusuf masa kini yang bekerja tersembunyi bagi keluarga. Anak-anak juga bisa belajar dari kehidupan Santo Yusuf untuk membaktikan diri di dalam keluarganya. Para pekerja dan pelayan-pelayan di masa pandemi ini dapat belajar dari kehidupan Santo Yusuf. Semoga dengan merayakan hari istimewanya ini, Santo Yusuf menjadi berkat bagi kita semua dalam melayani dan mengasihi Tuhan dan sesama. Milikilah hati seorang Bapa seperti santo Yusuf.

P. John Laba, SDB