Food For Thought: Terbaik bagimu…

Yang terbaik bagimu!

Saya mendapat sebuah video tentang bencana banjir badang di Pulau Lembata. Dalam video berdurasi sekitar 30 detik itu dikisahkan tentang sebuah Gereja yang diterjang banjir badangdi mana masih kelihatan patung Bunda Maria, patung Hati Kudus Yesus, Salib dengan corpus masih tergantung di dinding dan tabernakel juga masih utuh. Ada suara tangisan penuh syukur kepada Tuhan Yesus untuk pengalaman ini. Saya memaknai video singkat ini sebagai ungkapan nyata devosi populer anak-anak Tuhan. Di masa yang sulit masih ada orang yang tidak meninggalkan Tuhan. Saya pernah menyaksikan di tempat lain, para pengungsi yang pergi mengungsi dengan membawa patung Bunda Maria dan Salib Tuhan Yesus Kristus. Mereka boleh kehilangan barang lainnya tetapi tidak untuk benda-benda devosional karena bagi mereka itu barang suci, miliknya Tuhan.

Pada hari ini saya merasa sangat dikuatkan oleh Santo Lukas dalam Kisah Para Rasul. Ia mengisahkan tentang Petrus dan Yohanes yang pergi ke Bait Allah jam tiga petang untuk berdoa. Ketika itu ada seorang laki-laki yang sakit lumpuh dan harus diusung oleh teman-temannya dan diletakkan di Gerbang Indah untuk memintah sedekah. Barangkali sosok ini mirip dengan orang-orang tertentu yang saat ini ‘dipakai’ geng tertentu untuk mengemis di lampu merah dan kadang-kadang mengganggu lalu lintas kendaraan. Ia pun meminta sedekah pada Petrus dan Yohanes yang sedang menuju ke dalam ruangan Bait Allah.

Petrus dan Yohanes memandangnya dengan penuh kasih. Mereka mengajak dia untuk memandang kea rah mereka. Padas saat itulah Petrus menyadarkannya: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” (Kis 3:6). Petrus membantu memegang tangannya dan saat itu ia menjadi sembuh. Peristiwa penyembuhan ini membawa dampak yang sangat positif kepada orang-orang yang sedang siap untuk berdoa di dalam Bait Allah. Mereka memuji Allah, takjub dan tercengang karena mukjizat ini.

Pada masa pandemi ini kita menjumpai banyak orang yang menderita dan membutuhkan pertolongan.Para saudari dan saudara yang berada di NTB, NTT dan di Timor Leste mengalami badai Siklon Tropis Serja (STS). Ada yang kehilangan segalanya, ada yang masih tertimbun di bawah tanah longsor, ada yang mengungsi di tempat lain. Kita dapat merasakan betapa menderitanya mereka, lagi pula di masa pandemi ini. Hal yang menarik perhatian kita adalah masih banyak Petrus di dalam Gereja. Berbagai gerakan untuk kemanusiaan dengan label peduli NTT, peduli Adonara, peduli Lembata di galakan di mana-mana. Orang-orang berdarah NTT di diaspora terpanggil untuk ikut terlibat memberikan Yesus dan ‘emas’ kepada mereka yang saat ini sangat membutuhkan.

Pada masa-masa seperti ini kita semua terpanggil untuk menunjukkan kepedulian kepada sesama yang sangat membutuhkan. Kepeduliaan lintas batas, tanpa memandang siapakah orang itu, agama, suku dan rasnya apa. Bahwa dia manusia layaklah untuk ditolong. Kita semua harus merasa dipanggil Tuhan dan Gereja untuk semakin mengasihi, semakin terlibat dan semakin menjadi berkat bagi semua orang.

Semoga Tuhan memberkati kita semua. Jangan lupa, berilah yang terbaik darimu bagi mereka yang sangat membutuhkan.

P. John Laba, SDB