Homili 15 Maret 2023

Hari Rabu Pekan III Prapaskah
Ul. 4:1,5-9
Mzm. 147:12-13,15-16,19-20
Mat. 5:17-19

Kesetiaan Hidup

Ada sebuah pertanyaan bagi kita: “Apakah anda setia dalam hidupmu sepanjang hari ini?” Pertanyaan tentang sikap setia dalam hidup bersama di dalam sebuah keluarga, di dalam membangun relasi antar pribadi dan dalam menghayati panggilan dan pelayanan kita. Mungkin saja anda dan saya menjadi pribadi yang setia sepanjang hari ini, mungkin juga tidak setia dalam hidup sepanjang hari ini. Kesetiaan memang mahal makanya susah mencari pribadi yang setia. Santa Theresia dari Kalkuta mengatakan bahwa ‘setia dalam hal-hal kecil adalah hal yang luar biasa’. Kadang setia pada hal yang kecil saja sulit apalagi setia pada hal-hal yang besar.

Masa prapaskah menjadi kesempatan bagi kita untuk membangun semangat pertobatan. Jalan pertobatan bagi kita adalah sebuah jalan kesetiaan untuk menghayati hidup sebagai sebuah anugerah dari Tuhan. Kita setia melakukan ketetapan dan peraturan yang Tuhan berikan kepada kita supaya layak menjadi anak Tuhan yang terbaik.

Pada hari ini kita mendengar bagaimana Musa mengingatkan bangsa Israel untuk menjadi pribadi yang setia kepada Tuhan. Tuhan meminta Musa untuk mengajarkan peraturan dan ketetapan-Nya dan mengharapkan supaya mereka setia melakukannya. Musa berkata: ”Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh Tuhan, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya.” (Ul 4:5). Kalau saja mereka setia melakukan ketetapan dan peraturan Tuhan dalam hidup mereka maka mereka benar-benar menjadi bijak dan berakal budi di dalam hidup. Ini adalah sebuah harapan untuk menjadi setia. Mereka berusaha untuk setia meskipun banyak kali mereka juga masih belum setia kepada Tuhan. Pokoknya kita banget!

Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa Dia datang ke dunia untuk menggenapi atau menyempurnakan hukum Taurat dan Kitab para Nabi. Penggenapan yang dilakukan Yesus adalah dengan memberikan perintah baru yakni perintah kasih. Yesus setia melakukannya dengan mengasihi sampai tuntas. Kita berusaha mengasihi Tuhan dengan totalitas hidup kita dan mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri kita. Hidup dalam kesetiaan merupakan wujud nyata kasih dan kebaikan kepada Tuhan dan sesama manusia. Kesetiaan lalu menjadi sebuah pertobatan yang nyata.

P. John Laba, SDB