Homili Vigili Paskah – Malam Paskah 2023

Vigili Paskah – Malam Paskah
Kej 1:1.26-31
Mzm 104:1-2a.5-6.10.12.13-14.24.35c
Kel 14:15-15:1
MT Kel.15: 1-2.3-4. 5-6. 17-18
Yes 55: 1-11
MT. Yes 12:2-3.4bcd.5-6
Rom 6:3-11
Mzm. 118: 1-2.16ab-17.22-23
Mat 28:1-10.

Hidup Baru dalam Kristus

Kita memasuki Vigili Paskah pada malam hari ini. Ini adalah malam berjaga-jaga bagi kita semua untuk menantikan kebangkitan Kristus. Ada beberapa simbol penting yang membantu kita untuk bertumbuh dan memiliki hidup baru dalam Kristus. Pertama, adalah Lilin Paskah sebagai bagian cahaya yang mengawali perayaan kita pada malam hari ini. Dimulai dengan pemberkatan api yang baru, dan pemberkatan lilin Paskah dengan simbol-simbol yang digoreskan pada lilin. Doa terakhir yang diucapkan imam dalam menyiapkan lilin Paskah adalah: “Semoga cahaya Kristus yang bangkit mulai menghalau kegelapan dari hati dan budi kita.” Kedua, Sabda Tuhan mengarahkan kita pada sejarah keselamatan. Dari kisah penciptaan di mana Tuhan menciptakan segala sesuatu baik adanya namun manusia menyalahgunakan kebebasannya sehingga jatuh ke dalam dosa. Akibat dosa adalah penderitaan, kemalangan dan kematian. Tuhan menunjukkan kerahiman-Nya bagi manusia dengan membebaskan manusia dari kematian akibat dosa. Rencana dan kehendak Tuhan menjadi sempurna dalam diri Yesus Kristus, sang Anak Allah, satu-satunya Penyelamat kita. Ketiga, Sakramen Pembaptisan merupakan saat pengudusan bagi kita semua. Kita semua membaharui janji baptis kita dan bertekad untuk hidup baru di dalam Kristus. Memang melalui sakramen pembaptisan kita semua mati bersama Kristus dan bangkit bersama-Nya. Sebab itu kita benar-benar hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Ini adalah beberapa hal yang menjadi kenangan indah di Malam Paskah. Keempat, kita semua dipanggil untuk menjadi saksi kebangkitan Kristus. Kita membawa sukacita kebangkitan yang kita rasakan dalam Ekaristi malam ini kepada semua orang dengan ‘menyembuhkan yang sakit’ dan ‘mendamaikan mereka yang bermusuhan’ supaya mereka sungguh-sungguh menjadi bagian dari Kristus yang bangkit.

Tuhan Yesus Kristus adalah cahaya yang menghidupkan dan menganugerahkan sukacita karena memenangkan maut. Hal ini tentu digambarkan dengan jelas oleh suasana yang kita alami secara simbolis pada malam hari ini. Yesus menjadi lilin yang bercahaya dan menerangi kegelapan malam ini. Dengan menyanyikan ‘Terang Kristus’ kita menyampaikan kepada dunia yang gelap bahwa ada Yesus yang menjadi terang bagi dunia. Ia sendiri bersabda: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikuti Aku, ia akan mempunyai terang hidup” (Yoh 8:12; 9:5). Dia juga mengharapkan supaya kita yang mengikuti-Nya menjadi terang bagi dunia dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik (Mat 5: 14). Tuhan mulai menciptakan dunia dan isinya dari kegelapan menuju terang. Hidup kita juga banyak kali dikuasai kegelapan dan butuh transformasi radikal untuk menjadi hidup dalam terang. Lilin Paskah menjadi lambang Kristus yang rela kehilangan hidup-Nya untuk menerangi hidup lama kita yang penuh dengan kegelapan.

Tuhan menyapa kita melalui Sabda-Nya yang begitu bermakna. Tuhan mulanya menciptakan segala sesuatu baik adanya. Manusia laki-laki dan perempuan pun ciptakan sesuai dengan gambar Allah sang Pencipta (imago Dei). Ia menugaskan manusia untuk menjadi administrator bagi ciptaan di atas bumi. Tuhan bersabda kepada manusia: ”Beranakcucu dna bertambah banyaklah; penuhilah bumi dan taklukanlah, berkuasalah atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kej 1: 28). Tuhan juga memberi makanan kepada manusia dari tumbuh-tumbuhan yang berbiji. Maka dalam rencana Tuhan begitu baik dan mulianya manusia sebagai ciptaan-Nya. Namun manusia jatuh dalam dosa. Manusia tidak setia kepada Tuhan sehingga jatuh ke dalam dosa. Tuhan tetap setia kepada manusia dengan melepaskan manusia dari berbagai belenggu kehidupan. Tuhan melakukannya dengan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Mereka dapat menyeberangi Laut Merah dengan melewati tanah yang kering. Sekali lagi sakramen Pembaptisan menjadi penting bagi kita karena merupakan saat untuk keselamatan bagi kita.

Tuhan tetap memiliki rencana untuk menyelamatkan manusia dengan menunjukkan rasa empati-Nya kepada manusia. Tuhan mengajak manusia untuk datang kepada-Nya sebagai sumber hidup yang menguatkan. Ia berkata: “Hai kamu semua orang yang haus, marilah dan minumlah! Dan kamu yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli, dan makanlah, munumlah anggur dan susu tanpa bayar.” (Yes 55:1). Tuhan juga berkata: “Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku, dengarkanlah aku maka kamu akan hidup.” (Yes 55:3). Tuhan melalui nabi Yesaya juga menekankan pentingnya pertobatan yang radikal di dalam diri kita dan bahwa Firman Tuhan benar-benar merupakan Firman yang hidup karena dapat dihayati dalam hidup setiap hari.

Santo Paulus dalam Epistola mengatakan bahwa kita semua yang telah dibaptis di dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya. Konsekuensinya adalah melalui pembaptisan, kita semua dikuburkan dalam kematian bersama Dia, sama halnya Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Di sini kita melihat dampak sakramen Pembaptisan di dalam hidup kristiani kita yaitu persekutuan yang mendalam dengan Tuhan Yesus Kristus sendiri. Persekutuan yang dimaksudkan di sini adalah persekutuan dalam kematian dan kebangkitan bersama-Nya. Kita semua mati karena dosa dan hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

Tuhan Yesus menunjukkan keteladanan hidup baru dalam Paskah-Nya. Dia menderita sengsara, wafat dan bangkit dari kematian. Pertanyaan bagi kita adalah apakah Yesus sungguh bangkit dari kematian? Jawabannya adalah Ya, Dia sungguh bangkit! Penginjil Matius menceritakan bahwa setelah Hari Sabat, menjelang fajar menyingsing Maria Magdalena dan Maria yang lain menengok kubur Yesus. Ada fenomena alam yang menakutkan, dan nampak juga seorang malaikat yang berpakaian putih laksana salju. Malaikat meyakinkan Maria Magdalena dan Maria yang lain bahwa Yesus yang tersalib itu sudah tidak ada lagi. Dia sudah bangkit sebagaimana Ia telah mengatakannya sendiri. Yesus sungguh bangkit dan mendahului mereka ke Galilea. Dalam hati para perempuan itu ada rasa sukacita yang besar.

Perayaan Ekaristi Vigili Paskah memanggil kita untuk mengimani Yesus yang bagkit dari kematian. Dia menjadi terang dunia dan memberi hidup baru kepada kita semua. Kita sudah ditebus-Nya dengan darah-Nya yang mulia. Santo Petrus berkata: “Sebab kamu tahu bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” (1Ptr 1:18-19). Mari kita memiliki hati penuh sukacita untuk bersaksi bahwa Ia sungguh telah bangkit dan sudah mendahului ke Galilea. Dia Galilela, di tempat di mana kita berpijak kita akan bertemu dengan Yesus.

Saya mengakhiri Homili ini dengan mengutip Santo Agustinus. Ia berkata: “Kematian Tuhan, Allah kita, janganlah menjadi aib bagi kita, tetapi sebaliknya, kematian-Nya adalah pengharapan kita yang terbesar, kemuliaan kita yang terbesar. Dengan menanggung kematian yang Ia temukan di dalam diri kita, Ia telah dengan sangat setia berjanji untuk memberikan kita kehidupan di dalam Dia, yang tidak dapat kita miliki dari diri kita sendiri.” Selamat memasuki Hari Raya Paskah 2023.

P. John Laba, SDB