Food For Thought: Kawan sekerja dan Tuhan

Kawan sekerja dalam Tuhan

Kita semua mengalami dan memiliki kawan sekerja. Misalnya, para suami dan istri boleh dikatakan sebagai kawan sekerja dalam membangun sebuah keluarga baru. Keduanya menata keluarga sepanjang hidup, sampai maut memisahkan mereka. Ada juga pribadi-pribadi tertentu yang menjadi kawan sekerja dalam kategori profesionalisme dalam bidang tertentu. Mereka berusaha menata pengalaman dan profesionalisme mereka. Dan masih banyak contoh lainnya.

Saya tertarik dengan pengakuan santo Paulus yang menganggap Apolos sebagai kawan sekerjanya (1Kor 3:9). Paulus melakukan tiga kali perjalanan misioner untuk mewartakan Injil dan membangun jemaat-jemaat di berbagai tempat. Pada sekitar tahun 50 M, terutama menjelang akhir perjalanan misionernya yang kedua, ia mendirikan jemaat di Korintus. Ia sempat tinggal selama 18 bulan di Korintus, sebelum ia melanjutkan perjalanannya ke Efesus, di Pantai barat Turki saat ini. Perjalanan yang ditempuh Paulus dari Korintus ke Efesus diperkirakan sekitar 290 KM atau 180 mil jaraknya. Surat Palus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus, kemungkinan besar ditulisnya sekitar tahun 53–54 M di Efesus.

Mengapa Paulus ingin menulis suat kepada jemaat di Korintus? Tentu saja ia berusaha membahas masalah-masalah yang timbul pada tahun-tahun awal setelah kunjungan misionernya, sekitar tahun 50–51 M. Surat Paulus yang pertama kepada jemaat di Korintus ini ditulis dan diperuntukan kepada sekelompok orang tertentu yang mengalami tantangan unik dalam komunitas mereka. Sebagai pesan utama dari surat pertama kepada jemaat di Korintus adalah supaya para pengikut Kristus memiliki standar integritas dan moralitas yang tinggi. Paulus tentu menuntut supaya supaya setiap orang menunjukkan cara hidup Kristus sendiri dalam hidup pribadinya.

Paulus sendiri memiliku kawan kerja yang terkenal yakni Apolos. Apolos (dalam bahasa Yunani: Απολλως) adalah seorang penganut Kristen Yahudi di Aleksandria pada abad I. Namanya disebut beberapa kali dalam tulisan-tulisan Pauls. Ia memainkan peran penting dalam perkembangan awal gereja di Efesus dan Korintus. Apolos sempat menjadi pemimpin gereja di Korintus, yang didirikan oleh Paulus. Memang tidak diketahui secara persis seberapa sering Paulus dan Apolos benar-benar bertemu satu sama lain. Namun, perkataan Paulus dalam 1 Korintus 3:5-9 menunjukkan betapa mereka berdua saling menghormati satu sama lain.

Ada pertentangan di dalam tubuh Gereja di Korintus. Ada yang menganggap diri mereka sebagai pengikut Paulus, ada yang menganggap diri mereka sebagai pengikut Apolos. Bagi Paulus, orang-orang yang beranggapan demikian sebagai manusia duniawi bukan manusia rohani. Menurut Paulus, bukan golongannya sebagai Paulus dan golongan Apolos yang terpenting sebab mereka berdua adalah kawan kerja. Justru yang terpenting adalah Allah yang memberi pertumbuhan. Paulus menanam, Aplos menyiram, Allah menumbuhkannya. Ini butuh pemahaman yang mendalam.

Mari kita memeriksa diri kita di hadapan sesame dan Tuhan sendiri. Banyak kali kita menemukan Paulus dan Apolos masa kini, mungkin saja diri kita sendiri atau saudara-saudara di sekitar kita. Pribadi-pribadi ini perlu kita kagumi. Namun ada kelemahannya yakni Paulus dan Apolos masa kini tidak begitu menyadari diri sebagai yang menanam dan menyiram. Maka wajar saja kalau para fans hanya bisa sampai pada diri paulus dan Apolos masa kini, dan mereka tidak samapai kepada Tuhan. Kalau saja Paulus dan Apolos masa kini pindah dari paroki atau kelompok kategorialnya maka paroki dan kelompok kategorial nyaris kosong. Ada kebiasaan membanding-bandingkan Paulus dan Apolos masa kini. Kita perlu ingat bahwa masih ada sosok yang paling penting yaitu Tuhan yang menumbuhkan iman, diri kita di tengah dunia. Kebiasaan membuat kotak-kotak di dalam gereja tidak berguna.

P. John Laba, SDB