Orang Katolik Na-Pas itu nyata lho!
Saya mau membagi pengalaman pelayananku pada pagi hari ini. Romo Elias de Deus, SDB sebagai Pastor Kepala Paroki Maria Auxiliadora, Comoro, Dili meminta saya untuk memimpin perayaan Ekaristi Hari Raya Natal di Gereja pusat paroki. Perayaan Ekaristi dimulai tepat jam 8 pagi, dimeriahkan oleh koor yang bagus, lagu-lagu yang dipilih dapat dinyanyikan oleh semua umat yang hadir. Mereka pasti menggunakan waktu yang lama untuk berlatih. Petugas liturginya melakukan tugasnya dengan baik. Misalnya, para Lector dan penyanyi Mazmur Tanggapan, misdinar dan lainnya. Jumlah umat yang hadir sekitar dua ribuan mengikuti upacara misa Hari Raya Natal dengan baik.
Saya memberikan sebuah homili sederhana tentang peristiwa Natal sebagai kesempatan untuk ber-empati dengan sesama manusia. Yesus lahir di kota Bethlehem (Bahasa Arab: kota daging; Bahasa Yahudi: kota roti) dan dibaringkan di palungan (tempat meletakan makanan dan minuman buat domba). Natal penuh dengan simbol-simbol sederhana dan bermakna. Dia adalah Sabda yang menjadi daging dan tinggal di antara kita. Dia nantinya menjaid Roti hidup yang turun dari surga. Sejak lahir, Ia sudah dibaringkan di palungan, dan selamanya akan menjadi roti yang dibagikan sebagai santapan rohani, bukan lagi dari palungan melainkan dari altar. Maka Yesus sungguh-sungguh berempati dengan semua orang, tanpa memandang siapakah orang itu di hadapan-Nya. Natal berarti beremapati, berbelarasa, berbagi dengan tulus hati. Ada ruangan untuk orang miskin dan hina dalam peristiwa Natal.
Satu pengalaman yang menguji kesabaran saya sebagai imam dan umat yang hadir adalah saat pembagian komuni kudus. Ada dua siborium besar penuh dengan Hosti Kudus dan beberapa siborium kecil yang ada atas altar. Para suster Salesian (FMA) dan suster-suster SSpS juga para frater SDB membantu membagi komuni kudus. Mulanya saya berpikir bahwa komuni kudus pasti cukup untuk semua umat. Tetapi ternyata tidak cukup. Banyak umat yang mengantri saya minta untuk dengan tenang kembali ke tempat masing-masing. Semua berjalan dengan tenang ke tempatnya sambil menunggu suster dan frater kembali ke komunitasnya untuk mengambil Hosti Kudus. Setelah dua puluh menit, suster dan frater membawa komuni kudus dari komunitasnya dan membagikannya kepada umat yang belum menerima komuni. Memang ada umat yang nyaris menerima remah-remah, tetapi mereka tetap percaya akan menerima komuni kudus. Setelah semua umat menerima komuni kudus, masih ada sisa satu setengah Siborium. Wah, ‘mukjizat’ itu nyata.
Saya bahagia mengamati umat yang dengan tenang dan sabar mengikuti ibadat suci ini. Tidak ada keributan karena tidak menerima komuni kudus. Koornya tidak lelah menyanyikan lagu-lagu Natal dan membangkitkan semangat umat untuk tenang dan ikut bernyanyi. Sebelum memberi berkat penutup, saya mengacungkan jempol kepada mereka karena mereka menunjukan sikap dewasa dalam situasi tertentu seperti yang barusan kami alami bersama. Saya juga mengatakan kepada mereka bahwa Tuhan Yesus memang sungguh baik. Ia tidak akan membiarkan umat-Nya pergi tanpa menerima-Nya di Hari Raya Natal. Bahkan Ia membuat ‘mukjizat’ melalui para suster dan frater sehingga semua umat bisa menerima komuni kudus dan sisanya masih satu setengah Siborium. Semuanya tertawa dan bertepuk tangan dengan meriah. Natal menjadi mukjizat tersendiri bagi kami semua.
Beberapa aktivis Gereja Paroki mengatakan kepada saya bahwa umat yang hadir dalam misa pagi ini sangat banyak. Saya sendiri memperkirakan 2000-an. Banyak yang kelihatan muka baru di Gereja. Mungkin mereka berasal dari stasi-stasi terdekat atau dari paroki lain di kota Dili atau mereka baru turun dari gunung dan mau ikut misa di kota. Kemungkinan kedua adalah orang-orang katolik Na-Pas alias Natal-Paskah. Orang katolik Natal dan Paskah memang banyak tetapi Tuhan Yesus juga mengasihi mereka. Semoga komuni tahunan mereka ini mengubah mereka menjadi lebih dekat dan bersahabat lagi dengan Tuhan Yesus. Orang-orang katolik Na-Pas bercampur dengan orang-orang katolik yang rajin dan setia maka semoga ada perubahan yang lebih baik. Ini pengalamanku merayakan Natal 2018 sebagai gembala. Apa pengalaman Natalmu hari ini?
Selamat Natal 25 Desember 2018.
P. John Laba, SDB