Homili Pembaptisan Tuhan 2012

Pembaptisan Tuhan/B
Yes 55:1-11
Mzm (Yes) 12:2-3.4bcd.5-6
1Yoh 5:1-9
Mrk 1:7-11

Engkaulah AnakKu yang Kukasihi

Fr. JohnPesta Pembaptisan Tuhan merupakan hari terakhir dalam masa natal. Semua peristiwa natal yang diceritakan dalam Injil, pesan-pesan natal yang disampaikan lewat homili baik dalam ekaristi maupun ibadat natal bersama perlu diterapkan secara nyata dalam hidup pribadi maupun hidup bersama.

Sabda Tuhan dalam perayaan Pembaptisan ini membantu kita untuk mengerti dengan baik misi Yesus di atas dunia. Yesaya mengingatkan kita bahwa untuk dapat masuk dalam Perjanjian Kekal orang perlu memiliki kesadaran bahwa di hadirat Tuhan ia miskin dalam Roh, haus akan Firman Tuhan, lapar akan kehadiran Tuhan. Sikap bathin seperti ini membuat kita hanya punya satu harapan akan penyelenggaraan Tuhan di dalam hidup ini. Tuhanlah yang memenuhi semua kebutuhan hidup kita. Tuhan adalah andalan kita.

Pembaptisan Tuhan Yesus bagi Markus adalah sebuah “Epifania” baru karena menunjukkan bahwa Yesus sebagai Anak yang dikasihi Allah. Ia berusia 30 tahun dan harus mengambil keputusan yang tepat untuk melakukan kehendak Bapa. Untuk itu Dia datang dari Galilea ke Yudea kepada Yohanes untuk dibaptis. BagiNya, Yohanes adalah seorang yang sederhana, jujur, bermatiraga dan layak menjadi contoh bagi banyak orang. Ia bergabung dengan orang-orang berdosa untuk dibaptis dan nantinya Dialah yang akan membaptis dengan Roh. Di sini, Allah selalu memiliki rencana untuk menyelamatkan manusia melalui manusia sebagai pintu masukNya. Peristiwa Pembabtisan Yesus juga ditandai dengan hadirnya Roh Kudus yang turun dalam rupa burung merpati. Dan suara dari Bapa di Surga lebih mempertegas identitas Yesus: “Engkaulah AnakKu yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan.”

Pembaptisan Tuhan membuat kita menjadi sadar akan kasih Allah tanpa batas. Ia memberikan segalanya bagi kita. Iman kepada Allah Tritunggal juga diteguhkan. Yesus sang Putera dibaptis, Roh Kudus menunjukkan Pribadi Yesus dan Bapa yang mengakuiNya sebagai Anak yang Ia kasihi dan semua kasih itu ada padaNya. Kita adalah ahli waris kasih itu sendiri. Mari kita menerima Yesus dalam hidup ini. Mari kita menerima Roh yang menguduskan kita. Mari kita menerima Bapa yang mengasihi tanpa batas, yang selalu berkata kepada kita masing-masing juga: “Engkaulah anak yang Kukasihi..”

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply