Renungan 19 Januari 2012

1Sam 18:6-9.19:1-7; Mzm 6:2-3.9-10a.10b-11.12-13; Mrk 3:7-12

Engkau Anak Allah Kecemburuan! Ini kata yang cukup tepat untuk mengatakan relasi antara Raja Saul dan Daud. Setelah Daud mengalahkan Goliat dan orang-orang Filistin dipukul mundur olehnya, Daud tentu mengalami pujian banyak orang. Para wanita Israel sendiri membandingkan Saul dan Daud: Saul mengalahkan beribu-ribu musuh sedangkan Daud mengalahkan berlaksa-laksa musuh. Tentu saja sebagai raja, Saul merasa direndahkan di hadapan seorang gembala muda yang paras eloknya itu. Saul pun ingin membunuh Daud. Tetapi atas anjuran Jonathan putra Saul bahwa Daud adalah hamba Tuhan yang tak bersalah maka Ia pun kembali diterima untuk bekerja. Daud menjadi pusat perhatian banyak orang karena Tuhan berkarya pada dirinya. 
Tuhan Yesus, Anak Daud, Anak Allah pun menjadi pusat perhatian banyak orang karena pengajaran dan tanda-tanda yang Dia lakukan. Orang-orang berdatangan dari Galilea, Yudea, Yerusalem, Idumea, seberang sungai Yordan, Tirus dan Sidon untuk disembuhkan. Roh-roh jahat pun mengakui Yesus sebagai Anak Allah. Dilihat dari daerah asal orang-orang itu, Markus hendak mengatakan bahwa Tuhan Yesus menyelamatkan semua orang. Kecemburuan adalah bagian dari hidup manusia secara pribadi dan sosial. Orang menjadi cemburu ketika melihat dalam dirinya ada kekurangan sedangkan orang lain memiliki kelebihan. Orang cemburu dengan perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh sesama. Pengalaman Saul yang cemburu dan berencana untuk membunuh Daud membuka pikiran kita untuk mawas diri dalam membangun relasi dengan sesama. Selalu berbuat baik kepada sesama itu nilainya lebih luhur. 
Manusia menjadi sungguh-sungguh manusia ketika ia berbangga dengan kelebihan sesamanya dengan tidak merasa inferior di hadapan sesamanya itu. Orang beriman hendaknya berbangga dengan kelebihan sesama dan bukannya berusaha untuk menghancurkannya. Orang-orang berdatangan kepada Yesus untuk disembuhkan dan menjadi percaya. Roh jahat saja mengakui Yesus sebagai Anak Allah. Apakah anda yang bangga sebagai orang beriman itu sungguh-sungguh percaya pada Tuhan? Apakah anda yang bangga sebagai orang percaya sungguh-sungguh beriman? Selidikilah bathinmu! 

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply