Renungan 15 Mei 2012

Selasa Pekan paskah VI

Kis 16:22-34
Mzm 138:1-2a.2b-3.7c-8 
Yoh 16:5-11

“Siapa yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus?”

Berpisah atau menjauh dari orang yang dikasihi itu tidak mudah.  Ada seorang prajurit yang harus melakukan tugas militernya di sebuah daerah konflik. Ia memberikan selembar fotonya kepada sang isteri dan berkata, “Simpanlah fotoku ini. Pandanglah foto ini ketika merindukanku dan ketahuilah aku memang jauh tetapi dekat denganmu”.Sebagai isteri, tentu ia menderita karena ditinggal suami selama beberapa waktu lamanya. Namun setiap kali kalau merindukan suaminya, ia selalu mengambil foto itu dari dompet, memandang dan tersenyum kepadanya. Dia merasakan kehadiran suaminya.

Tuhan Yesus melakukan banyak pekerjaan Allah di sekitar daerah Galilea dan Yudea bersama para muridNya. Ia menghadirkan Kerajaan Allah dalam Karya dan Sabda. Karya-karya Allah diwujudkan dalam tanda-tanda heran dan Sabda berupa pengajaran dan wejangan untuk hidup layak di hadiratNya. Yesus juga mengetahui bahwa Ia akan menderita, wafat, bangkit dan naik ke Surga. Ia akan berpisah dengan mereka yang Ia kasihi atau yang tinggal di dalam kasihNya.


Dalam amanat perpisahanNya Ia berkata, “Sekarang Aku pergi kepada Dia yang mengutus Aku…hatimu berdukacita. Namun benar, lebih berguna bagi kamu jika Aku pergi.” Kata-kata Yesus ini tentu mengherankan para muridNya, apalagi ini terjadi sebelum Ia masuk dalam misteri PaskahNya. Namun alasan yang penting di sini adalah Allah Tritunggal Mahakudus mau menunjukkan keberadaan dan penyertaanNya bagi manusia. Bapa memiliki rencana dan kehendak untuk menyelamatkan, Putera adalah Sabda yang menyelamatkan. Sebagai Sabda atau Logos, Ia akan kembali kepada sumber Sabda yaitu Bapa. Maka RohNya yang akan bertugas sebagai pendamping atau yang menghibur bagi anak-anak yang percaya kepadaNya.


Itu sebabNya Yesus menjanjikan penghibur (Paraclitus) yang akan menyertai para muridNya. Tugas penghibur adalah menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran, penghakiman. Menginsyafkan dunia akan dosa karena banyak yang tidak percaya padaNya, kebenaran karena Yesus sebagai Sabda masuk kembali dalam diri Bapa di Surga dan bersatu denganNya, penghakiman karena penguasa dunia telah dihukum.

Penyertaan Tuhan tetap dirasakan dalam berbagai situasi hidup. Tuhan Yesus sendiri telah mengatakan bahwa Ia akan menyertai para muridNya hingga akhir zaman dan bahwa banyak penderitaan akan mereka alami. Pengalaman Paulus dan Silas di Filipi menunjukkan penyertaan Tuhan yang dashyat. Dalam situasi menderita, Tuhan hadir untuk menyertai dan membebaskan mereka. Bertahan dalam derita inilah yang menjadi kesaksian nyata para pengikut Tuhan dan  dapat membuat banyak orang percaya akan adanya Tuhan.




Orang-orang Filipi sudah menerima Kristus dan InjilNya lewat pewartaan Paulus dan Silas. Namun para pemimpin yakni para pembesar di Filipi menyuruh orang-orangnya untuk menganiaya kedua rasul bahkan memenjarakan mereka. Dalam situasi yang sulit, Paulus dan Silas berdoa dan memohon bantuan Tuhan. Tanda-tanda alam seperti gempa bumi menunjukkan hadirnya Tuhan di tempat itu. Paulus dan Silas dan juga para narapidana lain menyaksikan karya Tuhan dengan terbukanya pintu dan jendela serta belenggu di dalam penjara itu. Karya yang lebih jelas adalah ketika banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan karena iman dan ketabahan para rasul.


Rasul yang baik harus menderita. Tuhan sendiri mengatakannya, “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku, kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah karena upahmu besar di Surga.” (Mt 5:10-12). Paulus sendiri bertanya, “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan dan bahaya, atau pedang? Tidak ada satu apa pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada di dalam Yesus Kristus Tuhan kita” (Rm 8: 35.39)

Sabda Tuhan menguatkan kita semua karena Ia sendiri berjanji untuk senantiasa menyertai dan mendampingi hingga akhir zaman. Roh Kudus sebagai Penghibur akan menguduskan kita supaya layak menjadi anak-anak Allah. Roh yang sama akan membebaskan dari belenggu penindasan. Mari membuka diri kita pada Roh Kudus yang menjadi penghibur kita. Biarkan dirimu dibimbing oleh Roh Kudus.



Sabda Tuhan juga memperteguh iman kita seperti iman Paulus dan Silas. Mereka dianiaya tetapi masih mau berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan. Tuhan pun melakukan segala-galanya bagi mereka dan banyak orang menjadi percaya. Kita sebagai pengikut Kristus mengalami hal yang sama terutama ketika mengalami kesulitan dan tantangan tertentu. Gedung gereja dibakar, atau dihambat dalam proses pembangunannya, gua-gua Maria mau dihancurkan dan tindakan-tindakan diskriminatif lainnya. Apakah ini lalu membuat kita membalas dengan kejahatan juga? Tidak! Kita harus terus berbuat baik. Karena semuanya tidak menjadi penghalang bagi kita untuk mengimani Kristus. Tidak ada satu apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus.

Doa: Allah Roh Kudus, sertailah kami dan hiburlah kami di saat kami mengalami penderitaan. Amen
PJSDB 

Leave a Reply

Leave a Reply