Renungan 25 Mei 2012

Hari Jumat Pekan Paskah VII

Kis 25:13-21
Mzm 103:1-2.11-12.19-20ab
Yoh 21:15-19
Mengasihi Yesus lebih dari…
Petrus dan Paulus! Dua tokoh istimewa dalam Kisah Para Rasul. Setelah Hari Raya Pentekosta, nama Petrus sangat populer. Ia bersama para murid lainnya berani mewartakan kebangkitan Kristus. Dampak yang dirasakan adalah jumlah pengikut Kristus bertambah banyak dan mereka membentuk komunitas Gereja perdana yang sehati dan sejiwa. Para murid mencintai Yesus dengan kerelaan untuk menderita, disiksa, dibunuh, keluar masuk penjara. Pada priode ini para rasul berhasil karena Roh Tuhan menyertai mereka. Setelah Saulus bertobat menjadi Paulus, Gereja berkembang menjadi kebih luas. Dengan prinsip, “Celakalah aku jika tidak mewartakan Injil”, Paulus melakukan perjalanan misioner untuk mewartakan Injil. Ada pengalaman yang menyenangkan ketika banyak orang bertobat dan percaya kepada Tuhan, tetapi ada juga yang menganiaya Paulus dan memasukkannya ke dalam penjara. Memang menjadi murid Kristus berarti siap untuk menderita seperti Kristus sendiri.
Semua pengalaman Petrus dan Paulus juga semua murid Kristus merupakan ungkapan kasih yang mendalam kepada Yesus. Memang mereka bukan orang yang sempurna tetapi mereka bertumbuh menjadi sempurna karena Tuhan mengasihi dan menyempurnakan mereka. Pengalaman Petrus disapa oleh Yesus dengan kasih membuat kita merasa Tuhan kita amat baik dan sungguh baik. Ia tidak melihat siapakah Petrus yang pernah menyangkal Dia tiga kali tetapi justru bertanya apakah Petrus mengasihiNya lebih dari para murid yang lain: “Apakah engkau mengasihi Aku lebih dari mereka ini?”
Untuk memulai suatu perutusan, orang harus ditanya apakah dia bersedia, apakah dia dapat mencintai tugasnya, apakah dia dapat melayani dengan bebas? Hal yang sama dilakukan Yesus untuk mengukuhkan tugas Petrus sebagai pemimpin dan pelayan (Mt 16:18). Tiga kali ia menyangkal bukan berarti akhir segalanya. Dengan tiga kali Petrus mengakui dan berikrar bahwa ia mengasihi Yesus maka ikrar ini juga menghapus noda hitam kelemahan manusiawinya di hadapan Tuhan. Hebatnya Petrus adalah ia mengenal diri dan mengganti dosanya kepada Tuhan dengan kasih tak terbagi. Pengalaman yang sama dirasakan oleh Paulus. Sebelumnya ia menganiaya banyak orang kristiani, tetapi Tuhan mengubah Paulus menjadi utusanNya. Ia bahkan menderita karena memberi kesaksian yang benar bahwa Yesus sungguh-sungguh bangkit.
Kasih yang sempurna kepada Tuhan dimahkotai dengan penderitaan. Yesus mengingatkan Petrus bahwa untuk mengikutiNya ia harus menderita: “Sesungguhnya ketika masih muda, engkau sendiri yang mengikat pinggangmu dan engkau berjalan kemana saja engkau kehendaki. Tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak engkau kehendaki.” Paulus juga mengalami penderitaan. Ia dipenjarakan bahkan naik banding gara-gara bersaksi tentang kebangkitan Kristus.
Sabda Tuhan pada hari ini membuat kita untuk berefleksi lagi tentang pengalaman dikasihi oleh Tuhan. Tuhan mengasihi tanpa melihat berapa dosa dan salah yang sudah dilakukan. Tuhan tidak melihat apakah kita sudah menyangkal Dia di hadapan umum. Sebaliknya cinta kasih Tuhan mengubah hidup sebagai orang berdosa menjadi hidup sebagai orang yang sempurna di hadapanNya. Kita pun memiliki panggilan untuk mengubah hidup sesama kita dengan melakukan cinta kasih dan perbuatan baik. 
Sabda Tuhan juga mengingatkan kita untuk mengurbankan diri dalam melayani. Dasar pelayanan adalah kasih. Tuhan telah melakukannya maka marilah kita mengikuti teladanNya. 
Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau mengingatkan kami bahwa untuk melayani dengan baik, kami harus memiliki kemampuan untuk mengasihiMu lebih dari orang lain. Amen
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply