Renungan 29 April 2013

Hari Senin Paskah V

Kis 14:5-18

Mzm 115:1-2.3-4.15-16

Yoh 14:21-26

Kemuliaan hanya bagi Tuhan

Beberapa hari yang lalu saya mendengar sharing seorang umat. Ia mengikuti perayaan Ekaristi bersama seorang pastor yang mengakui dirinya memiliki kharisma melihat roh-roh dan makhluk halus dan bisa mengusirnya. Umat yang hadir semakin ingin tahu karena pastornya mengaku sudah go international dalam hal eksorsis. Dalam doa-doanya ia menyebut bangsa hantu yang konon dilihat semuanya di dalam rumah. Misa yang berlangsung hampir dua jam itu memang terjadi siang hari tetapi mencekam karena semua orang takut dengan hantu dan roh-roh jahat lainnya. Orang tersebut mengatakan baru kali itu ia mengikuti perayaan ekaristi yang menakutkan.


Kadang-kadang umat awam menyukai trend dan mengakui bahwa pastor yang hebat adalah dia yang bisa mengusir roh-roh jahat. Pastor akhirnya menjadi figur sentral  dan mengakuinya sebagai yang punya kuasa untuk mengusir roh-roh jahat. Kalau pastor yang tidak bisa melakukannya maka bukanlah pastor yang hebat. Umat juga suka mencari pastor yang katanya punya indera lebih banyak. Mungkin hal yang dilupakan umat bahkan pastornya sendiri adalah bahwa semua kuasa itu berasal dari Tuhan bukan dari manusia. Tuhanlah yang punya kuasa untuk mengalahkan kejahatan bukan manusia yang punya kuasa. Manusia hanya dipakai oleh Tuhan untuk menyelamatkan sesama yang lain. Tuhanlah yang harus menjadi nomor satu bukan figur pastor ini dan itu.


Hari ini kita mendengar sharing pengalaman Paulus dan Barnabas di tanah misi. Mula-mula

mereka berada di Ikonium dan mengalami ancaman. Orang-orang yang sudah percaya kepada Allah bersama orang-orang Yahudi dan para pemimpin mencoba untuk menganiaya Paulus dan Barnabas. Kedua rasul ini mengasingkan diri ke daerah Likaonia yakni di Listra, Derbe dan sekitarnya. Di Listra, Paulus membuat sebuah mukjizat yakni menyembuhkan seorang lumpuh. Orang lumpuh disembuhkan Tuhan melalui perkataan Paulus. Peristiwa ini memang menggemparkan seluruh daerah Listra dan orang-orang di sana berpikir bawa Paulus dan Barnabas adalah inkarnasi dewa-dewa mereka. Barnabas disebut Zeus dan Paulus disebut Hermes. Imam dewa Zeus bahkan datang untuk menyembah Barnabas.


Apa reaksi dari Paulus dan Barnabas? Kedua-duanya tidak bangga atas mukjizat yang dibuat Tuhan dalam diri mereka kepada si lumpuh tetapi mengakui diri mereka sebagai manusia biasa. Mula-mula mereka mengoyakkan pakaian mereka sebagai tanda kerendahan hati mereka di hadirat Tuhan. Setelah itu Paulus berkata: “Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu! Kami berada di sini untuk memberitakan Injil kepadamu, supaya kamu dapat meninggalkan perbuatan yang sia-sia dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menciptakan langit dan bumi, laut dan segala isinya”.


Paulus dan Barnabas menunjukkan sikap yang patut kita hayati setiap hari. Mereka berani melupakan popularitas mereka dan mengutamakan keagungan Allah. Tuhan Allahlah yang diutamakan, Dia adalah segalanya. Tugas manusia adalah membawa sesama untuk bersatu dengan Tuhan bukan bersatu dengan dirinya sebagai manusia. Banyak kali manusia lupa diri sehingga lebih mempopulerkan dirinya dari pada Tuhan.  Manusianya yang dicari sedangkan Tuhan dilupakan.


Apa yang harus kita lakukan?


Penginjil Yohanes melanjutkan laporannya tentang amanat perpisahan Yesus dan para muridNya.  Ia berkata: “Barangsiapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Barangsiapa mengasihi Aku, ia dikasihi oleh BapaKu dan Aku pun akan mengasihi dan akan menyatakan diriKu kepadaNya”. Yesus menyapa kita dengan pesan istimewa untuk tetap memegang perintah-perintahNya serta melakukan perintah-perintah dalam hidup nyata. Melakukan perintah-perintah adalah tanda kasih kepada Tuhan dan sesama.  Tuhan Yesus pun dapat menyatakan diriNya di dalam hidup kita.


Di samping melakukan perintah-perintah, kita juga diingatkan untuk mengikuti FirmanNya. Dengan menuruti Firman Tuhan maka Allah Bapa dan Allah Putera akan datang dan tinggal di dalam diri manusia. Mengasihi Allah, mengasihi Yesus berarti membuka diri supaya Allah datang dan  bersemayam di dalam diri kita. Yesus juga menjanjikan seorang penghibur atau Roh Kudus yang berasal dari Bapa dalam nama Yesus.  Roh Kudus akan bertugas untuk mengajar segala sesuatu dan mengingatkan akan segala sesuatu yang sudah diajarkanNya.


Sabda Tuhan hari ini membuka wawasan kita untuk tidak mencari popularitas diri semata tetapi merasa bahwa Tuhan yang melakukan segalanya di dalam diri kita. Tugas kita adalah membawa banyak orang kepada Yesus bukan kepada diri sendiri. Semua yang kita lakukan adalah untuk kemuliaan nama Tuhan bukan popularitas diri manusia. Untuk itu kita harus mengikuti perintah-perintahNya. Kita juga disadarkan akan peran Roh Kudus sebagai Penghibur yang diutus Bapa dalam nama Yesus sang Putera. Roh Kudus mengajarkan dan meneguhkan.


Doa: Tuhan, semoga hari ini kami dapat mengikuti perintah-perintahMu dan melakukan segala Firman yang Engkau sampaikan kepada kami. Amen


PJSDB 

Leave a Reply

Leave a Reply