Food for thought: Belajar mengasihi dari Allah

Food for thought


Belajar mengasihi dari Allah

Saudara-saudari, kita mengakhiri hari ini dengan sebuah permenungan tentang “Belajar mengasihi dari Allah”. Kalimat ini mengingatkan kita akan kata-kata Yohanes dalam suratnya: “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih” (1Yoh 4:8). Memang “Bukan kita yang mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita” (1Yoh 4:11). Yohanes juga menulis, “Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam Dia” (1Yoh 4:16). 


Paulus juga mengajarkan hal yang sama kepada Jemaat di Tesalonika bahwa Allah adalah kasih dan daripadaNya kasih itu berawal. Ia menulis: “Kalian sendiri belajar kasih mengasihi dari Allah.” Kasih mengasihi sebagai saudara itu tidak hanya sebatas pada orang-orang yang kita kenal tetapi kepada semua orang. Mengapa Paulus menekankan hal tersebut? Karena Tuhan yang adalah Kasih juga mengasihi semua orang.

Kita harus merasa malu ketika kita tidak sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dan sesama. Orang selalu mengatakan agama nazrani adalah agama cinta kasih. Kenyataannya masih ada rasa dendam sehingga orang saling membunuh. Pada saat ini musim PILKADA di tingkat kabupaten dan provinsi. Dengan berjuang untuk sebuah kedudukan, orang lain bisa diperlakukan tidak adil, mengacaukan situasi bahkan sampai ke titik ekstrim yakni membunuh.Yah, mengaku pengikut Dia yang di salib tetapi dirinya membunuh orang. Cinta kasih lalu hanya menjadi sebuah selogan.

PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply