Homili 5 Desember 2013

B.Filipus Rinaldi

Hari Kamis, Pekan I Adventus

Yes. 26:1-6;

Mzm. 118:1,8-9,19-21,25-27a;

Mat. 7:21,24-27

 

Percayalah kepada Tuhan selamanya!

P. John SDBBeberapa hari yang lalu saya membaptis seorang bapa yang sedang sakit. Usianya sekitar 65 tahun. Sebelum dibaptis, saya bertanya kepadanya apakah ia percaya kepada Tuhan. Ia dengan berani mengatakan, “Saya percaya 200 persen kepadaNya”. Saya membaptisnya dengan nama baptis Paulus. Jawaban spontan bapak Paulus membuat saya berpikir bahwa mengakui iman kepada Tuhan itu hal yang sangat agung dan luhur. Saya juga yakin bahwa Tuhan turut bekerja di dalam hidupnya. Pada kesempatan kedua saya mengunjunginya dan saya bertanya lagi, apakah ia percaya kepada Kristus. Ia menjawab, “Saya percaya dua ratus persen kepadaNya”. Saya tidak bertanya lebih terinci lagi karena ia mengatakan kesungguhannya sebagai orang beriman. Salah seorang anaknya mengatakan: “Papi, percayalah kepada Tuhan selama-lamanya”. Bapak Paulus mengangguk dan menjawab, “Ya”.

Pengalaman sederhana ini membuat saya semakin yakin dan percaya bahwa Tuhan selalu bekerja di dalam diri orang-orang yang percaya kepadaNya. Ia pun menaruh belas kasih kepada umat kesayanganNya. Nabi Yesaya sebelumnya bernubuat bahwa Tuhan akan membuat perjamuan agung bagi segala bangsa. Makanan yang disiapkan lezat dan berlemak. Ada juga anggur tua yang enak untuk disantap. Di samping perjamuan yang memuaskan, Tuhan juga akan melepaskan kain kabung dan meniadakan maut untuk selama-lamanya. Waktu Mesianis adalah waktu yang dialami oleh orang-orang yang percaya kepada Tuhan di mana keselamatan kekal merupakan jamiman bagi mereka (Yes 25: 6-9). Pada hari ini Yesaya memperkenalkan kidung pujian karena kelepasan dan penghakiman yang Tuhan berikan kepada segala bangsa.

Di dalam sejarah Israel, mereka pernah dideportasi oleh pasukan Nebukhadnezar ke Babel pada tahun 587sM. Babel dengan kemegahan di mata manusia tetapi tidak akan semegah kota Yerusalem. Yesaya bernubuat bahwa banyak orang akan bernyanyi: “Pada kita ada kota yang kuat untuk keselamatan kita, Tuhan telah memasang tembok dan benteng. Bukalah pintu-pintu gerbang supaya masuklah bangsa-bangsa yang benar dan tetap setia, yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera” (Yes 26:1-3). Sebuah kota dikatakan megah kalau dikelilingi tembok dan memiliki benteng perkasa. Semua penghuninya akan merasa aman di dalamnya. Tetapi tembok itu buatan manusia yang masih bisa dirobohkan.

Menurut Yesaya, Tuhan adalah gunung batu yang kekal. Oleh karena itu kita percaya kepadaNya. Dialah yang lebih berkuasa untuk melindungi kita dari musuh-musuh bukan tembok dan benteng buatan manusia yang dapat dirobohkan. Babel adalah kota berbenteng yang dirobohkan oleh Tuhan, direndahkanNya sampai ke tanah dan dicampakannya sampai ke debu dan diinjak-injak orang.Dalam sejarah Israel, pada tahun 70M, kota Yerusalem dilumpuhkan. Pada saat itu Titus menghancurkan kota Yerusalem. Pengalaman-pengalaman ini sungguh menyadarkan banyak orang bahwa Tuhan memang lebih berkuasa dari segala yang ada.

Setiap orang beriman memiliki panggilan istimewa untuk melakukan kehendak Bapa di Surga. Orang-orang ini layak untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Mengapa? Karena mereka memiliki kebijaksanaan istimewa. Kebijaksanaan yang dimaksud adalah mereka mendengar Sabda dan melakukannya di dalam hidup setiap hari (Luk 7:24). Orang-orang seperti ini mirip dengan orang yang mendirikan rumahnya di atas batu yang kokoh. Rumah itu tidak akan goyah karena batunya kuat. Orang yang tidak bijaksana adalah mereka yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Mereka dikatakan tidak bijaksana karena tidak mendengar dan melaksanakan Sabda dan kehendak Tuhan.

Pada hari ini kita semua mendapat kebijaksanaan baru yakni memandang Tuhan sebagai wadas perkasa. Kota-kota pada zaman kuno dibangun di atas wadas perkasa. Demikian juga tembok dan benteng pertahanan di bangun di atas batu yang kokoh. Orang beriman juga memiliki iman yang berakar pada Tuhan sendiri sebagai gunung batu, keselamatan (Yes 26:4). Tuhan adalah gunung batu, tempat perlindungan (Mzm 18:2), batu wadas di mana semua orang merasa nyaman (Mzm 91:15). Penghancuran kota Yerusalem pada tahun 70M oleh Titus menjadi awal yang baik untuk memurnikan iman mereka kepada Krsitus. Orang-orang benar akan tetap bercahaya seperti matahari.

Doa: Tuhan bantulah kami untuk selalu bersyukur kepadaMu dan mendirikan rumah di atas wadas perkasa. Semoga kami tetap mengandalkan Engkau di dalam hidup kami. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply