Homili Penampakan Tuhan 2014

Epifani

Yes 60:1-6

Mzm 72: 1-2.7-8.10-11.12-13.17

Ef 3:2-3a.5-6

Mat 2: 1-12

 

Engkau juga menjadi ahli waris

 

PejeSDBPada hari ini Gereja Katolik di Indonesia merayakan Pesta Penampakkan Tuhan atau Epifani. Pesta ini juga dikenal dengan nama Pesta Natal segala bangsa karena Yesus menampakkan diriNya kepada semua orang, bukan hanya bagi orang-orang Yahudi saja. Pesta ini ditandai dengan kedatangan tiga Sarjana atau Para Majus dari Timur untuk menyembah Yesus. Nama ketiga Majus itu memang tidak ditulis di dalam Kitab Suci tetapi di dalam tradisi Gereja, nama-nama mereka adalah Gaspar, Melkhior dan Baltazar. Mereka membawa persembahan berupa emas, kemenyan dan mur. Emas merupakan logam pertama yang disebut di dalam Alkitab (Kej 2:11). Biasanya dipakai untuk melapisi barang perhiasan, meskipun dipanaskan tetapi tidak akan kehilangan  sifat dan beratnya. Emas yang dipersembahkan kepada Yesus menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja bagi kita. Kemenyan itu diperoleh dari pohon arbor thurisfrom yang banyak terdapat di Persia, Arab dan India. Getah pohon ini dikeringkan dan dipakai sebagai wangi-wangian, dan banyak juga dipakai dalam peribadatan. Harun biasanya membakar kemenyan di atas altar bagi Tuhan. Maka kemenyan itu melambangkan keTuhanan Yesus. Artinya Yesus itu sungguh-sungguh Allah. Mur adalah getah pohon yang dikeraskan, rasanya pahit dan digunakan untuk membalsam jenasah orang yang meninggal dunia. Mur yang pahit melambangkan cawan pahit yang akan diminum yaitu penderitaan hingga kematianNya untuk menebus seluruh umat manusia.

Para Majus dibimbing oleh Bintang istimewa. Mereka berani meninggalkan segala-galanya dan membawa persembahan bagi Yesus. Perjalanan mereka diarahkan ke Yerusalem dan di sana mereka bertemu dengan Herodes. Herodes adalah raja yang egois. Ia adalah wakil Kaisar di Roma yang memimpin Israel.  Meskipun ia bukan orang beragama Yahudi namun ia juga memiliki para ahli Taurat dan pemuka agama Yahudi. Para majus berjumpa dengannya dan memberitahukan kelahiran Yesus, raja orang Yahudi tetapi ia langsung menunjukkan sikap egoisnya. Ia merasa disaingi oleh seorang bayi yang baru lahir dan diakui sebagai raja. Lihatlah perbedaan yang besar. Herodes adalah seorang pemimpin yang besar, sangat disegani tetapi berjiwa melebihi anak kecil. Ia penakut dan mudah merasa disaingi. Yesus sang bayi memiliki kekuatan yang lebih dari Herodes sehingga para majus pun datang untuk menyembah Dia.

Yesus adalah bintang yang menerangi kehidupan bangsa-bangsa asing atau bangsa-bangsa  yang meringkuk dalam kegelapan. Dengan bintangNya Ia membimbing bangsa-bangsa itu untuk datang menyembah dan menerima serta mengimaniNya sebagai Tuhan, Juru Selamat, dan Raja yang akan wafat di kayu Salib untuk seluruh umat manusia. Semua orang dari pelbagai bangsa datang untuk menyembah Dia. Nabi Yesaya dalam bacaan pertama sudah bernubuat tentang Yerusalem, tempat di mana di masa depan Yesus juga mewujudkan puncak keselamatanNya sebagai terang yang menerangi banyak bangsa. Kemuliaan Tuhan akan terbit atasnya. Inilah nubuat nabi Yesaya: “Bangkitlah menjadi teranglah sebab terangmu datang dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu.” Bangsa-bangsa asing akan berduyun-duyun datang ke Yerusalem untuk menikmati kemuliaan Tuhan yang terbit di sana. Bahkan dikatakan bahwa kepadanya akan dipersembahkan emas dan kemenyan. Secara simbolis mau dikatakan bahwa Yerusalem adalah tempat Tuhan bersemayam (shekinah). Semua bangsa akan diarahkan ke sana untuk melihat terang dan mengalami keselamatan.

Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus mengatakan bahwa karena Injil yang diwartakan maka segala bangsa akan menjadi pewaris perjanjian. Bagi Paulus, berkat pewartaan Injil maka orang-orang bukan Yahudi turut menjadi ahli waris, menjadi anggota-anggota tubuh serta peserta dalam janji yang diberikan Kristus Yesus. Kiranya apa yang dikatakan oleh Paulus persis yang kita alami sebagai gereja. Kita pun menerima Kristus dari pewartaan para misionaris dan orang tua yang memperkenalkan kita dengan Kristus.

Perayaan Natal segala bangsa ini menjadi bermakna ketika kita memandang Kristus sebagai cahaya dunia. Ia telah datang ke dunia untuk menerangi kegelapan hidup kita. Ia menyapa kita untuk datang kepadaNya dan menikmati penebusanNya yang berlimpah. Para majus adalah anda dan saya yang melihat terang Kristus, Bintang baru yang mengarahkan kita untuk datang dan menyembahNya. Perayaan ini juga mengingatkan kita bahwa Yesus mempersembahkan diriNya untuk keselamatan kita semua. Para majus mempersembahkan emas, kemenyan dan mur. Apa pemberian atau persembahan dari kita bagi Yesus? Tentu saja emas dan perak kita tak punya tetapi hidup kita yang seadanya ini dapat menjadi persembahan yang berarti bagi Tuhan. Jadilah manusia yang baik. Lakukanlah perbuatan-perbuatan baik sehingga dapat menerangi hidup sesamamu. Perayaan ini juga menjadikan kita pewaris kasih Allah. Sebagai ahli waris karena Injil, maka kita juga mewartakan Injil, membentuk semangat missioner yang militant untuk kemuliaan Tuhan dan keselamatan jiwa-jiwa.

Doa: Tuhan, jadikanlah kami bintangMu bagi sesama yang masih hidup dalam kegelapan. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply