Homili Hari Minggu Biasa III/A – 2014

Hari Minggu Biasa III/A
Yes 8:23b-9:3
Mzm 27:1.4.13-14
1Kor 1:10-17
Mat 4:12-23

Mengikuti Yesus Selamanya

Saya mengenal seorang ibu di sebuah lingkungan. Dia adalah ketua seksi liturgi lingkungan. Setiap kali ada misa di lingkungan itu ada sebuah lagu yang pasti dinyanyikan. Saya sendiri tersenyum dan mengatakan ini adalah himne lingkungan tersebut. Inilah lagunya:  “Wo yao yong yong yuan yuan ai zhe Ye su (Ku mau cinta Yesus selamanya), Wo yao yong yong yuan yuan ai zhe Ye su (Ku mau cinta Yesus selamanya), Sui ran sheng ming zhong kuang feng he bao yu, (Meskipun badai silih berganti), Jie lian bu duan na, (Dalam hidupku), Wo reng ran yong yong yuan yuan ai zhe Ye su, (Ku tetap cinta cinta Yesus selamanya)”. Ketika saya menanyakan alasan mengapa selalu menyanyikan lagi itu, ibu itu mengatakan, “Kami umat lingkungan ini mencintai Yesus dan mengikutiNya selamanya”. Alasan kedua secara pribadi adalah ia menyukai suara Edward Chen yang mempopulerkan lagu ini. Masing-masing orang memiliki cara dan alasan untuk akrab dan bersahabat dengan Yesus. Ada yang bersahabat dengan Yesus dalam doa, dalam lagu dan puji-pujian. Hal yang terpenting adalah semua cara dan alasan itu senantiasa mempersatukannya dengan Yesus. Semua orang dapat merasakan kasih Yesus dan saling mengasihi.

Pada hari ini kita mendengar dari Injil Matius bahwa Yesus yang oleh Yohanes disebut “Anak Domba Allah” meninggalkan Nazareth dan diam di Kapernaum, di tepi danau Galilea, daerah Zebulon dan Naftali.  Zebulon dan Naftali adalah dua dari duabelas suku Israel. Mereka berdiam di Galilea. Dalam sejarah Israel, pada tahun 732 Sebelum Masehi, mereka dikuasai oleh Raja Tiglath-Pileser IV (745-727), Raja Assyria sehingga banyak di antara mereka dijadikan budak di Babel. Pengalaman keras di Babel, oleh nabi Yesaya dalam bacaan pertama disebut pengalaman kegelapan. Oleh karena itu nabi Yesaya meyakinkan bahwa pada saat yang tepat akan merebak cahaya pengharapan yang menerangi seluruh daerah itu. Seluruh rakyat akan mengalami kemerdekaan sehingga mereka bersorak gembira seperti orang yang  barusan memanen hasil pertanian mereka atau mereka yang membagi hasil jarahan setelah berperang. Kuk yang menekan dan tongkat penindas dipatahkan Tuhan. Kemerdekaan sejati mereka rasakan bersama.

Menurut penginjil Matius, salah satu alasan mengapa Yesus meninggalkan Nazareth adalah karena Yohanes Pembaptis ditangkap Herodes dan dipenjarakan di Macarontes. Yohanes sudah memberi keritikan tajam kepada Herodes yang mengalami krisis moral dalam perkawinannya dengan merebut Herodias, istri saudaranya Filipus untuk menjadi istrinya. Kedatangan Yesus ke Galilea, tujuh abad setelah orang-orang Zebulan dan Naftali diperbudak di Babel itu laksana terang besar yang menerangi seluruh negeri itu. Daerah yang gelap  gulita merasakan keselamatan dari Yesus. Ia menghadirkan Kerajaan Allah dengan mengajar dan menyembuhkan banyak orang. Orang-orang yang datang kepadaNya diajak untuk bertobat supaya layak menerima Kerajaan Allah. Danau Galilea sendiri laksana bahtera besar, tempat di mana Gereja sebagai masyarakat baru dalam Yesus, Kerajaan Allah yang nyata lahir dan berkembang.

Yesus menyertai GerejaNya hingga akhir zaman. Ia memilih para murid yang mengikutiNya untuk menjadi mitra kerjaNya. Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes adalah empat murid pertama yang mengalami panggilan di danau dan Yesus berjanji untuk menjadikan mereka yang sebelumnya bekerja sebagai penjala ikan, kini menjadi penjala manusia. Menjadi penjala manusia berarti para murid Kristus ini akan bekerja, melayani sesama manusia dalam nama Yesus. Mereka yang menerima Yesus akan memperoleh keselamatan lahir dan bathin.

Apa yang harus kita lakukan dalam mengikuti Yesus sehingga sungguh-sungguh menjadi mitra kerjaNya yang terbaik? Santo Paulus dalam bacaan kedua memberikan resep yang bagus yakni kesaksian hidup yang nyata bahwa kita adalah murid Kristus dan bertindak seperti Kristus yang kita ikuti. Kesaksian hidup dalam hal apa? Menurut Paulus kita menjadi satu paguyuban, satu persaudaraan sejati. Oleh karena Paulus berkata, “Dalam nama Yesus Kristus, hendaklah kalian seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir”. Mewujudkan persekutuan sebagai orang yang mengikuti Yesus adalah sebuah keharusan. Yesus sendiri menghendaki supaya kita mewujudkan perintah baruNya yakni saling mengasihi dalam hidup setiap hari.

Sabda Tuhan pada hari ini sangat indah untuk kita wujudkan dalam hidup pribadi kita. Tuhan Yesus juga memanggil dan menjadikan kita sebagai pemukat manusia. Maka sekiranya kita seia sekata, sehati sepikiran sebagai Gereja, kita juga akan membawa terang bagi siapa saja yang berada dalam kegelapan. Tugas kita sekarang adalah ikut menghadirkan Kerajaan Allah di dunia ini dalam cinta kasih. Kita percaya bahwa Allah adalah kasih maka ketika kita saling mengasihi, kita turut menghadirkan Allah di dunia ini. KasihNya mengalir tanpa henti, menyirami hati setiap orang untuk saling mengasihi selamanya. Dunia menjadi indah dalam kasih.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk ikut menghadirkan Kerajaan Allah di dunia ini dengan senantiasa mengasihi karena Engkau yang lebih dahulu mengasihi kami. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply