Tuhan Allah saja Menyesal…

Tuhan Allah saja menyesal!

P. John SDBNamanya Yunus. Nama ini berarti manusia pendamai dan dilambangkan dengan burung merpati. Ayahnya bernama Amitai. Ia dipanggil oleh Tuhan untuk meninggalkan kampung halamannya di Israel supaya menyerukan pertobatan bagi orang-orang Ninive di Assyiria. Mengapa Tuhan meminta bantuan Yunus? Karena dosa dan kejahatan orang-orang Ninive sudah sampai ke telinga Tuhan sendiri. Yunus tidak bereaksi banyak dengan perintah Tuhan ini. Ia malah pergi menjauh dari Tuhan yakni melarikan diri ke Tarsis. Tuhan pun menurunkan angin sakal dan badai hingga hampir menghancurkan kapal itu. Awak kapal menjadi takut dan masing-masing mempercayakan dirinya kepada allah mereka masing-masing. Muatan kapal dibuang ke laut. Pada saat itu Yunus justru memilih untuk tidur dengan nyenyak di palka. Ia dibangunkan oleh salah seorang nakoda dan bersama para nakoda lainnya mereka membuang undi supaya dibuang ke laut. Dan terjadilah Yunus dibuang ke laut dan ia masuk ke dalam perut ikan tiga hari dan tiga malam.

Dari pengalaman menjauh dari Tuhan dan konsekuensi yang dialaminya maka di dalam perut ikan, Yunus mengucapkan doa syukur untuk memuliakan kebesaran Allah. Yunus berdoa: “Dari kesusahanku aku berseru kepada Tuhan dan Ia menjawab aku… keselamatan adalah dari Tuhan” (Yun 2:2.10). Selanjutnya Tuhan masih menaruh kepercayaan kepada Yunus. Ia memanggilnya untuk kedua kalinya untuk pergi ke Ninive. Kali ini tidak ada pilihan lain bagi Yunus untuk mengikuti kehendak Tuhan Allah.

Yunus pun masuk ke kota Ninive sesuai dengan Firman Tuhan. Dalam perjalanan seharian di dalam kota ia menyeruhkan pertobatan. Ia berseru: “Empat puluh hari lagi maka Ninive akan ditunggangbalikan” (Yun 3:4). Oleh karena mereka masih percaya kepada Allah maka mereka mengumumkan puasa dan mengenakan kain kabung. Raja Ninive juga menyeruhkan puasa kepada manusia dam segala ternak. Rumput dan air minum tidak diberikan kepada mereka. Kain kabung juga diberikan bukan hanya bagi manusia tetapi juga hewan-hewan ternak masyarakat. Mereka diharapkan untuk berseru kepada Tuhan Allah dengan suara nyaring dan berbalik dari tingkah laku mereka yang jahat dan segala bentuk kekerasan yang sudah mereka lakukan. Dengan demikian mereka juga berharap kiranya Tuhan Allah boleh membatalkan rencanaNya untuk menghancurkan Ninive. Dengan melihat perbuatan-perbuatan jahat disertai penyesalan mendalam (bertobat) maka Tuhan juga tergerak oleh belas kasihan dan menyatakan penyesalanNya karena rancangan malapetaka untuk menghancurkan Ninive.

Kisah Yunus ini menarik perhatian kita semua. Pertama, Yunus adalah gambara manusia masa kini. Ia dipanggil Tuhan untuk mewartakan seruan tobat tetapi ia malah menjauh dari Tuhan. Yunus adalah gambaran hidup banyak di antara kita yang mau melarikan diri dari tugas-tugas pelayanan Gereja. Selalu ada alasan untuk tidak melayani Tuhan dan sesama. Namun Yunus menyesal dengan perbuatannya dan kembali kepada Tuhan. Kedua, Penderitaan adalah ujian yang berharga. Yunus masuk ke dalam perut ikan tiga hari dan tiga malam. Ia menyadari bahwa semua itu akibat dosanya karena menjauhi Tuhan ke Tarsis. Ketiga, Setelah menyadari kelemahannya ia bersukur kepada Tuhan dan percaya bahwa hanya pada Tuhanlah ada keselamatan. Keempat, Ia sadar dan siap diutus ke Ninive. Seruan tobat yang keluar dari mulutnya berhasil mengubah manusia yang menghuni Ninive, dari raja sampai rakyat biasa. Manusia dan hewan berselubung kain kabung, disirami debu dan berpuasa. Banyak orang diselamatkan Tuhan.

Pertobatan atau metanoia adalah sikap bathin untuk berbalik kepada Tuhan. Orang-orang Ninive mengalami pertobatan dengan adanya seruan dari utusan Tuhan yakni Yunus. Tuhan juga senantiasa mengutus para nabinya di dalam Gereja, dalam hal ini para imam untuk menyeruhkan tobat dan melayani sakramen tobat. Sayang sekali karena banyak orang sudah kehilangan rasa berdosa sehingga tidak mau atau berminat mengaku dosa-dosanya. Orang-orang ini sombong dan tidak layak disebut sebagai murid Tuhan. Orang yang bertobat adalah mereka yang mengenal dirinya di hadirat Tuhan, membutuhkan Tuhan dan mau menjadi baru.

Satu hal yang kita belajar dari Tuhan pada hari ini adalah Sikap Tuhan. Pertama, Tuhan pernah mengutus Yunus tetapi Yunus membelot dan tidak taat kepada Tuhan. Tetapi ketika Yunus menyatakan penyesalan lewat doa pengampunan, Tuhan kembali menaruh kepercayaan kepada Yunus. Kalau Tuhan masih bisa percaya kepada manusia untuk tugas kenabiannya, mengapa kita sebagai manusia tidak saling percaya? Kedua, Tuhan bersikap legowo ketika Ia menyesal dalam merancang malapetaka bagi Ninive. Kalau Tuhan saja bersikap menyesal atas rancangan di dalam pikiran dan kehendakNya mengapa kita tidak mampu mengakui bersalah di hadapan Tuhan dan sesama? Mungkin kita masih bersikap sombong!

Dalam masa prapaskah ini kita patut belajar dari Yunus yang diakui sebagai “tanda”. Ia berani menyerukan seruan tobat dan Tuhan mendengarnya. Ia pernah merasakan dingin dan amisnya isi perut ikan dan berada di laut selama tiga hari dan tiga malam. Tetapi kehadirannya di Ninive sungguh menjadi berkat bagi banyak orang. Mereka diselamatkan! Yesus sendiri mengalami dinginnya perut bumi ketika ia masuk ke dalamnya dan tiga hari kemudian Ia bangkit dari alam maut. Kebangkitan Kristus menjadi kebangkitan semua orang dari kematian karena dosa dan memperoleh hidup baru.

Bagaimana perjalanan rohanimu? Yunus berseru, “Empat puluh hari lagi Ninive akan ditunggangbalikan”. Pada hari Rabu ini, kita juga menanti 40 hari lagi masuk dalam Triduum untuk merakan paskah, mulai dari kamis Putih, Jumat Agung, dan Malam Paskah. Apakah anda siap untuk merayakan Paskah dengan hidup baru?

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply