Homili Hari Raya Bunda Maria Menerima Khabar Sukacita – 2014

Hari Raya Khabar Sukacita

Yes 7: 10-14.8:10

Mzm 40:7-8a.8b-9.10.11

Ibr 10:4-10

Luk 1:26-38

Mengagumi Bunda Maria

Fr. JohnPersahabatan pribadiku dengan Bunda Maria menjadi akrab sejak dua puluh lima tahun terakhir ini. Ketika itu, tepatnya tahun 1989, saya memulai proses pembinaan sebagai biarawan Salesian Don Bosco (SDB). Sesuai anjuran St. Yohanes Bosco, para Salesian harus merasakan keakraban pribadinya dengan Bunda Maria Penolong Umat Kristiani dan terus menerus menyebarkan devosi kepada Bunda Maria bagi banyak orang. Bagi Don Bosco, bentuk keakraban pribadi ditandai dengan devosi-devosi yang praktis misalnya mendoakan Angelus (Doa Malaikat Allah), berdoa Rosario sambil berjalan secara pribadi atau kelompok dan devosi setiap tanggal 24 dalam bulan kepada Bunda Maria Penolong Umat Kristiani. Ada juga rumusan khusus pemberkatan Bunda Maria Penolong Umat Kristiani. Persahabatanku dengan Bunda Maria semakin akrab ketika mengetahui perkataan Don Bosco bahwa semua orang yang datang ke rumah-rumah Don Bosco itu dipanggil, digerakkan hatinya dan diantar sendiri oleh Bunda Maria sendiri. Saya merasa yakin akan perkataan Don Bosco ini. Pengalaman rohani ini ikut membentuk habitus baru di kalangan para Salesian yakni, setiap kali berdoa pasti mengakhirinya dengan seruan: “Bunda Maria, Penolong Umat Kristiani, doakanlah kami”. St. Yohanes Bosco terkenal di dalam Gereja sebagai rasul Bunda Maria Penolong Umat Kristiani.

Saya juga pernah mendengar sharing seorang pemuda. Ia terpesona ketika mengikuti live in di sebuah biara. Setiap pagi siang dan sore ia mendengar lonceng kapel dan mereka bersama mendoakan doa Angelus dengan kata-kata yang bagus: “Bunda Maria menerima khabar dari Malaikat Tuhan, bahwa ia mengandung dari Roh Kudus (Salam Maria…). Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu (Salam Maria…). Sabda sudah menjadi daging dan tinggal di antara kita (Salam Maria…)” dan diakhiri dengan sebuah doa yang bagus: “Ya Tuhan, karena khabar Malaikat, kami mengetahui bahwa Yesus Kristus PuteraMu telah menjadi manusia. Kami mohon, curahkanlah rahmatMu ke dalam hati kami, sehingga dengan sengsara dan salibNya, kami dibawa kepada kebangkitan yang mulia, sebab Dialah Tuhan dan Pengantara kami. Amen.” Baginya, doa Angelus ini inspiratif dan mengubah hidupnya. Ia bersukacita di dalam Tuhan.

Pada hari ini kita merayakan Hari Raya Bunda Maria menerima khabar sukacita. Hari Raya ini tentu akrab dengan kita setiap hari karena kita selalu mengingatnya dalam doa Angelus pada pagi, siang dan sore hari. Doa sederhana ini ada di dalam Gereja dan diwariskan turun temurun. Setiap kali mendoakannya, pikiran kita terarah kepada cinta kasih Tuhan yang tiada batasnya bagi manusia. Allah bersabda dan SabdaNya itu berinkarnasi di dalam diri Yesus Kristus. Ketika kita berdoa Rosario, kita mengucapkan 53 kali Salam Maria. Roh Kudus mendorong Gereja untuk menerima peristiwa Inkarnasi lewat kehadiran Yesus Kristus. Pada kesempatan Hari Raya Bunda Maria menerima Khabar Sukacita dari Malaikat Gabriel ini, marilah kita mendoakan Salam Maria dengan devosi yang tinggi dan luhur kepada Bunda Maria karena melaluinya kita berjumpa dengan Yesus Puteranya.

Perayaan hari ini merupakan perayaan panggilan Bunda Maria. Penginjil Lukas mengisahkan bahwa pada bulan yang keenam Tuhan Allah mengutus malaikat Gabriel ke Nazareth di Galilea untuk berjumpa dengan seorang perawan bernama Maria. Pada waktu itu Maria sedang bertunangan dengan Yusuf dari keluarga Daud. Perjumpaan keduanya dimulai dengan sebuah salam: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyeratai engkau”. Maria tentu merasa kaget dengan salam dari Malaikat sehingga ia butuh penjelasan lebih lanjut dari pihak Malaikat. Maka Malaikat melanjutkan pesannya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” (Luk 1:30-33).

Maria masih bingung juga maka Malaikat Gabriel melanjutkan perkataannya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” (Luk 1:35-37). Dengan penjelasan malaikat ini maka Maria berkata: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38). Inilah ikrar atau janji yang dibuat oleh Maria.

Kita mengingat beberapa episode penting di dalam Injil, misalnya, para Majus dari Timur. Mereka membawa persembahan untuk bayi Yesus sang Raja baru dan ketika bertemu dengan bayi Yesus, mereka menyembah Dia di hadapan Bunda Maria (Mat 2:11). Seperti St. Yusuf, marilah kita mengubah semua rencana pribadi kita sehingga hanya mengikuti semua rencana Tuhan dalam peristiwa Inkarnasi (Mat 1:20…). Seperti Bunda Maria, marilah kita mempersembahkann jiwa dan raga kita sebagai korban yang hidup (Rm  12:1) dan boleh berkata dengan penuh keyakinan: “Terjadilah padaku menurut perkataanMu” (Luk 1:38).

Dalam prefasi perayaan Misa Hari Raya ini dikatakan bahwa pada hari ini sang Perawan menyambut khabar Malaikat dan dengan penuh kasih, dalam rahim yang tak bernoda, berkat naungan kuasa Roh Kudus, ia mengandung Anak yang akan lahir di antara manusia, untuk keselamatan manusia. Janji Tuhan bagi manusia sungguh-sungguh dipenuhi. Bunda Maria menghadirkan Kristus sebagai sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia.

Bunda Maria adalah pribadi yang dipilih Tuhan untuk datang melaksanakan kehendak Tuhan. Dengan janjinya: “Aku ini hambat Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu”, Bunda Maria mematuhi kehendak Bapa dan melaksanakannya secara total. Teladan Maria yakni ketaatannya hendaknya juga menjadi bagian dari hidup kita. Bunda Maria adalah perempuan muda yang digambarkan Yesaya di dalam Kitab Perjanjian Lama. Dari dialah, kita berjumpa dengan Yesus Putera Bapa. Rencana Allah yang tersembunyi menjadi nyata di dalam diri Bunda Maria. Memang, Bunda Maria itu mengagumkan!

Doa: Ya Bunda Maria, bantulah kami untuk terbuka kepada Sabda Tuhan dan melakukannya sebagaimana engkau sendiri sudah melakukannya. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply