Homili 21 Mei 2014

Hari Rabu, Pekan Paskah V
Kis 15:1-6
Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5
Yoh 15:1-8

Bersatu dengan Tuhan!

Fr. JohnPaulus dan Barnabas adalah misionaris sejati dalam era gereja perdana. Tuhan sungguh bekerja di dalam diri kedua murid ini. Ada banyak pengalaman menyenangkan selama melakukan perjalanan misioner yang berawal dari Antiokhia hingga kembali lagi ke Antiokhia. Pekerjaan-pekerjaan Allah dilakukan dengan baik misalnya mewartakan Injil Yesus Kristus dan menegaskan bahwa Yesus sungguh bangkit dari kematian. Ada juga tindakan menyembuhkan orang sakit dalam nama Yesus Kristus sehingga namaNya semakin dimuliakan. Di setiap komunitas, mereka menasihati para anggota supaya bertahan dalam penderitaan, dan bertekun dalam hidup Kristiani. Mereka juga melantik para penatua untuk membimbing jemaat supaya bersatu dengan Allah. Namun penderitaan berupa penolakan dan penganiayaan juga dialami oleh Paulus dan Barnabas. Mereka mengalaminya dengan sukacita karena kasih kepada Kristus. Pengalaman-pengalaman misioner ini sangat dijiwai oleh perkataan Roh Kudus di Antiokhia: “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” (Kis 13:2).

Gereja perdana berkembang dengan pesat, dalam arti jumlah umat bertambah banyak bukan hanya dari kalangan Yahudi tetapi lebih banyak lagi dari kalangan bukan Yahudi yang percaya kepada Kristus karena pewartaan para rasul. Para penatua bekerja keras untuk selalu mendekatkan jemaat kepada Tuhan. Namun persoalan demi persoalan tetaplah muncul. Lukas menceritakan bahwa ada beberapa orang Yahudi datang dari Galilea ke Antiokhia dan mengajar saudara-saudara di sana: “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.” (Kis 15:1). Tentu saja pengajaran mereka ini membingungkan jemaat yang bukan Yahudi, terutama yang berbahasa Yunani. Reaksi Paulus dan Barnabas adalah melawan orang-orang Yahudi dari Galilea itu dengan satu prinsip bahwa Tuhan juga menyelamatkan orang-orang bukan Yahudi atau yang tidak bersunat. Kebingungan komunitas ini memang harus cepat diselesaikan karena memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan gereja perdana saat itu.

Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lainnya dari Antiokhia diutus ke Yerusalem untuk membicarakan issue ini dengan para rasul dan penatua Yerusalem. Jemaat bersatu dalam doa dan mengantar mereka hingga ke gerbang kota dan membiarkan mereka pergi ke Yerusalem. Ketika mereka tiba di Yerusalem, mereka menceritakan pengalaman misioner yang luar biasa, terutama karya agung Allah dengan perantaraan mereka kepada komunitas Yerusalem. Namun sekali lagi mereka mengalami kesulitan karena ada beberapa orang dari golongan Farisi yang sudah percaya ngotot dengan berkata: “Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.” (Kis 15:5). Hal inilah yang menjadi alasan utama dilangsungkannya Konsili pertama di Yerusalem.

Kisah pengabdian Paulus dan Barnabas ini menunjukkan bahwa Tuhan sungguh bekerja di dalam GerejaNya. Ia yang memiliki rencana untuk menyelamatkan semua orang, tanpa memandang apakah orang itu berasal dari bangsa Yahudi yang bersunat dan taat pada hukum Taurat atau bukan orang Yahudi dan tidak bersunat. Dengan kata lain, Tuhan menghendaki keselamatan bagi semua orang. Kisah ini juga mengoreksi cara pandang kita terhadap sesama yang lain. Tidak ada status quo dalam keselamatan. Tuhan yang punya kehendak untuk menyelamatkan manusia dan manusia tidak punya hak untuk mengatur Tuhan atau menyogok Tuhan untuk menyelamatkan orang tertentu.

Dalam bacaan Injil, Tuhan Yesus mengatakan diriNya sebagai Pokok anggur yang benar dan Bapa di Surga adalah pengusahanya. Bapa selalu memotong ranting yang tidak berbuah sedangkan ranting yang berbuah dibersihkanNya. Perkataan Yesus ini menunjukkan persekutuan yang erat antara diriNya sebagai Putera dengan Bapa, dan persekutuan dengan manusia ciptaanNya. Lebih tegas Yesus berkata: “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yoh 15:4-5). Pokok anggur dan ranting-ranting adalah gambaran persekutuan antara Kristus dan GerejaNya sama dengan Kristus bersama BapaNya. Bapa mengasihi Gereja melalui Yesus Kristus dan Gereja mengasihi Bapa juga melalui Yesus Kristus PuteraNya. Dua jalan yang harus kita lakukan adalah bertindak sebagai utusan sehingga menghasilkan buah dan dengan berdoa tanpa henti.

Bacaan pertama dan Injil hari ini mau menegaskan pentingnya persekutuan dengan Tuhan Yesus Kristus. Mengikuti Kristus berarti bersatu dengan Kristus dan Kristus bersatu dengan kita. Dengan demikian tidak ada lagi perbedaan-perbedaan seperti sunat atau tidak bersunat, warna kulit dan budaya. Iman kepada Kristus selalu menjadi nomor satu bagi setiap orang percaya.  Dalam Yesus kita bersaudara!

Doa: Tuhan, terima kasih karena Engkau menyelamatkan semua orang menurut kehendakMu.  Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply