Homili 7 Juli 2014

Hari Senin Pekan XIV
Hos 2:13.14b-15.18-19
Mzm 145:2-3.4-5.6-7.8-9
Mat 9:18-26

Iman merangsang doa, doa menguatkan iman!

Fr. JohnBeberapa hari yang lalu saya membaca sebuah komentar santo Agustinus tentang hubungan iman dan doa. Saya menemukan sebuah kalimat yang menarik perhatian yakni iman merangsang orang beriman untuk tekun berdoa kepada Tuhan dan semakin ia tekun berdoa dengan sendirinya imannya menjadi kuat. Singkatnya iman merangsang doa dan doa menguatkan iman! Saya mengatakan kalimat ini menarik perhatian karena iman dan doa itu selalu berjalan bersama atau boleh dikatakan iman dan doa itu satu kesatuan. Kita mengakui diri kita sebagai orang beriman sehingga kita wujudkan dengan berdoa tanpa henti kepada Tuhan. Dengan berdoa tanpa henti, iman kita juga bertumbuh menjadi semakin kuat. Iman adalah keutamaan adikodrati yang mutlak perlu untuk keselamatan. Iman juga merupakan anugerah cuma-cuma dari Allah dan tersedia bagi semua orang yang dengan rendah hati mencarinya. St. Agustinus juga pernah berkata: “Aku percaya untuk mengerti dan aku mengerti untuk percaya lebih baik.” Doa merupakan kemampuan kita untuk mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan. Hati dan pikiran kita arahkan hanya kepada Tuhan maka dalam situasi apa saja kita bisa bersatu dengan Tuhan. Jadi iman dan doa mempersatukan kita dengan Tuhan.

Penginjil Matius mengisahkan dua hal menarik. Pertama, bahwa pada suatu hari seorang kepala rumah ibadat (dalam Injil markus dan Lukas dikenal dengan nama Yairus) datang kepada Yesus, menyembahNya dan berkata: “Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.” (Mat 9:18). Kepala rumah ibadat ini bukanlah orang biasa dalam masyarakat. Ia bekerja setiap hari melayani Tuhan di dalam rumah ibadat maka pastilah ia beriman dan tahu berdoa. Ia juga menunjukkan imannya kepada Yesus dengan datang kepadaNya, menyembah dan memohon atau berdoa supaya yesus meletakkan tangan atas anakNya yang sudah meninggal dunia. Tuhan Yesus melihat isi hati kepala rumah ibadat maka tanpa banyak bicara Ia bangun dan pergi ke rumahnya untuk meletakkan tangan (memberkati) anaknya yang meninggal.

Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu, ia mendengar banyak orang meniup seruling tanda duka cita yang mendalam. Yesus menyuruh mereka keluar dari kamar, Ia memegang tangan anak itu dan menyuruhnya untuk bangun. Bagi Yesus, anak yang meninggal dunia itu hanya tidur saja maka Ia datang untuk membangunkannya. Anak itu pun bangun dan hidup kembali seperti semula. Semua anggota keluarga bersukacita dan banyak orang heran dengan karya ajaib Yesus Kristus. Yesus memang luar biasa karena orang mati saja dibangkitkan!

Hal menarik kedua adalah Di dalam perjalanan ke rumah Yairus, sang kepala rumah ibadat, ada seorang wanita tanpa nama yang sudah dua belas tahun sakit pendarahan. Ketika melihat Yesus, ia berkata dalam hatinya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” (Mat 9:21). Ia pun menjamah ujung jubah Yesus. Yesus memandangnya dan berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” (Mat 9:22) Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu. Semua orang memandangnya dengan keheranan dan memuji Tuhan.

Dua mukjizat yang dilakukan Yesus terlaksana karena iman dan doa. Karena iman kepala rumah ibadat itu maka ia datang kepada Yesus, menyembah dan berdoa memohon supaya anaknya bisa dibangkitkan oleh Yesus. Karena iman dan doa pribadi perempuan yang sakit pendarahan kepada Yesus maka ia bisa memperoleh kesembuhan. Mukjizat Yesus ini membuka pikiran kita untuk bertumbuh dalam iman yang kuat kepadaNya. Iman setiap pribadi bisa menyelamatkan diri sendiri dan sesama kalau diungkapkan dalam doa. Iman menguatkan relasi kita dengan Tuhan.

Di dalam bacaan pertama kita mendengar Nubuat Tuhan melalui nabi Hosea tentang relasi yang akrab antara Tuhan dan manusia. Tuhan sendiri berniat untuk membujuk umat kesayanganNya, membawanya ke padang gurun untuk berbicara dari hati ke hati. Relasi Tuhan dan manusia begitu mendalam laksana relasi suami dan istri yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Relasi yang mendalam ini sangat berguna bagi umat Israel supaya tetap bersatu dengan Tuhan dan jangan menyembah berhala kepada baal-baal yang lain. Relasi kasih ini menjadi semakin kuat karena punya tujuan yang mulia yakni untuk membangun keadilan, kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. Ini adalah keutamaan-keutamaan yang ditemukan di dalam diri Tuhan sendiri.

Sabda Tuhan pada hari ini memiliki makna yang sangat mendalam. Kita semua diteguhkan dalam iman. Hidup doa kita juga diharapkan lebih baik lagi. Bertekunlah dalam iman dan setialah dalam doa-doamu.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk bertumbuh dalam iman dan setia dalam doa-doa serta pujian kepadaMu. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply