Homili 10 Juli 2014

Hari Kamis, Pekan Biasa XIV
Hos 11:1.3-4.8c-9
Mzm 80 2ac.3b.15-16
Mat 10:7-15

Allah kita itu baik selalu

Fr. JohnSaya selalu ingat kesan seorang anak ketika memberi kesaksian tentang figur ayahnya di depan peti jenasah. Saya bertanya kepadanya tentang ingatannya akan ayah. Anak itu menjawab: “Ayah saya itu seorang yang baik.” Saya bertanya: “Apa yang baik dari ayahmu?” Ia menjawab: “Ayah saya tidak pernah mengeluh waktu sakit. Ia menerima sakit penyakitnya hingga akhir hidupnya.” Umat yang hadir dalam perayaan itu merasa terharu karena kesaksian anak ini. Kehebatan ayahnya adalah selalu bertahan dalam penderitaan yang dialaminya. Berapa di antara kita yang bisa bertahan dalam penderitaan dan kemalangan? Mungkin saja kita memilih untuk mencari kenyamanan. Kita lupa bahwa hidup akan bermakna kalau kita selalu rela berkorban dan selalu berbuat baik kepada sesama.

Pada hari ini kita mendengar kelanjutan nubuat nabi Hosea. Ia menggambarkan Allah sebagai Bapa yang baik dan penuh kasih bagi setiap orang di Israel. Tuhan mengasihi Israel sehingga ketika masih muda Ia memanggilnya dari Mesir sebagai anakNya. Ia juga mengajar Efraim untuk berjalan, mengangkatnya dengan lengan perkasa dan menyembuhkan mereka yang sakit tetapi mereka tetap tidak percaya kepada Tuhan. Tuhan mencurahkan segala kasihNya kepada mereka tetapi mereka tetap tidak percaya. Tuhan berkata: “Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan.” (Hos 11:4).

Tuhan menunjukkan kasihNya kepada Israel. Inilah kata-kata yang mencerminkan kebaikan dan kasih Tuhan: Tuhan setiap kepada manusia meskipun selalu jatuh dalam dosa. Ia memiliki tali kesetiaan dan ikatan kasih. Tuhan membungkuk dan memberi makan. Tuhan merelakan diriNya untuk menjadi manusia dalam diri Yesus. Yesus memberi diriNya sebagai Roti Surga, makanan rohani bagi manusia.

Israel memang tidak luput dari dosa. Ia jatuh berkali-kali ke dalam dosa tetapi Tuhan tetap menerima dan mengasihinya apa adanya. Segala dosa manusia dihapuskan Tuhan. Tuhan berfirman: “Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim kembali. Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan.” (Hos 11:9).

Kisah kasih dan kebaikan Tuhan adalah gambaran Kerajaan Surga yang diwartakan Yesus Kristus di dunia. Setelah memanggil dan memilih dua belas pria menjadi rasul-rasul, Tuhan mengutus mereka untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaanNya. Apa sajakah pekerjaan-pekerjaan Tuhan itu? Tuhan Yesus berkata: “Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.” (Mat: 10:8). Tuhan mewariskan kuasaNya kepada para murid untuk melayani sesama. Manusia pernah takjub kepada Yesus karena mukijizat-mukjizat yang dilakukanNya maka kini orang juga harus takjub kepada Gereja karena terbuka untuk berbuat baik dan mengasihi.

Untuk dapat melayani Tuhan dengan baik maka para rasul diingatkan untuk hidup sederhana, dengan hati yang tidak melekat pada harta benda tetapi melekat pada Tuhan. Para rasul juga membawa damai kepada sesama. Damai itu adalah titipan dari Tuhan (Yoh 14:27) dan dengan membawa damai kita juga menjadi anak-anak Allah (Mat 5:8). Orang-orang yang tidak menerima kehadiran Tuhan maka akan mendapat hukuman yang lebih berat dari Sodom dan Gomora.

Sabda Tuhan pada hari ini mengingatkan kita bahwa Allah itu kasih. Setiap saat kita jatuh dalam dosa melalui pikiran, perkataan perbuatan dan kelalaian Ia tetap menunjukkan kesetiaan dan kasihNya. Ia menuntun kita untuk terus berkarya, melayani Kerajaan Sorga. Suatu kerajaan rohani yang berisi kasih, damai dan keadilan.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk senantiasa bertumbuh dalam kasih. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply