Homili 26 Juli 2014

Hari Sabtu, Pekan Biasa XVI
St. Ana dan St. Yoakim
Yer 7:1-11
Mzm 84
Mat 13:24-30

Perbaikilah tingkah lakumu!

Fr. JohnAda seorang ibu yang sering curhat tentang suka dan duka dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Sebagai ibu ia selalu mengharapkan masa depan yang baik bagi anak-anaknya. Dengan kesadaran sebagai pendidik nomor satu, ia selalu memberi nasihat setiap hari. Salah satu pesan istimewanya adalah supaya anak-anaknya bisa bertingkah laku yang baik di hadapan Tuhan dan sesama. Ia bersama suaminya berusaha dari hari ke hari untuk memberi teladan yang baik sebagai orang tua. Ini adalah komitmen sejak anak-anak masih usia dini. Banyak keluarga, teristimewa pasangan suami dan istri berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya.

Pada hari ini kita merayakan pesta St. Ana dan St. Yoakim, orang tua dari Bunda Maria.Tuhan memilih para leluhur Tuhan Yesus ini sebagai mitra bagi penebusan manusia. St. Ana dan St. Yoakim telah melahirkan dan membesarkan Bunda Maria yang terpuji di antara semua wanita dan terpilih menjadi Bunda Yesus Kristus. Ini menandakan bahwa orang tuanya adalah orang kudus. Mereka pasti mendidik Maria untuk bertumbuh sebagai gadis Yahudi yang saleh, takut akan Tuhan dan mengasihi sesamanya. Orang selalu berkata: “Dari pohonnya kita bisa mengenal buah-buahnya.”

Bacaan-bacaan liturgi hari ini menguatkan dan menyegarkan jiwa kita. Tuhan melalui nabi Yeremia berkata: “Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini.” (Yer 7:3). Perkataan Tuhan ini menandakan bahwa orang-orang Israel sebagai umat terpilih selalu jatuh dalam dosa. Tingkah laku mereka jauh dari Tuhan padahal banyak di antara mereka yang mengakui iman mereka kepada Allah. Pengalaman Israel juga masih menjadi pengalaman manusia zaman ini. Orang boleh mengakui diri beragama tetapi hidup mereka tidak mencerminkan diri mereka sebagai umat beragama. Mereka beragama tetapi tidak beriman. Orang mengakui diri kristiani tetapi hidup mereka yang nyata bukanlah kristiani. Sebab itu Tuhan meminta mereka untuk mengubah tingkah laku mereka dan melakukan keadilan.

Memperbaiki tingkah laku berarti berusaha untuk mengikuti perintah dan ketetapan-ketetapan Tuhan. Tuhan sudah bersabda maka sebagai umatNya patut mendengar dan melakukan perintah Tuhan dengan kasih dan dengan demikian Tuhan dapat berdiam di dalam hati mereka. Umat Israel juga diajak untuk melakukan keadilan dan kasih kepada sesama manusia. Caranya adalah tidak bersikap menindas orang asing, yatim dan janda-janda, tidak menumpahkan darah orang yang tidak bersalah dan tidak mengikuti allah lain atau menyembah berhala.

Perkataan Tuhan kepada umat Israel ini seperti perkataan atau nasihat dari orang tua kepada anak-anaknya. Tuhan sebagai Bapa yang baik menasihati anak-anaknya untuk hidup layak sebagai anak di hadiratNya. Sekarang coba pikirkanlah dirimu sendiri. Banyak kali kita memanggil Allah sebagai Bapa tetapi hidup kita tidak mencerminkan diri sebagai anak dari seorang Bapa yang baik dan kekal. Mengapa demikian? Karena ternyata hidup kita diliputi oleh kebaikan dan kejahatan. Di satu pihak Tuhan begitu baik dengan kita, di lain pihak kita begitu jahat dengan Tuhan dan sesama.

Tuhan Yesus di dalam bacaan Injil memberikan perumpamaan yang mewakili seluruh hidup kita yang diliputi kebaikan dan kejahatan. Tuhan Yesus memperlihatkan bahwa Kerajaan Sorga itu seperti seorang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Pada malam hari ada orang jahat menaburkan lalang di antara gandum. Keduanya bertumbuh bersama-sama dan sulit untuk membedakannya. Ketika sudah mulai berbunga dan berbulir maka pekerja baru sadar bahwa ada lalang di antara gadum. Para pekerja meminta tuannya untuk mencabut lalang tetapi tuannya dengan bijaksana dan sabar menganjurkan untuk membiarkan mereka bertumbuh bersama-sama. Pada saat panen tiba, lalang dikumpulkan dan dibakar sedangkan gandum masuk ke lumbung-lumbung.

Kisah Injil ini mengarahkan para orang tua untuk memiliki kesabaran seperti Allah sendiri. Manusia maunya cepat-cepat mencabut lalang dan berpikir masalah akan selesai, Tuhan masih sabar memberi kesempatan hingga musim panen tiba. Tuhan menjaga gandum supaya tetap hidup tetapi memberi juga kesempatan kepada lalang untuk hidup. Tuhan memberi kesempatan kepada manusia yang baik untuk hidup dalam rahmatNya dan bersabar terhadap orang-orang yang jahat. Ada kesempatan bagi kaum pendosa untuk bertobat.

Sambil memperingati pesta St. Ana dan St. Yoakim, mari kita mendoakan para orang tua untuk setia dalam panggilan mereka. Para orang tua tidak pernah kuluah “Fakultas Orang Tua” tetapi Tuhan memberikan anugerah istimewa supaya menjadi orang tua yang baik dan pendidik yang ulung bagi anak-anaknya.

Doa: Tuhan, berkatilan orang tua kami. Mereka yang masih hidup, rahmatilah mereka dengan berkat-berkatMu, mereka yang sudah meninggal dunia berilah istirahat kekal kepada mereka. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply