Homili Hari Minggu Biasa XVII/A

1Raj 3:5.7-12
Mzm 119:57.72.76-77.127-128.129-130
Rm 8:28-30
Mat 13: 44-52

Kerajaan Surga itu….

Fr. JohnKita semua percaya bahwa Tuhan Yesus datang ke dunia ini untuk memberitakan Kerajaan Surga. Ia menghadirkan Kerajaan Surga dengan mewartakan Injil dan melakukan tanda-tanda heran. Hal ini sesuai dengan laporan Penginjil Matius sebelumnya bahwa Tuhan Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.” (Mat 9:35). Segala yang dilakukan Yesus ini nantinya dilanjutkan oleh para rasulNya. Untuk itu Ia membentuk landasan yang kuat dengan mengajar para muridNya.Ia menggunakan contoh dan aneka perumpamaan. Ia menggunakan perumpamaan yang kontekstual seperti perumpamaan tentang penabur (Mat 13: 1-23), perumpamaan tentang lalang di antara gandum (Mat 13:24-30); Perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi (Mat 13:31-35); Perumpamaan tentang harta terpendam dan mutiara yang berharga (Mat 13:44-46); Perumpamaan tentang Pukat (Mat 13:47-52). Ia memiliki alasan yang kuat mengapa mengajar dengan menggunakan perumpamaan-perumpamaan: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia kerajaan Sorga tetapi tidak kepada mereka…Sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.” (Mat 13: 11.13).

Pada hari Minggu ini Tuhan Yesus memberikan tiga perumpamaan tentang Kerajaan Surga. Pertama, ia mengatakan bahwa kerajaan Sorga itu seumpama harta terpendam di ladang yang ditemukan orang. Orang yang menemukannya itu memendamkannya lagi kemudian pergi untuk menjual segala miliknya lalu datang dan membeli ladang tersebut. Kedua, Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang sedang mencari mutiara yang indah. Setelah menemukan mutiara itu, Ia akan pergi menjual segala miliknya lalu dengan sukacita membeli mutiara itu. Ketiga, Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut lalu mengumpulkan berbagai jenis ikan. Setelah pukatnya penuh maka ditariklah pukat itu ke darat dan sambil duduk, orang memilih ikan yang baik di tempatkan di dalam pasu sedangkan yang lainnya dibuang ke dalam danau.

Nah, pada zaman dahulu, di tanah Palestina juga terdapat banyak pencuri atau kadang terjadi perang suku. Oleh karena orang-orang pada waktu itu berani menyembunyikan hartanya di ladang. Mereka menggali lobang lalu menyembunyikan di dalam tanah. Kadang sang pemiliknya lupa menyembunyikannya atau meninggal dunia tanpa menyampaikan sanak keluarganya sehingga harta itu tetap tersembunyi di ladang. Ketika ada orang yang menemukannya maka hatinya penuh sukacita. Ada orang yang langsung mengambilnya, ada juga yang melakukan sebagaimana dikatakan Yesus dalam perumpamaan ini. Sebenarnya kebiasaan mencari harta ini selalu dibandingkan dengan orang yang mencari hikmat atau mencari Tuhan di dalam Kitab Suci (Yes 33:6; Keb 2:4; 8:19).

Sukacita Injil yang muncul di sini adalah pada orang yang mencari harta terpendam dan mutiara yang berharga. Ketika menemukannya mereka bersukacita, tidak langsung mengambilnya tetapi pergi dan menjual segala miliknya lalu datang untuk membelinya. Dua aspek penting dalam usaha untuk memiliki kerajaan Surga adalah sukacita rohani sebagai anugerah Roh Kudus dan sikap lepas bebas sehingga hanya berharap kepada Tuhan. Orang tidak berlaku tamak. Kerajaan Surga tidak hanya berharga tetapi juga indah seperti mutiara. Orang yang menemukannya bersukacita.

Di dalam Injil kita bisa menemukan figur-figur yang mencari dan menemukan Yesus dan InjilNya sebagai tanda hadirNya Kerajaan Allah seperti Yohanes Pembaptis, Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea. Di dalam Kitab Perjanjian Lama kita menemukan sosok Raja Salomo yang mendapat penampakkan dari Tuhan. Tuhan Allah menanyakan kepada Salomo apa yang boleh diminta dariNya (1Raj 3: 7-12). Salomo meminta kepada Tuhan hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi Umat Allah sehingga mereka dapat membedakan mana yang baik dan jahat. Salomo tidak meminta harta, usia yang panjang dan nyawa musuh. Tuhan lalu memberikan hati yang penuh hikmat dan pengertian kepada Salomo.

Tuhan Yesus dalam Injil juga memberi perumpamaan tentang pukat yang dilabuhkan untuk mengingatkan kita bahwa sukacita rohani itu akan membawa kita kepada pengadilan terakhir. Laksana ikan yang baik dan tidak baik, demikian pada saat Yesus datang kembali untuk mengadili orang yang hidup dan mati, Ia akan memisahkan orang yang baik di sebelah kananNya dan yang jahat di sebelah kiriNya. Yesus memang mengambil perumpamaan ini sesuai dengan keadaan ikan di danau Galilea. Ada sekita dua puluh jenis ikan di sana, ada yang baik untuk di makan dan yang lainnya dibuang karena tidak sehat (Im 11:10).

Ketiga perumpamaan ini nyata dalam hidup menggereja. Gereja dalam hal ini umat beriman pada zaman ini hendaknya selalu bersukacita dan bersikap lepas bebas supaya layak di hadirat Tuhan Yesus Kristus. Gereja bersukacita karena selalu terarah kepada Yesus dan InjilNya. Gereja juga siap untuk patuh kepada Tuhan yang akan datang untuk mengadili orang yang hidup dan mati. Ini adalah credo dan patut dihayati dan dinantikan dengan sukacita oleh setiap orang beriman.

Apa yang harus kita lakukan? St. Paulus dalam bacaan kedua mengingatkan kita semua sebagai pilihan Allah yang akan serupa dengan PuteraNya. Menurut Paulus, Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihiNya. Orang-orang pilihanNya itu juga ditentukan untuk menjadi serupa dengan Yesus PuteraNya. Tuhan melakukan karya yang indah bagi manusia dengan menentukan, memanggil, membenarkan dan memuliakan. Ia menghendaki supaya semua orang merasakan sukacita di dalam Kerajaan Surga. Maka Kerajaan Surga itu memang berharga dan indah. Kerajaan Surga itu adalah Yesus dan InjilNya yang kita cari dan patut kita miliki, mulai di dalam hati kita. Apakah hati kita laya untuk menjadi tempat indah dan berharga bagi Yesus dan InjilNya.

Doa: Tuhan, terima kasih karena Engkau telah menentukan, memanggil, membenarkan dan memuliakan kami ciptaanMu yang sederhana ini. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply