Anda juga mendapat karunia!
Ada seorang pemuda yang kembali dari SHBDR (Seminar Hidup Baru Dalam Roh) langsung menghubungi saya. Ia mengatakan penyesalannya karena selama SHBDR, cita-citanya tidak tercapai. Saya bertanya kepadanya apa maksud cita-citanya itu. Ia menjawabku: “Ketika pergi mengikuti SHBDR, saya bercita-cita untuk mendapatkan bahasa Roh. Tetapi hingga kembali ke rumah saya tidak memperoleh apa-apa. Rasa-rasanya Tuhan lupa sama aku. Teman-teman saya yang lain pada berbahasa Roh sedangkan saya tidak bisa.” Saya mengangguk tetapi merasa kasihan dengan orang muda ini karena mengikuti SHBDR untuk bisa berbahasa Roh. Ini keliru! Tetapi pikiran saya juga tertuju kepada para pengajar selama SHBDR, jangan sampai ada yang keliru menyampaikan materinya.
Bahasa Roh itu tidak pernah dipelajari tetapi dianugerahkan sendiri oleh Tuhan. St. Lukas bersaksi dalam Kisah Para Rasul bahwa karunia Roh Kudus itu dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain sehingga mereka bisa berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah (Kis 10:45-46). Paulus, ketika berada di Efesus, ia menumpangkan tangan maka turunlah Roh Kudus sehingga mereka berkata-kata dalam bahasa Roh (Kis 19:6). Bahasa Roh itu dikaruniakan oleh Tuhan kepada orang-orang tertentu sesuai kehendak Tuhan bukan kesukaan manusia (1Kor 12:10.28. 30). Bahasa roh akan berhenti tetapi kasih tidak berkesudahan (1Kor 13:8). Jadi kalau bukan bahasa Roh yang dirasakan, mungkin buah-buah roh itu membantu untuk bertumbuh dalam iman.
St. Paulus menulis kepada jemaat di Efesus: “Kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.” (Ef 4:7). Tuhan Yesus tidak pernah melupakan kita. Ia memberi karunia dan kita semua menerima sesuai dengan kehendakNya bukan sesuai dengan kesukaan kita. Maka sadarlah bahwa Tuhan memberi rahmat dan kasih karunia kepada semua orang.
PJSDB