Homili Hari Minggu Adven IV/B

Hari Minggu Adven IV/B
2Sam 7:1-5.8b-12.14a.16
Mzm 89: 2-3.4-5.27.29
Rm 16:25-27
Luk 1:26-38

Menerima Sabda dengan sukacita

Fr. JohnKita berada di hari-hari terakhir menjelang perayaan Natal tahun 2014. Banyak orang menyiapkan dirinya dengan mengakui dosa-dosanya, menyiapkan gaun yang baru untuk perayaan natal, koor dan rencana perayaan yang bagus, phon natal dan kandang yang indah, makanan yang cocok untuk merayakan natal. Ada yang menggunakan kesempatan untuk bersama keluarga menikmati liburan. Semua ini karena kasih kepada Tuhan. Kasih adalah alasan segalanya karena Tuhan juga sudah lebih dahulu mengasihi kita semua.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini mengajak kita untuk menyadari kasih dan kebaikan Tuhan. Dialah yang selalu mengambil inisiatif pertama untuk menyelamatkan kita semua. Dalam bacaan pertama kita mendengar pengalaman akan Allah di dalam diri Raja Daud. Ketika Daud sudah menjadi raja yang kuat dan jaya, ia baru sadar bahwa ternyata Tabut Perjanjian hanya berada di dalam sebuah kemah yang sederhana. Ia berniat untuk membangun sebuah rumah yang megah supaya bisa meletakkan Tabut Perjanjian di dalamnya. Niatnya ini disampaikan melalui nabi Nathan. Nabi Nathan pun merestui niat baik Raja Daud.

Manusia boleh merencanakan tetapi Tuhan yang menentukan. Pada suatu malam Tuhan menampakkan diri kepada nabi Nathan dan memintanya supaya menyadarkan Daud bahwa dirinya adalah raja tetapi tetaplah manusia biasa. Inilah pesan Tuhan kepada Daud melalui nabi Nathan: “Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami?” (2Sam 7:5). Tuhan bertanya demikian karena Dialah satu-satunya pencipta semesta alam. Dialah yang menjadikan daud sebagai raja maka Daud hanya bisa mengamini dan melayani umat Tuhan. Tuhan mengingatkan Daud melalui Nathan, beberapa agenda penting dalam hidup Raja Daud: Tuhan punya inisiatif untuk mengambil Daud yang saat itu sebagai seorang gembala untuk diurapi menjadi raja. (1Sam 16: 12-13). Tuhan melindungi raja dan menekuk semua musuhnya. Tuhanlah yang membuat nama Daud menjadi besar. Tuhan juga akan memberi keturunan kepada Daud.

Tuhan juga memberikan janjiNya kepada Daud bahwa anak kandungnya akan mengokohkan kursi kerajaannya. Inilah perkataan Tuhan: “Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.” (2Sam 7:14-16).

Janji Tuhan ini menjadi sempurna dalam diri Yesus Kristus, anak Daud. Dalam SilsilahNya, Yesus disebut anak Daud (Mat 1:1). Yusuf Bapa pengasuhNya juga merupakan anak Daud (Mat 1:20). Selanjutnya di dalam Injil Yesus disapa sebagai Anak Daud (Mat 9:27;12:23 dst). Maka apa yang dikatakan Tuhan melalui nabi Nathan ini benar: “Aku membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu dan mengokohkan kerajaannya.” Dalam Injil, Malaikat Gabriel berkata kepada Maria: “Ia akan menjadi besar dan akan disebut anak Allah Yang Mahatinggi dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadaNya takhta Daud, bapa leluhurnya.” (Luk 1:37). Yesus adalah Anak Daud yang meneruskan kerajaan bapa leluhurnya.

St. Paulus dalam bacaan kedua melengkapi janji Tuhan dalam Kitab Perjanjian Lama. Ia mengakhiri suratnya kepada jemaat di Roma dengan mengatakan bahwa Allah berkuasa menguatkan kita menurut Injil yang dimaklunkannya dan pemberitaan tentang Yesus Kristus yang isinya ialah pernyataan rahasia yang berabad-abad lamanya tersembunyi, tetapi kini dinyatakan, yang menurut perintah Allah yang abadi telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing kita kepada ketaatan iman. Rahasia Allah yang dimaksud Paulus adalah nubuat Tuhan melalui para nabi tentang kedatangan Yesus Kristus. Kita menjawabi rahasia Allah untuk menyelamatkan manusia dengan bersyukur kepadaNya.

Dalam bacaan Injil, kita mendengar inisiatif dari Tuhan untuk mengkonkretkan rahasia yang tersembunyi berabad-abad itu. Caranyanya adalah mengutus malaikat Gabriel untuk menyampaikan kabar sukacita kepada Maria, seorang wanita sederhana dari Nazareth. Inilah warta sukacita itu: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau. “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” (Luk 1:28.30-33). Mendengar perkataan malaikat maka reaksi Maria adalah: terkejut dan bertanya dalam hati semua perkataan malaikat.

Untuk menenangkan bathin Maria maka malaikat meyakinkannya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” (Luk 1: 35-37). Maria merasa yakin dengan perkataan Tuhan sehingga ia pun taat kepadaNya. Ia berkata: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38).

Sabda Tuhan pada hari minggu adven IV/B ini mengarahkan kita untuk bersyukur kepada Tuhan karena Dialah yang selalu memiliki inisiatif pertama untuk menyelamatkan kita. Inisiatifnya untuk menyadarkan Daud bahwa ia hanya seorang manusia biasa dan hanya Tuhanlah yang punya kuasa, menyuruh malaikat Gabriel kepada Bunda Maria bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan Yesus, meyakinkan umat yang percaya kepada Kristus bahwa semua rahasia yang tersimpan berabad-abad akan menjadi nyata dalam diri Yesus Kristus. Marilah kita juga membangun inisiatif untuk menolong sesama yang sangat membutuhkan.

Kita juga diajak untuk menerima Sabda Tuhan. Sebagaimana Daud dalam Kitab Perjanjian Lama, Bunda Maria dan St. Paulus, mari kita juga terbuka kepada Sabda Tuhan. Mari kita mendengar, menerima dan melakukan Sabda seperti Bunda Maria. Ia menerima Yesus sebagai sabda kehidupan, mendampingiNya sampai tuntas. Maria adalah model kita dalam mendengar dan menghayati Sabda Tuhan.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply