Homili 23 Maret 2015

Hari Senin Pekan Prapaskah V
T.Dan. 13:1-9,15-17,19-30,33-62 (Dan. 13:41c-62)
Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6
Yoh. 8:1-11

Tuhan Yesus tetap Setia!

Fr. JohnAda seorang Romo memberikan homili dalam misa pernikahan. Ia mengatakan kepada pengantin dan mempelai bahwa kesetiaan di dalam hidup perkawinan haruslah diperjuangkan terus menerus. Setiap saat selalu ada ujian kesetiaan dan banyak orang sering gagal dalam ujian ini. Mereka harus belajar setia dan memulai lagi dalam hidupnya. Hanya ada satu orang yang setia selama-lamanya yaitu Tuhan. Manusia boleh tidak setia kepadaNya tetapi Ia tetap setia. Semua umat yang hadir dalam perayaan itu mengalami pencerahan untuk belajar setia seperti Tuhan Yesus. Ia setia kepada Bapa dan manusia sehingga mau memberi diriNya untuk keselamatan manusia. Perkataan Romo ini berlaku umum, artinya bukan hanya untuk pengantin dan mempelai yang akan diberkati tetapi juga untuk kita semua. Kesetiaan hidup itu berasal dari Tuhan.

Bacaan Kitab Suci pada hari ini menggambarkan Allah yang kita imani setia adanya bagi manusia. Dia laksana gembala yang baik, gembala yang memperhatikan domba-dombaNya. Tuhan setia membimbing umatNya ke jalan yang baik dan benar. Daud pernah berkata kepada Tuhan: “Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: ‘ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. ‘Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.” (Mzm 23:1-2a). Tuhan bertindak sebagai gembala yang membaringkan atau menghibur dan menuntun dalam perjalanan hidup kita. Ia setia dan tidak akan melupakan setiap orang yang terbuka dan percaya kepadaNya.

Tuhan tidak hanya menuntun manusia di saat-saat senang saja tetapi di saat susah sekali pun Tuhan setia dan tetapi hadir. Kesetiaan Tuhan ditunjukkan dengan penyertaanNya yang tiada akhirnya. Dialah yang berkuasa bagi manusia. Daud berdoa dalam Mazmur: “Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.” (Mzm 23: 3b-4). Tuhan bisa melakukan semuanya ini karena Ia setia melayani manusia. Para lawan dikalahkanNya dan manusia dikuduskanNya. Ia murah hati kepada manusia. Daud melanjutkan doanya: “Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.” (Mzm 23:5-6).

Doa Daud dalam Mazmur menggambarkan Allah sebagai Bapa yang baik. Dia juga merupakan Gembala Baik dan mengenal setiap orang yang percaya kepadaNya. Tuhan senantiasa hadir dalam suka dan duka serta peristiwa hidup manusia. Ia memperhatikan kebutuhan hidup manusia. Tuhan selalu menolong orang yang datang kepadaNya dengan segala pergumulan yang dimilikinya.

Bacaan-bacaan Ekaristi hari ini menggambarkan Allah yang senantiasa setia kepada orang yang menderita dan berharap kepadaNya. Dalam bacaan pertama kita mendengar bagaimana Tuhan mengutus Daniel untuk membela Susana yang dituduh berzinah. Ketika Susana mengalami kesulitan besar karena tuduhan palsu maka pertolongan Tuhan datang tepat pada waktunya. Susana melewati situasi yang nyaris merengut nyawanya karena pertolongan Tuhan melalui Daniel. Kisah ini menggambarkan bagaimana Tuhan begitu setia kepada manusia yang mempercayakan dirinya hanya kepada Tuhan.

Di dalam bacaan Injil, kita mendengar kisah seorang wanita yang tertangkap basah karena berzinah. Orang-orang Farisi yang berpegang teguh pada hukum Taurat membawa perempuan itu kepada Yesus dan bertanya tentang hukuman yang tepat. Mereka semua tahu bahwa sesuai aturan dalam hukum Taurat, wanita itu patut dilempari dengan batu. Tuhan hanya menulis di atas tanah kemudian membuka suaraNya: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Perkataan Yesus ini sangat tajam sehingga membuat mereka sadar diri dan bubar. Tuhan Yesus juga tidak menghukum wanita itu tetapi setia mendampingi dan menasihatinya supaya tidak mengulangi dosa perzinahan lagi.

Tuhan senantiasa setia kepada manusia dalam situasi apa saja. Hal yang terpenting adalah bagaimana manusia terbuka kepada Tuhan dan siap menerima pengampunanNya. Dalam masa prapaskah ini, kita diingatkan untuk menjadi setia dalam panggilan dan pelayanan karena Tuhan sendiri setia adanya. Dialah yang selalu hadir dan menyertai kita semua.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply