Homili 26 Maret 2015 (dari Injil)

Hari Kamis, Pekan Prapaskah V
Kej. 17:3-9
Mzm. 105:4-5,6-7,8-9
Yoh. 8:51-59.

Mentaati Sabda Tuhan itu Indah!

Fr. JohnSalah satu aspek penting yang mendukung semangat tobat dalam masa prapaskah ini adalah komitmen untuk bersahabat dengan Sabda Tuhan atau Kitab Suci. Komitmen ini dengan sendirinya membantu kita untuk akrab dengan Pribadi Yesus. Dialah satu-satunya penyelamat kita. Mengapa kita harus bersahabat dengan Kitab Suci? Karena kita sudah mengenal Yesus di dalam Kitab Suci. Kitab Suci sendiri merupakan suatu peneguhan iman, makanan jiwa, dan sumber hidup spiritual. Sang pemazmur berkata bahwa Kitab Suci “pelita bagi kakiku dan cahaya bagi langkahku” (Mzm 119:105). St. Hironimus pernah berkata: ”Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus.”

Pada hari ini Tuhan Yesus menegaskan bahwa Ia sudah ada sebelum Abraham, bapak kaum beriman. Penegasan ini menyebabkan relasi Yesus dan kaum Yahudi semakin tegang. Tetapi Yesus mencari cela dan masuk pada cela yang tepat di dalam hidup orang Yahudi dan coba menyadarkan mereka. Ketika orang Yahudi mengumpatNya bahwa Ia sudah kerasukan setan karena membandingkan diriNya dengan Abraham maka Yesus memfokuskan perhatian mereka pada perkataan ini: “Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” (Yoh 8:51). Orang Yahudi yang setia akan mendengar dan menjadi pelaku Sabda yang setia. Mereka yang mampu mendengar Sabda akan menuruti dan melakukannya di dalam hidup setiap hari. Dengan akrab bersama Sabda maka mereka akan mengenal lebih dalam Pribadi Yesus dan tidak akan menolakNya. Sayang sekali karena mereka tidak sampai pada tingkat akrab bersama Yesus.

Di hadapan orang-orang Yahudi, Tuhan Yesus menunjukkan otoritasNya sebagai Anak Allah. Segala kekuasaan sudah diberikan Bapa kepadaNya. Berkaitan dengan hal ini, Yesus berkata: “Dan Ia telah memberikan kuasa kepadaNya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia” (Yoh 5:27). Yesus memiliki kuasa yang lebih dari Abraham bahkan Ia sudah ada sebelum Abraham. Kuasa Yesus itu mengatasi segala-galanya. St. Paulus mengatakan bahwa semuanya akan bertekuk lutut di hadapanNya, demikian juga segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi (Rm 14:11; Flp 2:10).

Perikop Injil hari ini sangat menarik karena kita diajak untuk mengenal lebih dalam jati diri Tuhan Yesus Kristus. Ia tegas mengatakan bahwa sebelum Abraham ada, Dia sudah ada. Abraham sendiri bersukacita karena melihat hari-hari kehidupan Yesus. Bukan hanya Abraham yang hanyalah seorang manusia biasa, Allah Bapa di surga juga memuliakan atau mengagungkan Yesus PuteraNya. Tuhan Yesus mengenal Bapa di Surga dan ini adalah sebuah kebenaran bukan kebohongan.

Sifat manusiawi kaum Yahudi pun nampak jelas. Ketika mendengar perintah Yesus untuk menuruti FirmanNya dan mengatakan bahwa Ia lebih dari Abraham serta dimuliakan Bapa di Surga maka rasa iri hati pun menguasai mereka. Mereka terheran-heran dan tidak percaya kepada Yesus. Itulah sebabnya mereka mengambil batu untuk melempari Yesus. Untunglah, Yesus cepat meninggalkan Bait Allah.

Apa yang Tuhan Yesus mau katakan kepada kita?

Pertama, Yesus memiliki prinsip hidup yang kuat bukan mencla mencle. Ketika berada dalam situasi yang sulit, Yesus tegas menunjukkan jati diriNya sebagai Anak Allah. Misalnya, “Sebelum Abraham jadi, Aku telah ada!” (Yoh 8:59). Nah sikap tegas ini haruslah kita miliki dalam bertindak baik di dalam keluarga atau dalam pekerjaan.

Kedua, Yesus bukanlah seorang pria penakut. Ia melawan arus bahkan nyawaNya terancam tetapi Ia tetap berani dan setia memperjuangkan Kebenaran. Dialah Kebenaran itu sendiri dan Ia mau supaya semua orang berjalan dalam Kebenaran karena Kebenaran itulah yang memerdekakan (Yoh 8:32). Apakah kita bermental bekicot? Kita harus kuat dan tegar seperti Yesus Kristus.

Ketiga, Sabda Tuhan adalah sebuah kebutuhan. Sabda atau logos adalah diri Yesus sendiri. Tuhan Yesus juga mengajak para pria katolik untuk menuruti FirmanNya supaya bisa memperoleh hidup kekal. Nah, kita harus memiliki prinsip bahwa kita membutuhkan Sabda Tuhan untuk menerangi langkah kaki menuju kepadaNya.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply