Homili 28 April 2015

Hari Selasa, Pekan Paskah IV
Kis. 11:19-26
Mzm. 87:1-3,4-5,6-7
Yoh. 10:22-30

Saya juga golongan Kristus!

Fr. JohnKisah kesaksian para rasul tentang Tuhan Yesus berlanjut. Ada persoalan dan upaya untuk mengatasi konflik antara Petrus dan kaum bersunat di Yerusalem. Petrus mengatakan kepada mereka bahwa Tuhan juga memiliki rencana keselamatan untuk bangsa-bangsa yang lain dengan menganugerahkan pertobatan (Kis 11:18). Konflik di dalam komunitas memang bisa diatasi tetapi penganiayaan terhadap murid-murid Tuhan tetap berlanjut. Banyak murid Tuhan yang berdiaspora ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia. Dikisahkan juga bahwa ada orang-orang Siprus dan Kirene yang tiba di Antiokhia untuk memberitakan Injil bahwa Yesus adalah Tuhan. Banyak orang bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.

Tentu saja ini merupakan sebuah berita yang bagus baik komunitas di Yerusalem maupun gereja diaspora. Tuhan menyertai Gereja-Nya dan membiarkanya bertumbuh. Dengan mendengar perkembangan jemaat di Antiokhia maka jemaat di Yerusalem mengutus Barnabas ke Antiokhia untuk melayani mereka. Kota Antiokhia (bahasa Yunani: Αντιόχεια η επί Δάφνη, Αντιόχεια η επί Ορόντου or Αντιόχεια η Μεγάλη; bahasa Latin: Antiochia ad Orontem; juga Antiochia dei Siri, Antiokhia Suriah; bahasa Turki: Antakya; bahasa Suryani: ܐܢܛܝܘܟܝܐ Anṭiokia; bahasa Ibrani: אנטיוכיה, antiyokhya; bahasa Georgia: ანტიოქია; bahasa Armenia: Անտիոք Antiok). Antiokhia adalah sebuah kota tua yang terletak di sisi timur sungai Orontes, saat ini dikenal dengan nama Antakya di Turki. Kota ini merupakan pusat agama Kristen di abad-abad pertama Masehi dan disebut dalam Kitab Suci Perjanjian Baru.

Ketika Barnabas tiba di Antiokhia, hatinya bersukacita karena ia merasakan adanya kasih karunia Allah di dalam jemaat. Ia menasihati mereka untuk tetap setia kepada Tuhan walaupun banyak penderitaan yang mereka alami. Banyak orang Antiokhia menjadi pengikut Yesus Kristus karena merasakan kebaikan Barnabas. Selanjutnya, Barnabas pergi ke Tarsus untuk berjumpa dengan Paulus. Ia membawa Paulus ke Antiokhia dan tinggal bersamanya di sana setahun untuk melayani jemaat. Di kota Antiokhia inilah murid-murid Yesus Kristus untuk pertama kalinya disebut dengan istilah Kristen, artinya “Kristus kecil” atau “golongan Kristus” (Kis 11:26).

Kisah pelayanan para rasul menunjukkan bahwa Tuhan turut berkarya di dalam diri para rasul. Mereka mewartakan Injil sebagai Khabar sukacita kepada semua orang. Nama Yesus bukan lagi miliki kaum tertentu, tetapi milik semua orang yang membuka diri dan percaya kepada-Nya. Gereja bertumbuh dalam penderitaan. Penganiayaan datang bertubi-tubi tetapi iman jemaat semakin kuat.

Kita juga mengingat kembali nasihat Gamaliel kepada semua majelis agama Yahudi: “Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik, apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut; tetapi ia dibunuh dan cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya. Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.” (Kis 5:34-40). Gereja adalah rencana Allah bukan rencana manusia!

Gereja adalah kumpulan domba-domba yang memiliki seorang gembala baik yaitu Tuhan Yesus Kristus. Tetapi pada masa hidup-Nya, Ia juga ditolak oleh orang-orang Yahudi karena keragu-raguan mereka. Penginjil Yohanes bersaksi: Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.” (Yoh 10:24). Reaksi Yesus terhadap sikap orang-orang Yahudi ini adalah menyadarkan mereka akan segala pekerjaan yang sudah dilakukan-Nya. Pekerjaan-pekerjaan itu bukan berasal dari diri-Nya, melainkan berasal dari Bapa dan itulah yang memberi kesaksian tentang jati diri Yesus. Orang-orang Yahudi ragu dan tidak percaya kepada Yesus karena mereka bukanlah domba dan Yesus bukanlah gembala mereka.

Yesus mengatakan bahwa domba-domba mengenal gembala dan suaranya serta mengikutinya dari dekat. Domba-domba adalah kumpulan orang yang percaya kepada Yesus, mendengar dan mengikuti-Nya dan dengan demikian mereka juga mengalami keselamatan dalam nama Yesus. Tidak ada kuasa apa pun yang bisa merebut domba-domba yang diberikan Bapa kepada Anak karena Bapa dan Anak adalah satu. Persekutuan Bapa dan Putera dalam Roh Kudus juga merupakan model persekutuan bagi setiap umat beriman. Kita semua dibaptis dalam nama Tritunggal Mahakudus. Dari pembaptisan inilah kita menjadi Kristen, Kristus kecil, golongan Kristus. Apakah kita sungguh-sungguh Kristus kecil, golongan Kristus atau hanya nama saja? Kita harus berusaha supaya sungguh-sungguh menjadi orang Kristen yang baik.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply