Kasih itu segalanya!
Kita mengakhiri hari ini dengan sebuah permenungan dari Kitab Kidung Agung. Ini kutipan perikopnya: “Di atas ranjangku pada malam hari kucari jantung hatiku. Kucari, tetapi tak kutemui dia. Aku hendak bangun dan berkeliling di kota; di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan kucari dia, jantung hatiku. Kucari, tetapi tak kutemui dia. Aku ditemui peronda-peronda kota. “Apakah kamu melihat jantung hatiku?” Baru saja aku meninggalkan mereka, kutemui jantung hatiku; kupegang dan tak kulepaskan dia, sampai kubawa dia ke rumah ibuku, ke kamar orang yang melahirkan aku.” (Kid 3:1-4).
Kalau kita membaca baik-baik perikop ini, terasa begitu indahnya sebuah relasi kasih. Pertama, sebuah relasi kasih antara Tuhan Yesus dan manusia. Tuhan Yesus senantiasa mencari manusia, laksana jantung hati-Nya. Ia berjalan dalam lorong-lorong kehidupan manusia dengan satu tujuan utama yakni menyelamatkannya dengan kasih ilahi.Ia berkeliling dan berbuat baik. Ia tidak akan melepaskan diri kita dari tangan-Nya yang kudus. Kedua, sebuah relasi kasih antara manusia dengan Tuhan. Manusia sebenarnya diciptakan unik, memiliki arah hidup yang jelas hanya kepada Tuhan karena diciptakan sesuai dengan wajah Allah sendiri.
Perikop ini juga mau mengatakan tentang keindahan relasi dalam keluarga manusia. Para pasangan suami dan istri, haruslah saling mencari sebagai “jantung hati”. Tidak bisa satu pribadi mencari dan satunya tinggal diam tanpa reaksi apa pun. Perjumpaan dua insan dalam kasih tidak akan ada kata pisah satu sama lain. Keduanya menjadi satu daging sesuai kehendak Tuhan. Tuhan turut bekerja mempersatukan setiap pribadi dan tidak akan memisahkan mereka. Memang cinta kasih menyatukan kita sebagai manusia dan menyatukan manusia dengan Tuhan karena Allah adalah kasih! (1Yoh 4:8.16).
PJSDB