Homili Hari Raya Kelahiran Yohanes Pembaptis – 2016

Homili HR Kelahiran Yohanes Pembaptis
Yes 49:1-6
Mzm 139: 1-3.13-14ab.14c-15
Kis 13:22-26
Luk 1:57-66.80

Yohanes Menunjuk Wajah Kerahiman Allah

imageDi dalam kehidupan manusia nama seseorang itu merujuk pada totalitas kehidupannya. Nama itu dapat mencerminkan jati diri orang tersebut. Gambaran seluruh hidupnya juga terukir di dalam namanya. Di dalam gereja, kita mengenal nama baptis. Nama baptis biasanya diambil dari nama tokoh-tokoh tertentu di dalam Alkitab atau nama tokoh-tokoh tertentu yang memiliki kehidupan istimewa di hadapan Tuhan dan patut menjadi model kekudusan. Siapa yang mengambil namanya menjadi nama Baptis, ia harus mengikuti gaya hidup orang kudus tersebut supaya pada gilirannya ia juga dapat menjadi kudus. Nah, nama tokoh alkitab atau nama orang kudus itu selalu berhubungan dengan Tuhan. Misalnya Yakub dalam Kitab perjanjian Lama (Kej 32:28). Yakub artinya “pemegang tumit” berubah nama menjadi Israel. Abraham artinya Bapa segala bangsa. Amos artinya beban. Alexander artinya pejuang atau pemberani.

Hari ini kita merayakan Hari Raya kelahiran Yohanes Pembaptis. Nama Yohanes berasal dari bahasa Yahudi “Yehohanan” atau lebih singkat “Yohanan”. Nama ini berasal dari akar kata “HNN” yang berarti rahmat atau menunjukkan kesukaan besar. Maka Yohanes berarti “Allah telah memberi rahmat”. Ini bukan nama yang lazim dalam Kitab Suci. Di dalam Kitab Perjanjian Lama, kita hanya menemukannya dalam keluarga Makabe dalam hal ini kakek dari Yudas Makabeus bernama Yohanes sehingga saudara tuanya juga dipanggil dengan nama yang sama (1Mak 2:1). Seorang dari keluarga Makabe yakni Yohanes Hirkanus nantinya menjadi imam agung dan raja.

Yohanes Pembaptis memang pribadi yang istimewa. Ibunya Elisabeth dan ayahnya Zakharias. Elisabeth dikenal sebagai wanita yang mandul (mati rahimnya) tetapi Tuhan membuka rahimnya dan memberikan Yohanes sebagai buah rahim. Zakharias bekerja sebagai pelayan Tuhan di dalam Bait Allah. Tentu sebagai orang tua mereka juga mengharapkan keturunan. Tuhan menunjukkan kasihNya kepada keluarga Elisabeth dan Zakharias seorang putera yang diberi nama Yohanes. Nama ini menimbulkan keheranan banyak orang karena menjadi nama baru di dalam keluarga Zakharias.

Memahami kehidupan Yohanes Pembaptis tidak terlepas dari kehidupan Yesus sendiri. Yohanes adalah jembatan penghubung Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Ada beberapa hal yang menarik perhatian kita dalam merenungkann kehidupan Yohanes dalam hubungannya dengan Yesus. Elisabeth ibundanya sudah tua, dianggap mandul (rahimnya sudah mati) sedangkan Maria ibu Yesus masih perawan. Zahkarias ayah Yohanes adalah seorang abdi Allah yang siang dan malam melayani Tuhan. Dia diberi tanda khusus yakni menjadi bisu. Yoseph, ayah pemelihara Yesus, bekerja sebagai tukang kayu dan siang dan malam melayani Putera Allah. Yohanes adalah suara yang berseru, yang menyiapkan kedatangan Yesus dengan seruan tobat dan pembaptisan. Yesus adalah suara yang menghadirkan Kerajaan Allah di mana semua orang bertobat dan diselamatkan supaya bersatu dengan Bapa di Surga.

Santo Agustinus pernah menulis tentang Zakharias, ayahanda Yohanes. Baginya, Zakharias diberi tanda yakni menjadi bisu. Mengapa menjadi bisu? Karena anaknya yang lahir akan menjadi “suara yang berseru di padang gurun”. Jadi kebisuan akan diganti dengan suara dengan seruan yang kuat supaya semua orang berpaling kepada Allah. Tentu saja misi Yohanes sebagai suara membawa dampak yang positif. Kesederhanaan hidupnya, matiraganya menginspirasikan banyak orang saat ini untuk senantiasa mengarahkan pandangannya kepada Yesus yang “meskipun Allah, rela menjadi miskin sehingga membuat kita menjadi kaya”. Yohanes juga yang menyiapkan murid-muridnya untuk nantinya menjadi murid Yesus.

Apa dampak perayaan kelahiran Yohanes Pembaptis bagi kita?

Di tahun kerahiman ini kita semua dipanggil untuk terlibat dalam menunjukkan kerahiman Allah. Yohanes Pembaptis sepanjang hidupnya telah menunjukkan kerahiman Allah dengan menyiapkan semua orang untuk menyambut kedatangan Mesias. Ia membaptis dan menyerukan pertobatan sebagai jalan untuk merasakan kerahiman Allah bagi semua orang. Ia menyiapkan jalan dan menunjukkan Yesus sang Wajah kerahiman Allah kepada semua orang. Kita pun dipanggil untuk menjadi seperti Yohanes Pembaptis yang menunjukkan wajah kerahiman Allah.

Kita sebagai orang-orang yang dibaptis dipanggil untuk menjadi penunjuk jalan bagi saudara-saudara untuk bertemu dengan Kristus. Sama seperti Yohanes membawa para muridnya dan mengatakan “Lihatlah Anak domba Allah” dan para muridnya mengikuti Yesus, demikian kita juga memiliki tugas yang sama untuk membawa banyak orang menjadi sahabat Kristus. Di samping itu kesederhanaan hidupnya membuat kita terbuka untuk memiliki harapan hanya kepada Allah. Maka mengikuti makna nama Yohanes marilah kita membawa rahmat bagi sesama.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply