Homili 14 Juni 2017 (dari bacaan pertama)

Hari Rabu, Pekan Biasa ke-X
2Kor 3: 4-11
Mzm 99:5.6.7.8.9
Mat 5:17-19

Melayani dalam Roh

Saya pernah diundang untuk mengikuti misa syukur atas kehadiran dan karya seorang misionaris selama lebih kurang empat puluh tahun di sebuah paroki. Perayaan misa berlangsung meriah dan dihadiri oleh sebagian umat dari paroki dan keluarga dan sahabat kenalan sang misionaris. Usai perayaan misa, sang misionaris membagikan pengalamannya berupa suka dan duka selama melayani di berbagai paroki di daerah itu. Pada intinya sang misionaris mengatakan bahwa ia datang untuk melayani. Banyak orang yang mengenalnya mengakui semua perkataan yang diucapkannya dan mereka juga mengatakan bahwa ia benar-benar seorang pelayan sejati. Ia membuat strategi pastoral yang sederhana namun dapat dirasakan oleh umat sederhana. Misalnya ia tidak kenal lelah mengunjungi semua umat, tanpa membedakan siapakah mereka, ia melakukan berbagai pemberdayaan supaya kehidupan sebagai petani bisa menjadi lebih baik lagi. Ia mengagas kehadiran sekolah-sekolah katolik dan pendidikan berbasis asrama. Pokoknya banyak hal yang dilakukannya sebagai misionaris. Bolehlah dikatakan bahwa ia berhasil menjadi penjala manusia!

Pada hari ini kita mendengar pengalaman misionaris dari St. Paulus. Setelah melakukan perjalanan misionaris ke mana-mana, ia mencoba untuk mengarahkan perhatian jemaat di Korintus kepada sebuah bentuk pelayanan jemaat dalam Roh. Ia mula-mula menegaskan bahwa ia bersama rekan-rekannya memiliki keyakinan yang besar kepada Allah oleh Kristus Yesus. Segala pekerjaan dan pelayanan yang mereka lakukan bukan semata-mata bersumber pada kekuatan manusiawi mereka tetapi karena kekuatan iman mereka kepada Allah Bapa melalui Yesus Kristus Putera-Nya dalam persekutuan dengan Roh Kudus. Bagi Paulus, semua pelayanan yang mereka lakukan bukan berasal dari diri mereka sendiri tetapi berasal dari Allah. Mereka tidak memiliki kemampuan apapun. Lagi pula semua pekerjaan yang adalah adalah milik Allah. Inilah yang memampukan mereka untuk terus menerus bekerja sebagai pelayan Allah. Tuhanlah yang menjadikan mereka sebagai pelayan perjanjian baru atau pelayan dalam Roh.

St. Paulus hendak menegaskan bahwa Allah memampukan ia bersama rekan-rekannya untuk menjadi pelayan perjanjian baru dalam Roh. Perjanjian lama adalah perjanjian yang terdiri dari hukum tertulis. Bagi Paulus, ada perbedaan kedua perjanjian ini. Perjanjian baru adalah perjanjian dalam Roh dan sifatnya menghidupkan, sedangkan perjanjian lama adalah perjanjian yang mematikan karena merupakan hukum yang tertulis. Pelayanan yang terukir dengan huruf dalam loh-loh batu itu mematikan. Namun demikian, menurut Paulus, pelayanan yang terukir dalam loh batu itu telah disertai kemuliaan Allah pada saat diberikan. Maka Paulus mengatakan bahwa kalau pelayanan itu datang dengan kemuliaan maka betapa lebih besar lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh. Pelayanan Roh ini dapat memimpin kepada pembenaran.

Apa yang hendak St. Paulus katakan kepadaa kita pada hari ini? Ia mengingatkan kita untuk sadar diri sebagai pelayan dalam Roh atau pelayan yang merasakan keselamatan. Banyak kali kita melayani dengan setengah hati, apalagi ketika disertai penderitaan dan kemalangan. Paulus dan rekan-rekannya mengalami penderitaan, penolakan bahkan nyaris dibunuh karena Injil. Namun demikian ia tetap berani untuk mewartakan Injil sebagai sebuah pelayanan Roh. Ia mengatakan: “Celakalah aku jika tidak mewartakan Injil” (1Kor 9:16). Kita pun dipanggil Tuhan untuk menjadi pelayan Roh yang menghidupkan sesama manusia.

Mari kita memperhatikan bentuk-bentuk pelayanan kita. Banyak kali kita berdalil sebagai pelayan tetapi sebenarnya kita bukan pelayan sejati. Kita justru dilayani oleh orang lain. Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa Ia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Hal ini berbeda dengan para pelayan Tuhan yang lebih memprioritaskan dirinya, keluarganya, sahabat kenalannya dan melupakan orang-orang yang seharusnya menjadi fokus pelayanannya. Apakah anda seorang pelayan dalam Roh seperti St. Paulus?

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply