Homili Peringatan Arwah Orang Beriman – 2017

Peringatan Arwan Semua orang beriman
Keb 3:1-9
Rm 5:5-11
Yoh 6:37-40

Tuhan Yesus juga membangkitkan kita!

Adalah Francis Bacon, beliau adalah seorang Filsuf dan Negarawan berkebangsaan Inggris. Pada tahun 1597, beliau menulis sebuah essai tentang kematian. Ia mengatakan: “Manusia takut akan kematian layaknya anak kecil takut kegelapan, dan sama halnya seperti ketakutan anak kecil yang dibumbui dengan dongeng-dongeng, begitupun juga hal yang satunya.” Mari kita merenungkan hidup kita sepanjang hari ini. Banyak di antara kita masih merasa takut untuk mati seperti anak kecil yang takut akan kegelapan. Pikirkan saat-saat anda ke pekuburan tadi, sambil menabur bunga di atas kuburan orang yang engkau kasihi. Ada ketakutan akan kematian bercampur dengan kesedihan dalam hatimu. Anda sempat lupa bahwa kematian adalah sebuah kepastian, sebagaimana katakan St. Agustinus. Tidak ada keabadian dalam hidup manusia. Hanya bersama Tuhan manusia mencapai keabadian. Paulo Coelho dalam bukunya the Alchemist menulis: “Katakan pada hatimu, rasa takut akan penderitaan justru lebih menyiksa daripada penderitaan itu sendiri, dan tak ada hati yang menderita saat mengejar impian-impiannya, sebab setiap detik pencarian itu bisa diibaratkan pertemuan dengan Tuhan dan keabadian.” Kematian berarti berjumpa dengan keabadian.

Sebagai orang beriman kita seharusnya tidak perlu memiliki ketakutan yang berlebihan dalam menghadapi kematian. Tuhan Allah sudah mengatur jalan hidup kita masing-masing, terutama bahwa pada saat yang tepat kita akan kembali kepada-Nya. Tuhan Yesus berkata: “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.” (Yoh 6:37). Perkataan Tuhan Yesus ini sangatlah jelas bahwa kita semua adalah ciptaan yang mulia dari Tuhan. Kita adalah milik Bapa di surga dan Dia dengan kasih karunia-Nya memberikan kita kepada Yesus Putera-Nya untuk menebus dan menyelamatkan kita. Yesus sendiri menerima kita apa adanya. Ia tidak akan membuang kita karena Dia adalah kasih. Kematian secara rohani adalah kita datang kepada Yesus dan Ia  menerima kita apa adanya. Yesus menerima kita apa adanya sebab Ia juga datang untuk melakukan kehendak Bapa yaitu menebus kita semua yang datang kepada-Nya.

Apa yang menjadi kehendak Allah Bapa bagi Yesus sang Putera? Allah Bapa menghendaki agar Tuhan Yesus sebagai Putera Allah melakukan tugas penebusan berlimpah. Dalam hal ini: “Supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.” (Yoh 6:39). Lihatlah betapa Tuhan Allah Bapa di surga sangat mengasihi kita. Ia tidak menghendaki supaya ada di antara kita yang tersesat dan hilang di hadapan Yesus Putera-Nya. Ia justru menghendaki agar kita semua diselamatkan. Tuhan Yesus berjanji akan membangkitkan kita pada akhir zaman. Ia sendiri akan menganugerahkan hidup kekal kepada kita semua. Ia membangkitkan tubuh kita yang fana ini menjadi tubuh yang mulia seperti tubuh-Nya sendiri.

Perkataan Tuhan Yesus ini menunjukkan jati diri-Nya sebagai Putera Allah yang datang ke dunia untuk menebus dosa-dosa kita. Semua ini dilakukan karena kasih-Nya yang begitu besar bagi dunia. Yesus berkata kepada Nicodemus: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” (Yoh 3:16-17).

St. Paulus dalam bacaan kedua mengatakan: “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Rm 5:5). Roh Kudus dikaruniakan kepada kita oleh Allah Bapa melalui Yesus Putera-Nya supaya kita benar-benar mengalami keselamatan dan kehidupan kekal. Tuhan Allah Bapa mengaruniakan keselamatan kepada kita melalui pengorbanan Yesus Kristus Putera-Nya. Ia merelakan diri-Nya untuk wafat bagi manusia yang durhaka karena dosa. Kematian Yesus Kristus membenarkan orang-orang berdosa. Paulus bahkan menegaskan: “Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.” (Rm 5:11). Sungguh Yesus adalah damai kita (Ef 2:14). Kematian adalah suasana Tuhan Yesus datang dan mendamaikan kita dengan Bapa supaya tinggal dan bersatu dengan-Nya.

Tentang kasih Tuhan sebagaimana diterangkan oleh Tuhan Yesus dan St. Paulus, kita juga mendengarnya dalam bacaan pertama dari Kitab Kebijaksanaan. Penulis Kitab Kebijaksanaan mengatakan bahwa jiwa orang benar ada di tangan Allah, dan siksaan tiada menimpa mereka (Keb 3:1). Orang-orang benar yang sudah beralih dari dunia ini berada bersama dengan Tuhan. Tuhan tidak menolak manusia tetapi menerima apa adanya sebab Ia benar-benar mengasihi manusia. Pada bagian terakhir bacaan pertama dikatakan: “Orang yang telah percaya pada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasihan menjadi bagian orang-orang pilihan-Nya.” (Keb 3:9).

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini menegaskan bahwa cinta kasih Allah kepada manusia memang tidak berkesudahan. Tuhan Allah tidak menolak manusia tetapi menyelamatkannya. Ia menganugerahkan Roh Kudus-Nya untuk memberikan sukacita kepada manusia. Tuhan juga mengaruniakan kasih setia dan belas kasih kepada para pilihan-Nya. Ia membangkitkan dan memberikan hidup kekal kepada anda dan saya. Sebab itu percayalah, kasihilah dan berharaplah selalu kepada Tuhan!

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply