Homili Hari Minggu Adven – IV/B – 2017

Hari Minggu Adven IV/B
2Sam. 7:1-5,8b-12,14a,16
Mzm. 89:2-3,4-5,27,29
Rm. 16:25-27
Luk. 1:26-38

Tidak ada yang mustahil!

Ada sepasang suami dan isteri yang pernah membagikan pengalaman kebersamaan mereka dalam sebuah retret keluarga. Mereka mengaku bahwa mereka mengawali hidup berkeluarga dengan memiliki banyak harapan terbaik, misalnya sama-sama membangun keluarga yang bahagia dan harmonis. Salah satu harapan untuk kebahagiaan mereka adalah supaya Tuhan boleh menganugerahkan anak-anak dari darah dan daging mereka. Pemberian Tuhan ini adalah tanda kasih Tuhan sendiri bagi mereka. Setelah tahun pertama, kedua, ketiga sampai ke sepuluh mereka belum berhasil memperoleh “harapan” mereka ini. Mereka sudah berkonsultasi ke dokter ahli dan hasilnya adalah mereka berdua sehat dan memiliki potensi untuk mendapatkan anak. Dokter itu konon bukan seorang pengikut Kristus, tetapi ia berpesan: “Mungkin kamu perlu berdoa dan berharap kepada Tuhanmu. Bagi Dia tidak ada yang mustahil!” Keduanya kembali ke rumah, mengulangi doa yang sama yang sudah diintensikan selama sepuluh tahun terakhir. Mereka menambah harapan akan kerahiman dan kasih sayang dari Tuhan. Pada usia ketigabelas pernikahan mereka, barulah Tuhan memberikan sepasang anak kembar, seorang anak perempuan dan laki-laki. Mereka sangat berbahagia, menanti dengan doa dan harapan selama tiga belas tahun. Kini kedua anak mereka sudah beranjak dewasa. Memang, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Ia memberikan apa yang kita butuhkan tepat pada waktunya. Saya selalu mengingat kisah perjuangan dan ketabahan serta kesabaran keluarga ini.

Pada hari ini kita memasuki hari Minggu Adven ke-empat. Kita memulai perayaan syukur kita dengan sebuah Antifon Pembuka yang bagus: “Hai langit turunkan embun, hai awan, curahkanlah yang adil, hai bumi, bukalah dirimu dan tumbuhkanlah Sang Penyelamat.” (Yes 45:8). Yesaya memberikan sebuah harapan yang pasti bahwa Tuhan akan menggenapi segala sesuatu yang telah dijanjikan-Nya. Laksana langit yang menurunkan embun untuk membasahi dan menyegarkan bumi, awan mencurahkan yang adil maka bumi membuka diri untuk menerima curahan embun dan keadilan dari langit dan awan. Bumi siap untuk menerima dan menumbuhkan Sang Penyelamat. Demikian Tuhan Allah dan semua rencana keadilan-Nya. Ia menganugerahkan segala sesuatu untuk kebaikan bersama semua penghuni bumi ini . Ia Allah memberikan Anak-Nya Yang Tunggal untuk menyelamatkan manusia. Dialah Yesus Kristus yang merupakan Sabda yang menjelma menjadi manusia. Dialah Putera Bunda Maria yang terkandung berkat kuasa Roh Kudus. Dia juga menjadi tanda kehadiran Allah di tengah-tengah kita.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari Minggu Pekan Adven keempat ini mempertegas kasih karunia Tuhan yang tidak mustahil. Tuhan menunjukkan kemurahan hati dan kesetian-Nya kepada kita semua. Dalam bacaan pertama dari Kitab kedua Samuel, kita belajar bagaimana Daud memiliki relasi yang mendalam dengan Tuhan Allah. Ketika itu Daud sudah berjaya sebagai raja yang kuat. Semuanya karena Tuhan bukan karena kuat dan hebatnya Daud. Ia mengingat Tabut Tuhan hanya berada di tenda saja. Sebab itu ia berniat untuk membangun rumah Allah yang megah, indah dan bagus. Tuhan mengoreksi Daud dan rencananya melalui nabi Natan. Ia mengatakan bahwa bukan Daud yang membuatkan rumah untuk Tuhan melainkan Tuhanlah yang memiliki inisiatif pertama untuk menjadikan Daud sebagai raja yang besar dan segala keturunannya pun akan mendapatkan kekuasaan dari Tuhan. Tuhan hendak mengatakan bahwa inisiatif pertama untuk keselamatan selalu berasal dari pada-Nya bukan dari manusia. Kerajaan Daud akan kokoh selama-lamanya karena kuasa Tuhan.

Nabi Nathan memiliki posisi yang tepat untuk mengarahkan raja Daud. Paling kurang raja Daud sadar diri bahwa kuasa Tuhan sungguh besar bagi manusia. Kesadaran yang diberikan oleh Tuhan melalui Nathan kepada Daud adalah penyertaan-Nya. Tuhan selalu menyertai raja Daud, apapun hidupnya di hadirat Tuhan. Tuhan yang memanggil dan membimbing Daud dari hidupnya sebagai gembala hingga menjadi raja. Tuhan menjaga Daud dari semua musuh yang hendak melawannya. Tuhan menganugerahkan keturunan kepadanya hingga Daud akan masuk dalam peristirahatan kekal bersama nenek moyangnya. Dari keturunan Daud, Tuhan akan menyertai dan mengokohkan kerajaannya. Tuhan sendiri akan menjadi Bapa bagi keturunan Daud. Semuanya ini sudah masuk dalam rencana Tuhan dan benar-benar dipenuhi-Nya.

St. Paulus membuka wawasan kita dalam bacaan kedua untuk mengerti rencana Tuhan bagi Raja Daud. Dalam menutup suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus tegas mengatakan bahwa Rahasia yang berabad-abad lamanya tersembunyi kini menjadi nyata. Paulus begitu kagum dengan segala kebjiaksanaan Allah. Selama berabad-abad merupakan janji melalui para nabi, dan masih tersembunyi namun kini benar-benar tersingkap dalam diri Yesus Kristus. Para nabi membimbing umat Allah kepada ketaatan iman. Bagi kita saat ini, iman kita semakin dikuatkan oleh kehadiran Yesus Kristus, satu-satunya Tuhan dan Penyelamat kita. Kita harus bersyukur kepada Tuhan sebab Ia juga memilih kita, menganugerahkan iman kepada-Nya supaya kita benar-benar menjadi anak Allah.

Dalam bacaan Injil kita mendengar kisah Bunda Maria menerima khabar sukacita dari Malaikat Gabriel. Tuhan menunjukkan pilihan-Nya yang tepat yakni Pribadi Bunda Maria yang dikandung tanpa noda dosa. Tuhan memenuhi Bunda Maria dengan segala rahmat yang berkelimpahan. Ia memberikan Roh-Nya yang kudus sebagai mempelai tersuci Bunda Maria. Ia melahirkan Yesus yang akan menjadi besar dan disebut Anak Allah yang Mahatinggi. Bunda Maria sendiri merasa heran dan ragu tetapi malaikat Gabriel meyakinkannya untuk percaya. Malaikat Gabriel memberikan sebuah bukti nyata Elizabeth saudaranya Maria juga sedang mengandung enam bulan di usianya yang sudah senja. Maria percaya danmengakui dirinya sebagai hamba Tuhan dan taat pada perkataan Tuhan.

Satu hal yang membuka wawasan kita adalah penyertaan Tuhan tidak berkesudahan. Apa yang dijanjikan Tuhan dalam bacaan pertama: “Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.” (2Sam 7: 12.14.16). Malaikat menegaskan bahwa Tuhan sendiri akan menganugerahkan Takhta Daud kepada Yesus, Anak Maria, Anak Yusuf yang juga berasal dari keturunan Daud. Semua rahasia ini terungkap dengan sempurna dalam diri Yesus Kristus.

Pada hari Minggu Adven keempat ini kita semua memandang Yesus Kristus, Anak Maria dan Yusuf dari Keturunan Daud. Kita memiliki kekaguman ilahi seperti Paulus sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Ia melakukan segalanya bagi manusia kesayangan-Nya. Terima kasih Tuhan!

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply