Homili Misa Sore Menjelang Hari Raya Natal – 2017

Misa Sore Menjelang Hari Raya Natal
Yes. 62:1-5
Mzm. 89:4-5,16-17,27,29
Kis. 13:16-17,22-25
Mat. 1:1-25

Sungguh Allah, Sungguh Manusia!

Kita mengawali perayaan syukur menjelang Hari Raya Natal dengan sebuah Antifon Pembuka berbunyi: “Hari ini kamu akan tahu bahwa Tuhan akan datang menyelamatkan kita, dan besok pagi akan kamu saksikan kemuliaan-Nya” (Kel 16:6-7). Antifon Pembuka ini mengundang kita untuk merenung pada sore hari menjelang Hari raya Natal ini bahwa Tuhan pasti akan datang untuk menyelamatkan kita semua. Tuhan tidak pernah ingkar janji atau menjadi php (pemberi harapan palsu) dengan kita. Ia datang pada waktu yang tepat untuk menyelamatkan kita. Dan sungguh besok Hari Raya Natal kita akan menyaksikan kemuliaan-Nya. Dia adalah Yesus, cahaya terang benderang yang menyinari dunia yang gelap gulita karena dosa. Hanya Dia sendiri yang merengut beban derita manusia dan mematahkan tongkat si penindas yaitu iblis. Hanya Dialah satu-satunya Penasihat ulung, Pangeran Perdamaian dan Raja Perkasa bagi kita semua.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada perayaan syukur kita ini memfokuskan perhatian kita pada Tuhan Yesus. Dia lahir dalam sebuah keluarga manusia untuk menunjukkan jati diri-Nya sebagai sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia. Dia datang ke dunia sebagai manusia untuk menyelamatkan semua orang yang baik dan jahat. Semua yang diberikan oleh Bapa kepada-Nya akan beroleh hidup abadi. Semua ini sudah direncanakan Tuhan jauh sebelumnya. Para nabi berkali-kali bernubuat dalama nama Tuhan tentang kedatangan sang Penyelamat, sang Mesias yang lahir dari seorang Perawan. Yesus kita imani sungguh Allah dan sungguh manusia!

Nabi Yesaya dalam bacaan pertama menghadirkan wajah Allah yang berbelas kasih kepada manusia. Dialah Allah yang tidak pernah membiarkan umat-Nya hidup dalam penderitaan. Ia menjumpai umat Allah dalam keadaan putus asa karena Yerusalem saat itu dihancurkan. Ia meyakinkan umat Israel bahwa Allah tetap mengasihi mereka, sekalipun mereka telah jatuh ke dalam dosa. Berkaitan dengan ini nabi Yesaya berkata: “Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh.” (Yes 62:1). Kata-kata peneguhan nabi yang lain kepada Yerusalem adalah: “Engkau tidak akan disebut lagi “yang ditinggalkan suami”, dan negerimu tidak akan disebut lagi “yang sunyi”, tetapi engkau akan dinamai “yang berkenan kepada-Ku” dan negerimu “yang bersuami”, sebab Tuhan telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami.” (Yes 62: 4). Hal yang menarik perhatian kita dalam bacaan pertama ini adalah Allah begitu mengasihi kita semua. Sebab itu Ia akan tetap setia kepada manusia sekalipun manusia jatuh dalam dosa ketidaksetiaan.

St. Paulus dalam bacaan kedua memberi kesaksian tentang Tuhan Yesus Kristus sebagai Anak Daud. Mula-mula Paulus menjelaskan tentang keterpilihan umat Israel dari pihak Allah sendiri. Oleh sebab kehendak Allah maka Bangsa Israel menjadi sebuah bangsa yang besar. Ia mengingatkan masa lalu bangsa ini ketika berada di Mesir dan oleh karena kehendak Tuhan maka mereka keluar dari Mesir di bawah bimbingan Tuhan. Tuhan sendiri memilih Daud hamba-Nya menjadi raja yang besar yang dapat melakukan kehendak Allah sendiri. Dari keturunan Daud inilah, Tuhan akan membangkitkan seorang Juru Selamat orang Israel yaitu Yesus Kristus. Bagi Paulus, hal ini bukan tanpa bukti apapun. Tuhan justru mengirim Yohanes Pembaptis sebagai utusan untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus Kristus. Yesus yang datang jauh lebih besar dari Yohanes. Pengajaran Paulus di dalam rumah ibadat di Perga ini membuka wawasan kita untuk mengerti dengan baik sejarah keselamatan kita. Tuhan selalu memiliki inisiatif pertama untuk melakukan karya keselamatan di dalam diri kita.

Penginjil Matius membuka wawasan kita dalam bacaan Injil tentang Tuhan Yesus Kristus. Ia sungguh Allah dan sungguh Manusia. Ia menuliskan garis besar silsilah Yesus Kristus yang dikenal sebagai Anak Daud, dari Abraham hingga Yusuf, suami Maria Bunda Yesus. Dari silsilah Yesus ini kita melihat wajah Allah yang berbelas kasih kepada semua orang baik dan jahat. Masing-masing orang yang masuk dalam garis keturunan Yesus pernah jatuh dalam dosa. Ada empat wanita yang disebut sebagai orang asing di mana tiga di antaranya mengalami masalah kesusilaan. Para wanita yang dimaksud adalah: pertama, Tamar. Dia adalah wanita Kanaan (Mat 1:3). Demi mendapatkan keturunan dari Yehuda maka ia menyamar menjadi pelacur kuil (Qadesyah). Kedua, Rahab. Dia adalah wanita Kanaan (Mat 1:5). Ia dikenal sebagai mantan wanita sundal (Yos 2:1). Ketiga, Rut. Dia adalah wanita Moab (Mat 1:5). Keempat, Batsyeba. Ia memang berasal dari Israel namun pernah menjadi bangsa asing karena menikah dengan Uria orang Het (Mat 1:6). Sewaktu masih sebagai suami Uria, ia berzinah dengan Raja Daud. Ia menjadi istri Daud dan memiliki dua anak yakni Salomo dan Natan. Semua ini hendak menunjukkan bahwa Keselamatan yang diwartakan Yesus itu universal.

Meskipun dalam silsilah Yesus terdapat orang-orang berdosa, namun Tuhan memulihkan segala sesuatu dengan memilih Maria, seorang wanita kudus yang dikandung tanpa noda dan Yusuf suaminya yang tulus dan jujur sebagai bapa pengasuh Yesus Kristus. Yesus, Maria dan Yusuf membentuk keluarga kudus dari Nazaret. Sebuah keluarga yang menunjukkan kepada kita semua bahwa Yesus sungguh Allah yang mempersatukan keluarga manusia dalam kasih dan Yesus sungguh Manusia yang bertumbuh dalam kasih, hingga menjadi dewasa dan menyelamatkan kita semua. Yesus sungguh Allah dan sungguh Manusia.

Kita patut bersyukur kepada Tuhan atas rencana keselamatan-Nya ini. Hidup kita menjadi baru karena kehadiran Yesus Kristus di dunia ini. Mari kita menyambut kedatangan-Nya di hari Natal ini. Baharuilah hidupmu!

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply