Homili 4 Juli 2018 (Injil untuk Fresh Juice)

Homili Rabu, Pekan Biasa ke-XIII
Am. 5:14-15,21-24
Mzm. 50:7,8-9,10-11,12-13,16bc-17
Mat. 8:28-34

Focus pada Yesus saja!

Paus Fransiskus dalam kotbahnya pada hari Rabu Abu tanggal 14 Februari 2018 yang lalu, mengajak kita semua sebagai Gereja supaya berhenti sejenak, sambil memandang Yesus, memfokuskan seluruh perhatian hanya kepada Tuhan Yesus, sambil mengkontemplasikannya, dan dari situ kita dapat ‘kembali’ tanpa takut kepada-Nya guna mengalami penyembuhan dan kelembutan Tuhan. Kata-kata Paus ini memang sangatlah sederhana namun memiliki makna yang sangat mendalam. Kita berhenti sejenak dari seluruh kesibukan kita supaya lebih focus lagi kepada Tuhan Yesus dan bersekutu dengan-Nya. Ketika kita terlalu menyibukan diri, kita mudah masuk dalam aktivisme semata, kita pun mudah sekali kita menjauh dari Tuhan dan memfokuskan perhatian hanya kepada pekerjaan.

Kita semua pasti mengingat kisah Petrus, Yakobus dan Yohanes yang memandang Yesus dan kemuliaan-Nya di gunung yang tinggi. Ketiga murid inti ini sempat tersungkur ketika mendengar perkataan dari surga: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan, dengarkanlah Dia” (Mat 17:5) dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun, kecuali Yesus seorang diri (Mat 17: 8). Hidup kristiani akan bermakna kalau kita bemar-benar berfokus pada Tuhan Yesus seorang diri. Kita semua haruslah mengandalkan Yesus sebagai segalanya. St. Paulus mengatakan bahwa segala lidah mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah Bapa (Flp 2:11).

Pada hari ini Penginjil Matius mengajak kita untuk focus pada Tuhan Yesus. Dikisahkan bahwa pada suatu hari Yesus menyeberang danau Genesaret dan tiba di daerah Gadara. Para murid tidak disertakan dalam kisah ini supaya membantu kita lebih focus pada Yesus seorang diri dan lebih memahami semua pekerjaan-Nya. Ketika Yesus tiba di daerah Gadara, Ia berjumpa dengan dua orang yang kerasukan setan yang selama itu berada di pekuburan. Konon mereka sangat berbahaya maka kekuatan manusiawi pun tidak mampu menghalau mereka.  Namun apa yang terjadi ketika mereka melihat Yesus dan kuasa ilahi-Nya? Mereka beteriak ketakutan: “Apakah urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau datang kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” Kita melihat dua orang yang dikuasai roh jahat berhadapan dengan Yesus seorang diri. Ternyata mereka juga takluk kepada Yesus. Kekuatan jahat, setan dan kuasanya tak mampu mengalahkan kuasa Yesus.Yesus menunjukkan diri-Nya sebagai Tuhan bagi segala sesuatu.

Mengapa kedua orang yang kerasukan itu takhluk di hadapan Yesus? Setan yang merasuki kedua orang ini mengenal Yesus sebagai Tuhan yang berkuasa. Bagi orang Yahudi, roh-roh jahat atau kuasa setan akan punah pada hari pengadilan terakhir di mana mereka akan mendiami tempat penyiksaan kekal (neraka). Kini Yesus datang mendahalui segalanya maka setan-setan ketakutan menghadapi kuasa ilahi Yesus. Oleh karena itu mereka meminta Yesus untuk memindahkan mereka ke dalam kawanan babi yang sedang mencari makan. Semua babi terjun bebas ke dalam danau dan mati dalam air. Orang-orang berdatangan, memfokuskan pandangannya kepada Yesus dan mendesak-Nya untuk meninggalkan daerah mereka.

Narasi Injil ini memang sangat menarik perhatian kita dan membantu kita untuk focus pada Yesus yang datang untuk menyelamatkan kita semua. Apa yang hendak Tuhan Yesus katakan kepada kita pada hari ini?

Pertama, Kita semua juga perlu memfokuskan hidup kita kepada Yesus. Kita perlu berhenti sejenak, sign out dari semua gadget kita dan memandang Yesus yang sangat mengasihi kita. Ia sendiri berkata: “Terlepas dari Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15:5). Berhenti sejenak untuk memandang Yesus berarti bersatu dengan-Nya. Ini adalah kekudusan diri kita bersama Yesus.

Kedua, Kita semua harus melebihi setan-setan dalam hal kebaikan karena kita memiliki Yesus Kristus dan mengakui-Nya sebagai Anak Allah. Kedua orang yang kerasukan setan, sangat menakutkan karena kuasa kejahatan dan kegelapan yang ada di dalam diri mereka saja ternyata tak berdaya di hadapan Yesus. Mereka sendiri adalah setan yang mengenal gelar Mesianis Yesus yaitu sebagai Anak Allah. Maka kita harus lebih baik dari setan karena kita sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus. Kita harus benar-benar menjadi orang terbaik bukan hanya orang baik karena Yesus beserta kita.

Ketiga, Tuhan Yesus mengalahkan kejahatan. Pikiran kita tentang kuasa Yesus adalah mengalahkan kuasa setan dan roh-roh jahat. Namun ini masih kecil! Hal terbesar yang Yesus tunjukan sebagai Anak Allah adalah bahwa Yesus mengalahkan maut. Ia sendiri mengalahkan kematian dengan bangkit dari alam maut.

Pada hari ini kita berhenti sejenak sambil memandang Yesus. Biarkanlah kata-kata Yesus ini menjadi bagian dari renungan kita hari ini: “Terlepas dari Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15:5). Kita bersatu dengan Yesus berarti kita melepaskan hidup lama yang penuh dengan kejahatan dan memperoleh hidup baru dalam terang Kristus. Dialah satu-satunya keselamatan dan damai kita.

Doa: Tuhan Yesus bantulah kami supaya pada hari ini boleh berhenti sejenak sambil memandang, mengagumi dan mengasihi-Mu dengan segenap hati kami. Amen.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply