Food For Thought: Kekhawatiran

Apakah anda juga masih khawatir?

Pada malam hari ini saya menerima pesan singkat yang dibroadcast oleh seorang sahabat berupa sebuah kalimat interogatif: “Apakah anda juga masih khawatir?” Saya tidak memahami konteks kalimat interogatif ini tetapi membaca pesan apa adanya. Saya pun tersenyum dan mengatakan dalam hati bahwa rasa khawatir itu pasti tetap ada di dalam diri manusia selagi dia masih bernafas. Orang tua merasa khawatir dengan anak-anaknya kalau mereka belum lulus kuliah, belum ada kerja, belum ada jodoh untuk menikah. Anak-anak khawatir dengan masa depannya sebab cita-cita mereka masih ada dalam taraf perjuangan. Saya sebagai imam juga merasa khawatir apakah saya setia selamanya dalam menjalan tugas kegembalaan. Kita semua berada di dalam satu bahtera yang sama dan pasti memiliki rasa khawatir di dalam hidup ini.

Tuhan Yesus dalam Injil menasihati kita supaya menjauhkan diri dari rasa khawatir. Ia berkata: “Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” (Mat 6:25). Tuhan Yesus tahu bahwa ada di antara kita yang hidupnya penuh dengan kekhawatiran. Hal yang sederhana adalah kekhawatiran akan makanan dan minuman serta pakaian. Padahal burung-burung di udara selalu diberi makan oleh Tuhan. Kalau burung-burung saja diberi perhatian apalagi manusia yang diciptakan sewajah dengan-Nya? Tentu manusia akan mendapat ekstra perhatian dari Tuhan sang pemcipta. St. Paulus dengan tepat mengatakan kepada kita: “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Flp 4:6).

Apakah anda juga masih khawatir? Pertanyaan ini selalu muncul dalam pikiran kita. Kita jujur di hadapan Tuhan sebab ada di antara kita yang tidak dapat menjadi lahan yang tepat bagi Sabda Tuhan sebab hidupnya masih penuh dengan kekhawatiran. Tuhan Yesus berkata: “Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.” (Mat 13:22). Lihatlah bahwa ada saja suasana di mana kita juga merasakan kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan yang membuat kita tidak mampu mendengar, merenung dan melakukan sabda sehingga tidak menghasilkan buah.

Orang yang masih merasa khawatir memiliki iman yang kerdil kepada Tuhan pada Tuhan kita itu mahaagung. Ia melampaui segala kekhawatiran kita. Saya mengingat Mahatma Gandhi, yang pernah berkata begini: “Tidak ada hal yang menyia-nyiakan tubuh seperti kekhawatiran, dan seseorang yang memiliki keyakinan kepada Tuhan tidak perlu khawatir tentang hal apapun.” Tetapi pertanyaan ini tetap muncul: mengapa anda masih khawatir juga? Pesan singkat Bruce Lee bagi kita semua: “Jangan habiskan energi untuk kekhawatiran atau pikiran-pikiran negatif.” Jauhkanlah dirimu dari rasa khawatir yang berlebihan karena akan mengganggu hidupmu.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply