Pintu memang sesak tetapi…
Banyak di antara kita mungkin pernah mendengar nama Sathya Sai Baba (1926-2011). Ia lahir dengan nama Sathyanarayana Raju dan dikenal sebagai seorang Guru. Hampir seluruh hidupnya diabdikan bagi kemanusiaan. Ia sendiri adalah seorang orator, pencipta lagu, dan filsuf dari India Selatan. Ia dipercaya sebagai dewa dalam wujud manusia dan berpengikut 10 juta jiwa. Terlepas dari berbagai kontroversi tentang kehidupan pribadinya, namun berbagai pemikirannya selalu menarik perhatian kita semua. Ia pernah berkata: “Hidup adalah sebuah lagu, maka nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah permainan, maka mainkanlah. Hidup adalah tantangan, maka hadapilah. Hidup adalah mimpi, maka wujudkanlah. Hidup adalah pengorbanan, maka ikhlaslah. Hidup adalah cinta, maka nikmatilah.” Hidup itu memang indah. La vita e’ bella!
Kehidupan yang indah ini akan semakin indah hari demi hari sebab ada pengorbanan yang besar, baik dari diri sendiri maupun dari orang-orang di sekitar kita. Tanpa pengorbanan diri maka hidup kita pun tidak memiliki makna. Kita tidak dapat menggapai hidup yang bermakna tanpa melakukan pengorbanan diri. Manusia untuk mengalami keselamatan abadi maka Yesus hadir untuk menyelamatkannya. Yesus adalah Anak Allah yang merelakan diri, mengosongkan diri, merendahkan diri bahkan sampai wafat di kayu salib, supaya manusia memiliki martabat baru yakni sebagai anak Allah. Tanpa pengurbanan Yesus maka kita juga tidak akan menjadi anak-anak Allah yang mengalami keselamatan abadi.
Yesus berkurban, lalu bagaimana dengan kita? Untuk mengalami keselamatan abadi kita juga perlu berkurban. Dalam Bahasa injilnya seperti dikatakan Yesus ini: “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.” (Luk 13: 24). Pintu yang sesak adalah sebuah bahasa simbolik bagi setiap orang yang mengikuti Tuhan Yesus Kristus dalam jalan penderitaan dan salib. Ia sendiri berkata: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Mat 16:24). Lukas menggunakan kata agonísesthe yang berarti berjuanglah. Kata ini dipakai untuk menegaskan b ahwa setiap pengikut Kristus harus aktif bukan pasif. Ia harus aktif dalam berjuang supaya pada saatnya ia juga ikut serta dalam perjamuan abadi di surga. Keaktifan yang dimaksud mengandaikan semangat pengurbanan diri yang terus menerus dalam hidup menggereja.
Pintu memang sesak dan tidak semua orang akan sampai di sana. Maka selain aspek pengurbanan diri dan hidup yang aktif, pengikut Kristus perlu memiliki iman, harapan dan kasih. Kebajikan teologal ini akan menjadikan hidup kita semakin berarti di hadirat Tuhan. Iman, harapan dan kasih adalah anugerah cuma-cuma dari Tuhan yang turut membuka jalan menuju keselamatan abadi. Berjuanglah, berkorbanlah selagi Tuhan masih memberi kesempatan untuk dapat meraih kebahagiaan abadi yang Tuhan janjikan.
Saya menutup goresan tangan ini dengan mengutip motivator berkebangsaan Amerika, namanya Napoleon Hill. Ia pernah berkata: “Tak ada orang yang mencapai kesuksesan besar tanpa bersedia melakukan pengorbanan dirinya.” Saya kira ini perkataan yang super buat anda dan saya saat ini. Kalau mau masuk melalui pintu yang sesak maka silakan mengurbankan dirimu bagi Tuhan dan sesama sekarang juga.
P. John Laba, SDB