Food For Thought: Mencintai Yesus…

Mencintai Yesus lebih dari…

Simon Petrus adalah sosok yang selalu menginspirasi hidup setiap orang di hadapan Tuhan Yesus. Dia adalah orang pertama yang dipanggil Yesus bersama Andreas saudaranya, dan mereka sebagai nelayan sederhana ini segera meninggalkan segala-galanya dan mengikuti Yesus. Ia mengikuti Yesus kemanapun Yesus pergi sebab mereka beralih profesi dari penjala ikan menjadi penjala manusia. Ia tidak malu-malu mengakui imannya kepada Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup. Ia mudah putus asa dan tenggelam dalam hidupnya sehingga Yesus harus menolongnya. Namun ia mudah berubah dan sempat menyangkal Yesus sebanyak tiga kali padahal ia sudah berjanji untuk menyerahkan dirinya bagi Yesus. Namun ia tidak kehilangan harapan. Ia sadar bahwa Tuhan Yesus pasti tetap mengasihinya sampai tuntas. Pengalaman jatuh bangunannya Petrus di hadapan Yesus adalah pengalaman anda dan saya juga di hadapan Yesus. Pada akhirnya kita hanya perlu mengakui bahwa kita memang lemah tetapi harus terus mengasihi Yesus lebih dari yang lain. Simon Petrus adalah kita!

Ada sebuah kisah dalam Injil Yohanes. Tuhan Yesus sudah bangkit dengan mulia dari kematian-Nya. Ia memanggil Petrus dan bertanya kepadanya tentang kualitas cinta kasih kepada-Nya. Tuhan Yesus bertanya sebanyak tiga kali kepadanya dengan penekanan yang berbeda: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?”(Yoh 21: 15.16.17). Pada pertanyaan pertama Tuhan Yesus menambahkan kata ‘lebih daripada mereka ini’ sedangkan kedua pertanyaan selanjutnya Tuhan Yesus menurunkan tingkatnya sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh Petrus. Petrus memberikan jawaban yang perlahan-lahan membawanya kepada kesadaran untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hidupnya. Ia benar-benar berubah ketika sebanyak tiga kali ia menjawab pertanyaan Tuhan Yesus ini. Ia berkata: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” (Yoh 21: 15.16.17). Ia menyangkal Yesus dan mengobatinya dengan membaharui janji cinta kasihnya kepada Yesus. Petrus memang memiliki jiwa yang besar karena ia tidak menjawab, ‘Benar Tuhan, aku tahu bahwa aku mengasihi Engkau’.

Thomas A. Kempis, dalam ‘De Imitatione Christi’ menulis: “Berbahagialah mereka yang mengetahui artinya mencintai Yesus dan menganggap hina dirinya sendiri. Demi Tuhan, yang kita cintai itu, karena menghendaki supaya, kita mencintai Dia di atas segala-galanya. Cinta para makhluk itu penuh tipu daya dan tidak tetap. Namun cinta Yesus itu tetap dan setia. Marilah kita mencinta Dia dan bersahabat dengan Dia karena Ia tidak akan meninggalkan kita, dan akhirnya Ia juga tidak akan membiarkan kita binasa. Sekali waktu, kita mau tidak mau harus berpisah dari segalanya.” (VII:1). Kita mencintai Yesus lebih dari segalanya sebab Ia lebih dahulu mencintai dan setia dalam kasih-Nya kepada kita.

Apakah anda mencintai Yesus?

P. John Laba, SDB

Leave a Reply

Leave a Reply