Homili 24 Januari 2019

Hari Kamis, Pekan Biasa II
Peringatan Wajib St. Fransiskus dr Sales
Ibr. 7:25-8:6
Mzm. 40:7-8a,8b-9,10,17
Mrk. 3:7-12

Yesusku luar biasa!

Pada hari ini kita merayakan pesta St. Fransiskus dari Sales. Uskup dan Pujangga Gereja ini dilahirkan di kastil keluarga de Sales di Savoy, Perancis, pada tanggal 21 Agustus 1567 dan wafat pada tanggal 22 Desember 1622. Orang kudus ini sangat dikagumi oleh St. Yohanes Bosco karena cinta kasihnya yang begitu besar kepada Tuhan dan umat gembalaannya. Don Bosco bahkan mendirikan kongregasi Salesian Don Bosco, di mana nama Salesian berasal dari nama Fransiskus dari Sales. Saya mengingat sebuah nasihat dari St. Fransiskus de Sales ini: “Jangan terburu-buru: lakukanlah segala sesuatu dengan tenang dan penuh semangat. Jangan pernah anda kehilangan kesabaranmu, bahkan jika seluruh dunia tampak marah padamu.” Banyak kali kita melakukan tugas kita dengan terburu-buru atau tergesa-gesa. Ada semacam mental instan dalam hidup kita. Orang suka melakukan pekerjaannya dengan terburu-buru, tidak tenang, maunya cepat selesai padahal hasilnya kurang memuaskan. Nasihat orang kudus ini sangat menguatkan kita sepanjang hari ini. Kalau kita selalu ada dan hadiri bersama Tuhan maka semua pekerjaan dengan sendirinya akan terlaksana dengan baik tanpa terburu-buru.

Penginjil Markus melanjutkan kisahnya tentang Tuhan Yesus dan pelayanan-Nya di depan umum. Dikisahkan bahwa pada suatu saat Yesus menyingkir ke Danau Galilea bersama para murid-Nya. Banyak orang yang mengikuti-Nya dari dekat berasal dari daerah-daerah yang jauh dan dekat. Ada di antara mereka yang berasal dari Galilea, Yudea, Yerusalem, Idumea, daerah seberang sungai Yordan, Tirus dan Sidon. Dengan menyebut nama daerah-daerah ini kita memiliki dua kesimpulan. Pertama, Yesus semakin dikenal di mana-mana karena Sabda dan Karya-Nya. Orang-orang yang merasakan keselamatan memberi kesaksian bahwa Yesus memang luar biasa dan mereka percaya kepada-Nya. Kedua, Tuhan Yesus mewartakan dan memberi keselamatan kepada semua orang. Di sini tidak dikatakan apakah orang baik atau orang jahat. Orang yang kerasukan roh jahat memperoleh keselamatan. Roh-roh jahat bahkan mengakui Yesus sebagai Anak Allah.

Bayangan kita setelah membaca kisah Injil ini adalah Tuhan Yesus memang luar biasa. Kepribadian-Nya sungguh menarik perhatian banyak orang. Kerumunan orang-orang sehat yang mengantar orang-orang sakit benar-benar mencari, menemukan dan memohon keselamatan. Tuhan tidak membiarkan mereka menderita berkelanjutan. Merekapun benar-benar mengalami keselamatan total. Roh-roh jahat jatuh tersungkur sambil memuji dan mengakui Tuhan. Mereka berkata: “Engkaulah Anak Allah.” Yesus melarang mereka untuk tidak mengatakan bahwa Ia adalah Anak Allah. Tetapi semakin Dia melarang, nama-Nya justru semakin dikenal. Tidak ada kekuatan yang menutup mulut orang-orang pada masa itu. Yesus memang luar biasa.

Penulis surat kepada umat Ibrani menegaskan tentang sosok Yesus sebagai Imam Agung menurut aturan Melkisedek. Yesus sanggup untuk menyelamatkan semua orang dari berbagai suku dan Bahasa dengan sempurna. Tuhan Allah Bapa menarik semua orang kepada-Nya dan Ia pun membawa mereka kepada Bapa di dalam surga. Hanya ada satu alasan. Sebab Dia datang untuk menyelamat semua orang tanpa syarat. Yesus bukan hanya sebagai Penyelamat, Ia juga betindak sebagai satu-satunya Pengantara kita kepada Bapa. Ciri khas Yesus sebagai Imam Agung adalah saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga. Satu hal yang melebihi para imam pada masa Perjanjian Lama adalah bahwa Yesus mempersembahkan diri satu kali untuk selama-lamanya. Yesus tidak sama dengan para imam yang mempersembahkan hewan kurban kepada Tuhan untuk dosanya sendiri dan dosa orang lain. Yesus tidak berdosa, Ia mempersembahkan segalanya bagi keselamatan kita. Maka sekali lagi Yesusku memang luar biasa.

Pada hari ini kita seharusnya makin jatuh cinta kepada Tuhan Yesus. Dia luar biasa karena mempersembahkan diri-Nya satu kali untuk selama-lamanya. Penulis surat kepada umat Ibrani mengatakan: “Tetapi sekarang Yesus telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.” (Ibr 8:6). Yesus menjadi satu-satunya Pengantara kita kepada Bapa. Semua ini karena ketaatan Yesus kepada Bapa dan karena kasih-Nya kepada manusia yang berdosa. Mari kita memiliki hati yang senantiasa mencari Tuhan dan memohon keselamatan abadi dari pada-Nya.

Saya mengakhiri homili ini dengan mengutip perkataan St. Fransiskus dari Sales: “Ketika anda menghadapi kesulitan dan pergolakan hidup, janganlah berputusasa. Kalahkanlah setiap kesulitan anda dengan kelembutan dan waktu”. St. Fransiskus dari Sales, doakanlah kami. Amen.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply