Food For Thought: Sahabat Sejati Kita

Sahabat sejati kita

Pada malam hari ini ada seorang sahabat yang barusan berulang tahun mengirim pesan singkat kepada saya begini: “Seorang sahabat adalah seseorang yang mengetahui tentang dirimu dan tetap mencintaimu.” Saya tersenyum dan mengingat kembali janji saya untuk mempersembahkan sebuah misa dengan intensi ulang tahunnya pada hari ini. Saya merasa bahwa mungkin ia hendak mengucapkan terima kasih kepada saya karena perbuatan baik yang sudah saya lakukan sebagai sahabatnya. Setelah membaca dan merenung perkataannya ini, saya lalu mengingat Εὐριπίδης (Euripides). Beliau adalah seorang penulis drama tragedi terbaik di Athena yang hidup sekitar tahun 480 – 406SM, pernah berkata: “Sahabat menunjukkan cintanya di saat ada masalah, bukan saat yang bahagia.” Sahabat sejati selalu datang dan menolong tepat pada waktunya. Saudara kandung selalu terlambat menolong kita. Maka sahabat sejati memang sangat berharga dan tak dapat digantikan.

Kita berada dalam pekan suci. Pandangan dan pikiran kita tertuju kepada Yesus Kristus, Tuhan kita. Dia adalah Anak Allah tetapi tidak memandang kedudukan-Nya sebagai Anak Allah sebagai milik kepunyaan-Nya. Ia justru rela berkenosis atau mengosongkan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba, menjadi sama dengan manusia. Ia merendahkan diri-Nya, taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Dengan demikian Allah Bapa sangat meninggikan Dia dan segala makhluk mengakui-Nya sebagai Tuhan (Flp 2:6-11). Hidup pribadi Yesus ini sangatlah inspiratif. Dia sendiri menyapa kita bukan sebagai hamba melainkan sahabat. Ia berkata: “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh 15:13). Sahabat sejati itu selalu mengasihi dalam untung dan malang. Pekan suci menjadi kesempatan untuk semakin menjadi sahabat sejati Yesus Kristus.

Dalam pekan suci ini, Paus Fransiskus berkata tentang Yesus Kristus: “Karena cinta-Nya, Kristus telah mengorbankan diri sepenuhnya untuk menyelamatkanmu. Tangan-Nya yang terentang di atas kayu salib merupakan sebuah tanda yang menunjukkan bahwa Ia adalah sahabat sejati”. Dengan iman saya mau mengatakan: “Memang, simbol dari kasih itu bukan hati yang akan hancur. Simbol kasih adalah salib, sebab Dia yang disalibkan itu tidak akan berhenti mengasihimu.”

Apakah anda adalah seorang sahabat sejati? Jadilah sahabat sejati yang selalu berbuat baik kapan dan di manapun anda berada.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply