Rasa sakit itu seperti bahan bakar
Kita mengakhiri hari ini dengan sebuah pertanyaan penuntun yang sifatnya sangat pribadi: “Apakah anda merasa disakiti hari ini?” Perasaan dan pengalaman disakiti di dalam keluarga, di tempat kerja memang tidaklah enak, namun tidak dapat dihindari begitu saja. Pengalaman-pengalaman ini harus dipandang sebagai kesempatan untuk mendewasakan hidup kita. Boleh dikatakan bahwa kita mencapai kedewasaan manusiawi dan rohani melalui pengalaman-pengalaman seperti ini. Maka kita harus berani mengambil hikmanya yang positif dan berusaha untuk maju terus.
Saya teringat pada Kenji Miyazawa. Beliau adalah seorang penulis kenamaan dari Jepang, pernah berkata: “Kita harus menerima rasa sakit dalam hidup ini dan menjadikannya sebagai bahan bakar untuk perjalanan kita selanjutnya”. Rasa sakit itu janganlah menjadi rasa sakit saja tetapi mesti menjadi bahan bakar, yang menggerakan dan membantu perjalanan hidup selanjutnya. Tanpa bahan bakar kita berada di tempat, tidak berkembang. Tanpa ada rasa sakit dan aneka tantangan maka kita tidak akan berkembang menjadi lebih baik lagi.
Maka mari kita masuk ke istirahat malam ini dengan doa dan niat supaya besok kita memulai lagi hidup ini dengan semangat baru. Rasa sakit tetaplah bahan bakar yang penting untuk memajukan hidup, mengasah mental kita.
PJ-SDB