Refleksi Misa Krisma 2020 – Kamis Putih Pagi

Misa Krisma – Kamis Putih Pagi
Yes 61:1-3.6.8b-9
Mzm 89
Why 1:5-8
Luk 4:16-21

Ia telah mengurapiku

Hari Kamis Putih pagi. Sekurang-kurangnya ada dua kegiatan penting sebelum merayakan tiga hari suci ke depan. Kegiatan Pertama, ibadat pagi yang dikenal dengan sebutan lamentasi. Kata ‘lamentasi’ merupakan sebuah ungkapan kesakitan yang sangat mengganggu kehidupan manusia. Lamentasi itu merupakan sebuah tradisi tentang sejarah kejatuhan manusia dalam dosa, penyesalan, membangun tobat menuju keselamatan. Nabi Yeremia memiliki pengalaman penderitaan yang membuatnya meratap atau kita kenal dengan sebutan Ratapan Yeremia.

Lamentasi merupakan ungkapan hati, sebuah ratapan yang menyadarkan kita bahwa kita memang orang berdosa. Ada kalimat-kalimat yang benar-benar membuat kita seperti sedang memeriksa bathin sebelum mengaku dosa, misalnya: “Dosaku, dosaku, betapa kejinya, jiwa, pulanglah, pulanglah, pulang kepada Tuhanmu.” Ada juga syair lain seperti ini: “Jahatlah dosamu manusia, jahatlah dosamu manusia, pulanglah, pulanglah kau pada Tuhanmu.” Sambil syair ini dinyanyikan semua umat yang hadir dalam ibadat ini menyadari dirinya sebagai orang berdosa yang butuh penyesalan, butuh Tuhan untuk mengampuninya sehingga layak merayakan Paskah. Syair solo lain yang banyak dikenal dalam lagu Lamentasi misalnya: “Tercekik antara pedihnya luka-luka, pada tubuh dan jiwa. Dahagaku menjadi-jadi, Aku diberi minum empedu dan cuka. NyawaKu tiada disayangi, dengan pedih aku dibuang, dan dihitung, di antara penjahat.”

Banyak umat merindukan lamentasi sebagai ibadat paginya dalam tiga hari suci ini namun karena covid-19, lebih lagi dengan adanya pembatasan sosial berskala besar ( PSBB) maka lamentasi tidak dapat dilakukan sebagai sebuah komunitas di dalam Gereja. Ada yang mengikuti ibadat lamentasi secara online, ada yang menggunakan toa yang besar di gereja sehingga semua umat menyediakan waktunya untuk mengikuti lamentasi dari rumah masing-masing. Lamentasi tahun 2020 benar-benar lamentasi asli tanpa ada kepalsuan.

Kegiatan kedua adalah Misa Krisma. Di banyak keuskupan yang mudah dijangkau dengan kendaraan biasanya diadakan Misa Krisma pada Hari Kamis Putih pagi. Fokus dalam Misa Krisma adalah pertama, Bapa Uskup berkenan memberkati minyak-minyak yang akan dipakai untuk pelayanan sakramen oleh para imam. Minyak-minyak yang dimaksudkan adalah, pertama Minyak Babtis (OC). Minyak OC atau Oleum Catechumenorum adalah minyak yang diberikan kepada para katekumen (calon babtis yang bukan babtis bayi). Minyak ini melambangkan penyembuhan para katekumen dari dosa asal serta memberi kekuatan untuk menjalani hidup sebagai orang Katolik. Kedua, minyak Krisma (SC). Minyak SC atau Sanctum Chrisma adalah minyak yang diberikan kepada orang-orang katolik yang menerima Sakramen Krisma. Minyak ini melambangkan penyembuhan sang penerima dari segala dosa yang pernah dilakukan serta simbol penguatan dari Roh Kudus yang diberikan kepada penerima Krisma. Ketiga, Minyak Pengurapan (OI). Minyak OI atau Oleum Infirmorum adalah minyak yang diberikan kepada orang sakit atau pada saat orang sakit itu menerima Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Minyak ini melambangkan penyembuhan manusia dari dosanya dan dari penyakitnya.

Selain upacara pemberkatan minyak-minyak ini, Bapa Uskup dan para imam membaharui janji imamatnya untuk kesetiaan hidup dan demi pelayanan-pelayanan yang berkualitas. Para imam menyadari diri sebagai pelayan sebagaimana diingatkan oleh Bapa Suci Fransiskus supaya menjadi gembala yang berbau domba. Pada saat ditahbiskan, para imam mendapat urapan Roh Kudus melalui pengurapan minyak yang diberikan oleh Tuhan melalui tangan Bapa Uskup. Maka dalam menjalankan tugas pelayananya, para imam haruslah mengingat kata-kata yang Tuhan Yesus sendiri ucapkan ini: “Roh Tuhan ada padaku, sebab Ia telah mengurapi aku”. Roh Kudus telah menahbiskan, menyucikan untuk tugas pelayanan tertentu. Tuhan Yesus sendiri diurapi atau ditahbiskan oleh Roh Kudus untuk tugas pelayanan ini: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” (Luk 4:18-19). Kadang-kadang Bapa Uskup juga mengajak para biarawan dan biarawati untuk membaharui janji hidup membiara mereka secara umum. Hal terpenting adalah pembaharuan diri untuk melayani seperti Tuhan sendiri melayani manusia yang berdosa. Sayang sekali karena covid-19 perayaan istimewa ini juga tidak dapat dilakukan secara bersama-sama sebagai sebuah kolegialitas. Mungkin ini cara Tuhan menyadarkan dan membaharui hidup kita, lebih lagi di masa prapaskah ini.

Pada hari ini kita bersyukur sebagai satu Gereja yang memiliki gembala-gembala untuk melayaninya. Tugas kita adalah berdoa supaya Tuhan yang empunya pekerja dapat mengirim para pekerja untuk tetap berkarya di kebun anggur Tuhan yakni Gereja sendiri. Tuhan Yesus sendiri berkata: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Luk 10:2). Panggilan untuk menjadi imam, biarawan dan biarawati bukan sebuah paksaan manusiawi, tetapi bahwa Tuhan sendiri sudah memiliki rencana untuk menjadikannya sebagai pekerja. Maka tugas gereja adalah memohon supaya Tuhan mengirim pekerja-Nya. Maka boleh dikatakan bahwa para imam, biarawan dan biarawati adalah orang-orang ‘limited edition’ dari Tuhan bagi Gereja. Maka Gereja dalam hal ini umat Allah harus mendukung dan menjaga panggilan suci ini.

Saya sendiri mau mengucapkan terima kasih kepada saudari dan saudara yang setia mendoakan panggilan saya. Sejak pertama kali masuk dalam komunitas Salesian Don Bosco (SDB) di Fatumaca, Timor Leste tahun 1989 hingga saat ini di Komunitas Salesian Don Bosco Tigaraksa (2020), anda sudah mengenal, mendoakan dan mendukung dengan caramu sendiri. Mungkin anda sudah lupa berapa kali mendoakan, berapa banyak dukunganmu tetapi Tuhan tidak pernah lupa untuk membalasnya. Terima kasih dan saya mendoakanmu pada hari istimewa ini.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply