Food For Thought: Maria, Perawan yang setia

Maria, Perawan yang setia

Adalah Seneca (5 SM-65 M). Beliau adalah seorang filsuf, negarawan dan dramawan dari Romawi Kuno. Beliau pernah berkata: “Kesetiaan adalah kekayaan termulia di dalam kalbu manusia.” Saya sepakat dengan perkataan Seneca ini sebab kesetiaan itu laksana harta yang indah dan mahal harganya. Ada juga yang mengatakan kesetiaan itu mahal. Mengapa dikatakan demikian? Sebab ketika seorang itu setia di dalam hidupnya maka dengan sendirinya ia menumbuhkan kepercayaan orang lain kepadanya. Kesetiaan itu harus tetap ada di dalam hidup manusia sampai maut memisahkan hidup yang fana dengan hidup abadi. Ketika seorang tidak setia meskipun hanya sebuah hal kecil, ia telah merusak setengah hidupnya. Orang tidak akan percaya kepadanya, meskipun ada pemulihan kepercayaan dan nama baik.

Pada hari ini kita berjumpa dengan dua sosok yang menginspirasikan kesetiaan kita. Sosok pertama adalah Bunda Maria. Setiap bulan Mei kita mendedikasikannya untuk menghormati Bunda Maria. Ada yang menunjukkan kesetiaannya kepada Bunda Maria dengan berdoa rosario, mengikuti misa online di hari pertama Bunda Maria. Ada yang hanya membayangkan tentang tempat-tempat ziarah sambil berharap di dalam hati untuk pergi ke tempat ziarah itu lagi. Sebenarnya kita baru belajar untuk setia. Setia itu mahal harganya. Kita baru belajar untuk setia seperti Bunda Maria, tetapi Bunda Maria sudah lebih dahulu menunjukkan kesetiaannya bagi kita.

Tanda awal kesetiaan Bunda Maria adalah hidupnya yang tersembunyi di Nazareth, namun penuh dengan kesalehan, dan mata imannya selalu tertuju kepada Tuhan. Semua ini terjadi karena edukasi yang diterimanya dari kedua orang tuanya yakni santa Anna dan Santo Yoakim. Mereka mengajarkannya hidup dalam kesetiaan sehingga ia terbiasa dengan ritme hidup seperti ini. Ketika menerima kabar sukacita, ia mulai belajar untuk setia kepada Tuhan dan segala rencana-Nya. Maria setia mengikuti Yesus sampai tuntas. Dia juga tetap setia mendampingi dan mendoakan Gereja yang berdosa, sekarang dan waktu ajal menjemput. Maria adalah perawan setia.

Sosok yang kedua adalah santu Yusuf. Beliau menunjukkan kesetiaan, ketulusan dan kejujuran. Orang kudus ini menginspirasi para pekerja supaya setia, tulus dan jujur. Dia bekerja diam-diam tanpa banyak berbicara. Para pekerja masa kini malas bekerja tetapi suka tampil dalam demo, mogok dan menginginkan gaji tinggi. Ada yang lebih suka mencari uang bukan pengalaman kerja. Ada yang banyak berteriak tetapi tidak disiplin dalam waktu: terlambat, menggunakan media sosial selama waktu efektif kerja dan lain sebagainya. Kita butuh St. Yusuf untuk mengoreksi cara pikir dan cara hidup kita.

Pada hari ini kita belajar untuk menjadi pribadi yang setia. Kita memandang Maria dan Yusuf yang setia dalam hidup di dalam keluarganya. Maria dan Yusuf bersama Yesus adalah keluarga kudus dari Nazaret. Inspirasi kesetiaan bagi keluarga, pasutri dan masyarakat kita.

Tuhan memberkati,

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply