Food For Thought: Who Cares

Who Cares?

Ada seorang ibu yang membagi pengalamannya acara rekoleksi keluarga. Ia pernah keliru melihat isi kartu e-tollnya padahal ia sudah berada di pintu toll otomatis. Isi kartu e-tollnya hanya Rp. 14.000, dia mengira Rp.140.000, sementara dia harus membayar Rp. 15.000. Dia memarkir kendaraannya agak kesamping dan meminta bantuan para pengendara lain. Setelah lima mobil yang tergolong mewah lewat baru ada satu mobil sederhana yang bersedia untuk menolongnya, bahkan pemilik kendaraan itu tidak meminta ganti dalam bentuk uang cash. Ibu itu menyesali kekeliruannya dalam melihat isi kartu e-toll, tetapi dia juga menyadari kasih Tuhan melalui kepekaan seorang pengendara yang menolongnya. Ia berkomentar bahwa mengendarai mobil mewah tidak selamanya mencerminkan kemurahan hati orang yang berada di dalamnya sebab kelima mobil itu memiliki alasan yang sama, “Sorry ya bu, isi e-toll saya tidak cukup’. Siapa yang peduli denganmu? Who cares?

Kita semua mungkin memiliki pengalaman-pengalaman tertentu seperti ini. Mungkin karena kekeliruan kita, bisa membuat kita berada dalam bahaya. Namun pada saat yang sama sisi kemanusiaan kita menggugah sebuah tanggung jawab untuk memperhatikan sesama yang membutuhkan sebagai wujud kasih. Bahwa ada orang pelit dan suka mencari alasan untuk tidak menolong orang yang membutuhkan seperti kelima mobil yang lewat itu adalah wajar saja. Selalu terjadi dalam hidup kita dengan cara yang berbeda-beda. Tetapi Tuhan akan mengutus orang sederhana yang siap untuk menolong, siap untuk berbagi dengan sesama yang sangat membutuhkan. Apa yang kita tabur itulah yang kita tuai. Kita menabur kebaikan akan menuai kebaikan bahkan lebih dari yang kita telah taburkan.

Tuhan menyapa kita untuk menabur kebaikan melalui nabi Yesaya. Tuhan berkata: “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!” (Yes 1:16-17). Semangat pertobatan membuahkan kasih dan sukacita yang dapat mengantar kita kepada kekudusan. Tuhan Yesus menasihati kita supaya rela menyambut. Ia bekata: “Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.” (Mat 10:40-41). Ia juga mengar kita hari ini untuk bisa berbagi: “Barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.” (Mat 10:42). Betapa indahnya hidup sebagai pengikut Kristus yang semakin serupa dengan-Nya.

Tuhan memberkati, dan St. Hendrikus mendoakan kita semua.

PJ-SDB