Food For Thought: Kurang percaya dan bimbang

Kurang percaya dan bimbang!

Apakah anda pernah mengalami yang namanya perasaan kurang percaya dan bimbang dalam hidupmu? Saya merasa yakin bahwa kita semua sudah pernah berhadapan dengan pertanyaan ini, kita semua juga sudah pernah mengalami sendiri kurang percaya dan bimbang, lebih-lebih dalam hubungannya dengan Tuhan.

Dalam masa covid-19 ini ada banyak di antara kita yang merasa kurang percaya kepada Tuhan. Mereka mengaku rajin berdoa dan mengharapkan pertolongan dari Tuhan namun pandemi ini seakan tetap ganas dan terus mencari mangsa. Ada anggota keluarga, sahabat dan kenalan yang dimangsa covid-19. Pengalaman keras dan menyedihkan ini membuat mereka kurang percaya kepada Tuhan. Ada suara protes kepada Tuhan karena Tuhan seolah-olah menutup mata dan telinganya terhadap penderitaan manusia ini. Kurang percaya kepada Tuhan menjadi bagian dari pengalaman kita saat ini.

Perasaan kurang percaya sejalan dengan perasaan bimbang dan ragu kepada Tuhan. Apakah Tuhan memang Mahabaik? Apakah Tuhan mampu mencintai manusia atau tidak? Kalau Dia Mahabaik dan mampu mencintai manusia, mengapa Dia membiarkan begitu banyak orang yang menjadi korban pandemic covid-19? Pengalaman ini membuat banyak orang bimbang dan mulai meragukan eksistensi Tuhan. Pengalaman-pengalaman ini sedang kita alami bersama. Saya merasa yakin bahwa semua orang memiliki pengalaman kurang percaya dan bimbang sebab kita semua sedang berada dalam satu bahtera yang sama.

Mari kita memandang St. Petrus. Beliau adalah sosok penting dalam komunitas Yesus. Dia menjadi wadas, di mana Yesus mendirikan Gereja-Nya. Kita mengingat perkataan Yesus ini kepada Petrus: “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” (Mat 16:18). Meskipun keras karena wadas namun Petrus lemah kalau ketemu air. Memang batu sekeras apapun akan mengalah dari air. Pengalaman Petrus ini digambarkan dalam kisah Injil hari ini. Ketika itu para murid sendirian tanpa Yesus karena Dia masih berdoa di bukit. Para murid diminta mendahului-Nya. Dalam suasana ini, angin sakal menggoncang perahu mereka sehingga mereka nyaris tenggelam. Tuhan Yesus berjalan di atas air dan mendekati mereka serta menenangkan mereka supaya jangan takut. Petrus berniat untuk berjalan di atas air seperti sang Guru, tetapi sambil berjalan ia kurang percaya dan merasa bimbang sehingga ia nyaris tenggelam. Tuhan Yesus menyelamatkannya dan berkata: “Engkau orang kurang percaya!Mengapa engkau bimbang”

Petrus adalah anda dan saya. Kita semua masih dikuasai perasaan kurang percaya dan memiliki rasa bimbang. Kita kurang percaya kepada Tuhan dan meragukan eksistensi-Nya. Kita lebih percaya diri, percaya dukun daripada percaya Tuhan. Ini menyedihkan tetapi ada dan nyata dalam masyarakat kita. Mari kita memohon supaya Tuhan Yesus Kristus menambah iman dan kepercayaan kita, menjauhkan kita dari rasa bimbang kepada Tuhan.

Tuhan memberkati kita semua,

PJ-SDB