Food For Thought: Mengenang Panggilan Hidup

29011999-29012021

Saya tiba-tiba disapa oleh seorang sahabat: “Good day Pater. Selamat berbahagia ya untuk angka-angka ajaib ini 29011999-29012021 dan ada ikon smile”. Saya berpikir bahwa saya menang lottery, hahaha. Ternyata angka-angka ini mengingatkan saya bahwa hari ini saya merayakan hari bahagia sebagai seorang Salesian selama-lamanya. Ini adalah hari di mana saya memperingati hari ulang tahun kaul kekal saya yang ke-22 sebagai Salesian selama-lamanya.

Saya memulai perjalanan panggilan sebagai anak rantau yang ingin masuk di sebuah biara yang baru pada tahun 1989 di Fatumaca, Baucau Timor Leste. Di sana saya memulai sebuah peziarahan panggilan. Semuanya serba baru. Kongregasi baru, tempat dan budaya baru. Pada tanggal 13 Juni 1990 saya diterima untuk memulai masa novisiat dan mengikrarkan kaul pertama taanggal 13 Juni 1991. Setelah menjadi frater yang baru berkaul, saya langsung menjalani Tahun Orientasi Pastoral tahun pertama di seminari Salesian Venilale, Timor Leste selama satu tahun. Saya sebagai frater yang senang mengajar di sekolah. Waktunya berlalu begitu cepat karena hanya setahun. Selanjutnya pada tahun 1992 saya merantau ke Jakarta untuk mulai belajar Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta. Pada tahun 1996-1997 saya kembali ke Fatumaca untuk melanjutkan Tahun Orientasi Pastoral tahun kedua. Pada bulan September tahun 1997 saya berangkat ke Bangkok, lalu ke Yerusalem untuk bekajar Teologi di sana.

Pada tahun 1998 saya pertama kali ke Roma untuk mempersiapkan kaul kekal saya. Kami para frater dan bruder sekitar 40-an orang mengikuti kursus selama sebulan, dengan aneka pembinaan dan retret persiapan kaul kekal. Saya hanya menyiapkan diri dan retret di Roma, tetapi saya harus kembali lagi ke Yerusalem untuk melanjutkan kuliah. Pada tanggal 23 Januari 1999, kami Komunitas Seminari Tinggi Salesian di Yerusalem mengadakan retret tahunan dan pada hari penutupan retret yakni tanggal 29 Januari 1999 saya mengikrarkan kaul kekal di Bukit Sabda Bahagia, Galilela di hadapan Pater Provinsial Salesian di Timur Tengah P. Mario Murru, SDB. Sungguh sebuah pengalaman indah dalam masa pembinaan saya dan tetap terkenang. Ini adalah tahapan yang saya lalui sebelum ditahbiskan sebagai daikon dan imam.

Tidak terasa sudah duapuluh dua tahun saya mengikrarkan kaul kekal, dan tiga puluh tahun terikat dengan kaul di Kongregasi Salesian Don Bosco dan selama tiga puluh dua tahun di dalam komunitas Salesian. Benar-benar sebuah peziarahan yang indah, penuh dengan kisah-kisah yang indah. Ada saat-saat di mana saya merasa bahagia sekali, ada saat di mana saya harus menderita, menangis dan kecewa. Tetapi semuanya ini memang indah dan selama puluhan tahun ini saya berusaha untuk tetap yang terbaik bagi Tuhan.

Saya sangat berterima kasih kepadamu. Anda, secara pribadi yang begitu hebat, yang baru mengenal saya dalam peziarahan panggilan ini tetapi begitu dekat. Anda menjadi sahabat dan saudara yang selalu hadir mendukungku dengan caramu yang luar biasa. Kata-kata yang menguatkan, teguran yang keras dan lain-lain membuatku semakin mapan dalam melayani Dia yang adalah Tuhan kita bersama. Saya bersyukur mengenalmu dan saya tentu mendokanmu setiap waktu doaku. Semoga kasih dan kebaikanmu diperhatikan oleh Tuhan.

Terima kasih Tuhan untuk panggilan dan pilihan ini, Terima kasih Kongregasi Salesian dan para konfraterku. terima kasih kedua orang tua yang sudah menghadap bapa di surga. Terima kasih kakak, adik dan ponaan serta cucu-cucu semua. Terima kasih para sahabat kenalan yang luar biasa. Kalian selalu di hatiku. Doa dan berkat istimewa bagimu di hari istimewaku ini. Saya ingat pertanyaan Tuhan di hari kaul kekalku: “Apakah engkau mengasihi Aku LEBIH DARI MEREKA ini?” dan saya tetap berusahan untuk menjawabnya dengan kesetiaanku hari demi hari. Sungguh angka-angka ajaib 29011999-29012021.

P. John Laba, SDB