Homili Hari Senin Oktaf Paskah – 2021

HARI SENIN DALAM OKTAF PASKAH
Kis. 2:14,22-32;
Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11;
Mat. 28:8-15.

Yesusku luar biasa!

Pada sore hari ini, seorang sahabat lama mengirimkan link youtube lagu berjudul ‘Yesusku luar biasa’ yang dinyanyikan oleh Doddie Latuharhary & Nada Latuharhary. Lagu ini sebenarnya populer sejak tahun 2015 dalam liris album rohani mereka. Ada kata-kata yang menyenangkan hati saya: “Lagu syukur s’lalu kunyanyikan. Bagi Yesus-ku oh sahabatku. Yang selalu mengasihi daku. Kasih-Nya sungguh luar biasa.” Bagi saya lagu ini cocok dinyanyikan dalam masa Paskah ini karena dapat membangkitkan semangat kita untuk memandang Yesus yang luar biasa kasih-Nya bagi kita. Ia menderita, wafat dan bangkit dengan mulia. Ini benar-benar merupakan warta keselamatan yang luar biasa, dan memang Yesusku itu luar biasa!

Saya mengingat Friederich Schiller (1750-1805). Beliau adalah seorang penulis puisi dan dramawan berkebangsaan Jerman. Ia pernah berkata: “Siapapun yang telah mendengar warta paskah tidak akan lagi berjalan dengan wajah yang menampakkan ekspresi tragedy, tidak pula menjalani hidup sebagai manusia tanpa humor yang tiada harapan”. Kita membayangkan wajah kita saat setelah merayakan Hari Raya Paskah kemarin. Saya yakin bahwa banyak di antara kita menampakkan wajah ceriah. Saudari dan saudara kita di NTB, NTT dan Timor Leste menampakkan ekspresi wajah tragedi pada Hari Raya Paskah karena mengalami Siklon Tropis Seroja yang menerpa Laut Sawu sehingga menelan banyak korban jiwa dan kerugian material yang besar.

Perkataan Schiller ini membuka wawasan kita untuk mengerti semangat misioner Simon Petrus dan teman-temannya setelah Hari Raya Pentekosta. Mereka memiliki keberanian yang luar biasa untuk mewartakan Yesus yang bangkit dengan mulia. Simon Petrus berusaha untuk menceritakan kembali sosok Yesus yang sudah dikenal oleh kaum Yahudi. Bahwa ia sudah menderita, wafat dan kini bangkit dengan mulia. Ia berkata: “Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu.” (Kis 2:22). Setelah menjelaskan seluruh hidup Yesus, Simon Petrus mengatakan: “Kami semua adalah saksi” (Kis 2: 32). Kesaksian mereka tentang Yesus sungguh benar.

Di tempat lain Simon Petrus berkata: “Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes, yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya di tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dan menggantung Dia pada kayu salib. Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati.” (Kis 10: 36-41). Kesaksian ini menjadi sangat spesial karena Petrus mengakui bahwa mereka makan dan minum bersama Yesus setelah kebangkitan-Nya. Ini benar-benar kesaksian yang luar biasa karena makan bersama dengan orang yang sudah wafat dan bangkit. Kesaksian ini sekaligus menunjukkan bahwa Yesusku memang luar biasa! Apakah anda juga merasakan Yesus yang luar biasa di dalam hidupmu? Apa pengalaman anda yang membuatmu berani mengatakan: “Yesusku luar biasa?”

Damai Paskah bagimu.

P. John Laba, SDB