Homili Hari Selasa Oktaf Paskah – 2021

HARI SELASA DALAM OKTAF PASKAH – 2021
Kis. 2:36-41;
Mzm. 33:4-5,18-19,20,22;
Yoh. 20:11-18

Aku telah melihat Tuhan!

Ada satu pengalaman yang membuatku menyadari kehadiran Tuhan yang luar biasa. Beberapa hari yang lalu ada seorang umat yang mengirim pesan kepada saya untuk mendoakannya karena setelah berkonsultasi dengan dokter, ia divonis memiliki tumor jinak di ginjalnya. Tentu saja saya yang mendengarnya merasa kaget, tetapi dia sendiri mengatakan kepada saya bahwa dia tidak merasa kaget. Dia percaya bahwa Tuhan akan melakukan terbaik baginya. Pada hari ini ia mengirim pesan kepadaku bahwa ia menyiapkan satu amplop untuk berbagi dengan saudari dan saudara yang mengalami musibah Siklon Tropis Seroja yang melanda beberapa Kawasan di NTT, khususnya di Pulau Lembata dan Adonara. Saya mengatakan kepadanya bahwa sebaiknya jangan karena dia juga membutuhkan dana untuk biaya pengobatannya. Tetapi dia mengatakan kepada saya bahwa masih ada banyak orang yang lebih membutuhkan. Dia menambahkan: “Saya selalu bersyukur karena melihat Tuhan dalam diri mereka yang lebih membutuhkan daripada saya”. Saya membuka mata dan mengatakan super sekali orang ini.

Kita berada di Oktaf Paskah. Bacaan-bacaan Kitab Suci memanggil kita untuk memandang sosok para Murid Yesus yang sebelumnya begitu lemah, rapuh dan serasa tidak berdaya di hadapan Tuhan dan sesama. Namun ketika Roh Kudus sudah turun dan menguatkan mereka maka muncul sebuah kekuatan yang dahsyat di dalam diri mereka untuk bersaksi tentang Yesus yang sudah bangkit dengan mulia. Simon Petrus merupakan sosok pertama yang mengubah kehidupan banyak orang di Yerusalem saat itu. Dia tidak hanya bersaksi bahwa ia sudah duduk, makan dan minum bersama Yesus yang sudah bangkit dari kematian-Nya. Dia juga tidak segan-segan membantu orang di Yerusalem untuk berefleksi tentang perlakuan mereka terhadap Yesus yang sudah mereka salibkan. Kini Yesus yang sudah bangkit itu menjadi Tuhan dan Kristus. Untuk itu mereka diharapkan untuk bertobat dan memberi dibaptis dalam nama Yesus.

Sosok kedua yang menginspirasi hidup kita adalah Maria dari Magdala (Mat 27:55-56). Sosok hebat ini pernah dirasuki oleh tujuh roh jahat (Luk 8:3). Tuhan menyembuhkannya sehingga dia memberi dirinya secara total kepada Yesus. Dia menjadi sponsor komunitas Yesus secara ekonomis (Luk 8:1-3). Dia menjadi saksi pertama kebangkitan Yesus (Mrk 16:9). Dialah yang mengatakan kepada para rasul: “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.” (Yoh 20:18). Maria dari Magdala ini luar biasa. Ia bersaksi bahwa dia melihat Tuhan dan menunjukkan dalam hidupnya yang nyata di hadapan para murid Yesus, dan sangat berpengaruh dalam kehidupan Gereja perdana.

Kita masih berada di masa yang sulit. Serasa masih tetap Jumat Agung dan belum Hari Raya Paskah. Mengapa? Karena di banyak tempat masih berada dalam ketakutan karena pandemi covid-19 bahkan ada berita tentang covid-19 varian baru yang menakutkan, saudari dan saudara di NTT, NTB dan Timor Leste yang mengalami banjir badang dan ada juga yang masih tertimbun tanah longsor akibat Siklon Tropis Seroja. Namun sebagai orang beriman ada saja orang tertentu yang menguatkan kita. Ada orang yang rapuh, tidak berdaya bisa memberi kekuatan kepada orang lain untuk bertahan dalam iman. Dari Simon Petrus, Maria dari Magdala dan sahabat saya yang sedang sakit ini mengajarkan saya untuk kuat dalam iman dan tetap berharap kepada Tuhan.

Mari kita berani bersaksi kepada sesama yang menderita: “Aku telah melihat Tuhan” dan Dia tetap mengasihimu. Kata-kata Tuhan ini menguatkan kita semua: “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.” (Yes 49:15-16). Mari kita mendoakan saudari dan saudara yang sedang menderita. Pada mereka kita melihat kehadiran Tuhan yang nyata. Tuhan memberkati kita semua.

P. John Laba, SDB