Homili Bunda Maria Mengunjungi Elisabet saudaranya – 2021

Pesta SP. Maria Mengunjungi Elisabet
Zef. 3:14-18a atau Rm. 12:9-16b;
MT Yes. 12:2-3,4-bcd,5-6;
Luk. 1:39-56

Membawa damai dan sukacita

Kita memasuki hari terakhir dalam bulan Mei. Di antara banyak kegiatan, saya merasa yakin bahwa banyak di antara kita yang merayakan Pesta Santa Perawan Maria mengunjungi Elisabet di Ein Karem. Untuk merayakannya ada orang yang berziarah ke gua Maria tertentu, ada yang mengadakan webinar tentang Bunda Maria dan Santo Yusuf, ada yang berdoa rosario dan menutup bulan Maria ini dengan misa secara daring. Tentu saja semua kegiatan rohani di masa pandemi ini merupakan jalan yang terbaik untuk mengungkapkan tugas nyata dalam hidup kita sebagai anak-anak Bunda Maria yakni untuk membawa damai dan sukacita kepada sesama. Kuasa doa akan membuat hati kita penuh dengan kedamaian dan sukacita.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini memanggil kita untuk ikut ‘bergerak’ dalam membawa damai dan sukacita kepada sesama. Mari kita perhatikan sosok Santa perawan Maria. Beliau adalah sosok inspiratif yang luar biasa bagi kita sebagai Gereja sepanjang zaman. Setelah ia mendapat panggilan dari Tuhan untuk menjadi Bunda Yesus, Malaikat Gabriel menceritakan tentang Elisabet saudaranya yang disebut mandul tetapi mendapat rahmat istimewa dari Tuhan sehingga mengandung dan sudah memasuki bulan yang ke enam saat Maria menerima khabar sukacita. Maria yang masih hamil muda ini melakukan perjalanan yang cukup jauh dari Nazaret ke sebuah kota di Yehuda bernama Ein Karem, tempat tinggal Elizabeth dan Zakarias. Jarak Nazaret dan Ein Karem adalah 145 km, melewati bukit dan lembah selama beberapa hari. Yusuf adalah seorang pria yang diam-diam, tanpa disebut namanya tetapi menemani Maria untuk pergi dan melayani. Maria membawa damai dan sukacita yang tidak lain adalah Yesus buah rahimnya kepada keluarga Elisabet saudaranya.

Santo Lukas melukiskan perjalanan Maria dan perjumpaan keempat pribadi yang penuh kedamaian dan sukacita dalam Roh Kudus. Keempat pribadi yang saya maksudkan adalah Maria dan Yesus di dalam rahimnya, Elisabet dan Yohanes Pembaptis di dalam rahimnya. Dikisahkan bahwa Maria bersama Yesus di dalam rahimnya masuk ke dalam rumah Zakaria dan menjumpai Elisabet dan Yohanes di dalam rahimnya. Elisabet penuh dengan Roh Kudus, sementara Yohanes Pembaptis sendiri melonjak kegirangan di dalam rahimnya. Elisabet yang penuh Roh Kudus itu menyalami Maria sang mempelai Roh Kudus dengan berkata: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.” (Luk 1:42-45).

Sosok Maria bukan hanya seorang wanita biasa. Roh Kudus membuka pikiran Elisabet dan mengakui Maria dengan hal yang sangat spesial yakni Maria diberkati di antara semua wanita. Yesus sang anak di dalam rahimnya juga diberkati. Maria adalah ibu Tuhannya Elisabet. Maria adalah wanita yang bebahagia karena percaya. Perkataan Tuhan akan terlaksana di dalam diri Maria. Perkataan Elisabet ini membuat kita semakin mengenal sosok Maria, seorang wanita yang biasa-biasa menjadi luar biasa. Pengenalan Elisabet akan Maria kini menjadi pengenalan kita juga yakni, Maria terberkati atau terpuji di antara semua wanita, Maria sebagai ibu Tuhan, dan Maria adalah pribadi yang beriman. Gambaran kehidupan Maria ini menjadikannya sebagai model bagi kehidupan kita semua. Tidak ada seorang pun yang mengalahkan Maria. Dia adalah mempelai Roh Kudus dan sangat mengenal Yesus Kristus Anaknya.

Lalu apa reaksi dari pengenalan Elisabet bagi Bunda Maria? Ia bersyukur kepada Tuhan dengan ‘Magnifikat’ atau yang kita kenal sebagai ‘Kidung Maria’. Kidung Maria merupakan gambaran diri Maria di hadapan Tuhan dan manusia. Dari Kidung Maria ini kita semakin diperkaya akan kekhasan Maria yang sebagiannya sudah diungkapkan Elisabet saat menjumpainya. Hidup Maria adalah untuk memuliakan Tuhan dengan jiwanya dan hatinya begembira karena Allah adalah Juruselamatnya. Maria adalah wanita yang berbahagia di hadirat Tuhan karena kerendahan hatinya. Dari situ Tuhan akan melakukan karya-karya besar di dalam hidupnya. Karya besar yang dimaksudkan adalah menjadi ibu Sang Penebus. Yesus sang Penebus akan menunjukkan kuasa-Nya bagi manusia supaya manusia mengikuti jalan yang lurus. Selanjutnya Maria tinggal dan melayani hingga Elisabet melahirkan Yohanes Pembaptis.

Dari Maria kita belajar untuk saling mengunjungi dan berbagi damai dan sukacita. Dalam masa pandemi ini kita tentu membatasi kunjungan-kunjungan keluarga namun Tuhan juga memberikan alat-alat canggih untuk mendekatkan kita satu sama lain. Mari kita menggunakannya untuk saling mengunjungi satu sama lain. Quality time berlangsung secara daring. Kita juga belajar untuk melayani dan rela mengurbankan diri untuk meringankan beban hidup sesama yang lain. Dari Maria kita belajar untuk tetap rendah hati di hadirat Tuhan. Tidak perlulah terlalu membanggakan diri sampai lupa akan Tuhan. Yang terpenting adalah damai dan sukacita yang kita bawakan itu bisa mengubah hidup sesama.

Pada hari ini kita semua dikuatkan kembali oleh Tuhan. Dalam masa pandemi pun kita masih bisa berbagi untuk menghibur dan menguatkan hati dan hidup sesama kita. Tuhan itu Maharahim maka Ia juga akan menyingkirkan segala beban kehidupan kita. Kita mendapat kekuatan dari Tuhan dalam bacaan pertama: “Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bertempik-soraklah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni Tuhan, ada di antaramu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi.” (Zef 3:14-15). Tuhan tidak akan membiarkan kita menderita berkepanjangan. Janganlah kita menjadi lemah dan tak berdaya, sebaliknya menjadi kuat dan siap membawa damai dan sukacita karena Tuhan beserta kita dan Bunda Maria mendoakan kita semua.

PJ-SDB