Belajar Pada Yesus
Selamat malam bagimu. Saya berharap bahwa dalam masa PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dari tanggal 3-20 Juli ini, Tuhan yang Mahabaik selalu melindungimu dan keluarga. Hampir setiap hari banyak di antara kita yang seakan menghitung hari, dan menghitung teman-teman yang sudah pergi mendahului untuk tinggal bersama Tuhan selama-lamanya. Pada hari Minggu 4 Juli 2021 ini muncul berita dari CNN Indonesia bahwa kasus Covid-19 tepat pada hari ini adalah 27.233 dengan kematian 555 orang. Membaca angka-angka ini membuat kita takut, sedih, dan bisa memiliki pikiran negatif kepada Tuhan. Ada di antara kita yang selalu berpikiran positif dengan menaruh segala kepercayaan kepada Tuhan. Ada kepasrahan kepada Tuhan karena percaya bahwa Tuhan pasti memberi yang terbaik dan selalu memiliki rencana yang indah bagi manusia.
Pada hari ini saya belajar sesuatu yang indah dari Tuhan. Dia bersama dengan para murid-Nya pergi ke Nazaret dan di sana Ia mengajar pada hari Sabat di dalam Sinagoga sehingga membuat semua orang takjub kepada-Nya. Sayang sekali karena orang-orang sekampung halaman-Nya mempertanyakan jati diri-Nya dan menolak Dia. Pengalaman ditolak itu tidaklah enak. Pengalaman ditolak itu menyakitkan. Pengalaman ditolak ini mirip dengan pengalaman banyak di antara kita yang kehilangan saudari dan saudara, sanak keluarga di masa pandemi ini. Kita juga merasa seperti ditolak oleh Tuhan dan yang ada adalah malapetaka di hadapan kita.
Dari Tuhan Yesus kita belajar bahwa sebuah penolakan memang menyakitkan tetapi tidak boleh kita balas dengan penolakan. Kejahatan tidak boleh dibalas dengan kejahatan tetapi dibalas dengan kebaikan. Santu Markus menulis: “Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka.” (Mrk 6:5). Ia tidak membuat mukjizat tetapi masih menyembuhkan beberapa orang sakit dan memberkati mereka. Ini sungguh sebuah perbuatan baik yang harus kita ikuti. Penginjil Markus menambahkan: “Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.” (Mrk 6:6). Sekali lagi Yesus tidak kecewa dan membalas penolakan orang-orang sekampung-Nya. Ia tetap berbuat baik dan masih berkeliling untuk berbuat baik dengan mengajar banyak orang. Sikap optimisme, tidak membalas dendam, selalu berpikiran positif, setia melayani, mengasihi musuh adalah nilai-nilai yang indah yang Tuhan Yesus tunjukan kepada kita pada hari ini.
Mari kita memeriksa bathin kita sebelum istirahat malam ini. Kita semua pernah mengalami penolakan hingga memiliki luka bathin akibat penolakan itu. Pikirkanlah orang-orang yang menolakmu dan dengan teladan Yesus katakanlah bahwa anda mengampuni mereka karena Tuhan kita mengajarkan untuk mengampuni dan mengasihi. Ucapkanlah sebuah doa pengampunan kepada mereka dan dengan demikian anda juga akan menjadi bebas. Luka bathinmu, rasa sakitmu akan hilang karena Tuhan melepaskanmu. Dia sendiri tidak menghitung-hitung dosa manusia. Dia melihat iman manusia kepada-Nya. Sungguh dari Yesus kita belajar untuk menjadi serupa dengan-Nya dalam mengasihi dan mengampuni.
Tuhan melindungi dan memberkati serta membebaskan kita semua dari hal-hal yang menyakitkan hati kita. Beristirahatlah dalam damai Tuhan di malam hari ini. Tuhan memberkati.
P. John Laba, SDB