Foof For Thought: Belajar dari Maria

Dari Maria saya belajar!

Mengakhiri hari ini saya mengingat sebuah perkataan yang sangat menyejukan dari Santo Yohanes Paulus II tentang belajar dari Bunda Maria. Ia berkata: “Untuk berhasil dalam niat-niamu, percayakan dirimu kepada Santa Perawan Maria yang Terberkati, terutama disaat-saat yang sulit dan gelap. Dari Maria kita belajar untuk berserah diri pada kehendak Tuhan dalam segala hal. Dari Maria kita belajar untuk percaya bahkan ketika semua harapan tampaknya hilang. Dari Maria kita belajar untuk mencintai Kristus, Putranya dan Putra Allah. Dari Maria kita belajar untuk selalu setia dan percaya bahwa sabda Tuhan kepadamu akan terpenuhi dan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.” Cobalah membacanya sekali lagi, perlahan-lahan dan anda merasa bahwa Tuhan juga mengasihimu melalui Bunda Maria.

Apa yang saya pelajari dari Bunda Maria pada hari ini?

Saya selalu menyapanya dalam doa Angelus dan lebih khusus lagi mendoakan Salam Maria. Kepadanya saya berjanji untuk tetap mengimani dan percaya kepada Yesus Puteranya: “Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus”. Semua perkataan dari malaikat Gabriel kepada Bunda Maria sungguh terlaksana sempurna. Semua perkataan dari malaikat Gabriel membuat saya semakin menghormatinya dan menjadi mengimani Yesus Puteranya. Ad Iesum per Mariam! Kepadanya saya juga selalu memohon doa-doanya karena saya yakni bahwa dialah pendoa yang setia kepada Yesus Puteranya: “Santa Maria, Bunda Allah. Doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati.” Bunda Maria adalah pendoa setia karena dia dikandung tanpa noda sehingga diangkat ke surga dengan jiwa dan badannya. Dia mendoakan kita semua yang berdosa sepanjang hidup kita.

Penginjil Lukas membantu saya hari ini untuk belajar hal lain yang penting dalam hidup setiap hari (Injil Lukas 1:39-56). Bunda Maria mengedukasi saya untuk memberi salam kepada orang yang saya jumpai. Lebih dahulu memberi salam adalah tanda kerendahan hati. Selain memberi salam, Bunda Maria membawa damai kepada keluarga Elizabeth. Damai adalah Yesus sendiri sang Raja damai. Ia sendiri berkata: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.” (Yoh 14:27). Betapa bahagianya saya kalau membawa damai. Saya teringat pada Yesus sang Anak Maria yang berkata: “Berbahagialah mereka yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat 5:9). Bunda Maria membawa sukacita karena dialah mempelai Roh Kudus. Roh Kudus membuat hidup manusia penuh dengan sukacita sebagai buah Roh. Bunda Maria melayani dengan tulus, meskipun sedang hamil muda. Bunda Maria selalu bersyukur kepada Tuhan. Magnifikat adalah ungkapan rasa syukur yang besar dari Bunda Maria kepada Allah.

Ini semua yang saya pelajari dari Bunda Maria pada Hari Rayanya ini. Nah, apa yang hari ini anda pelajari dari Bunda Maria? Apa yang anda minta dari Tuhan melalui Bunda Maria yang diangkat ke surga dengan mulia hari ini?

P. John Laba, SDB